Rahardjo, Adam Pamudji
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Return Flow antar Bendung (Studi Kasus Bendung Klampok-Plakaran dan Bendung Sekarsuli) Nurrochmad, Fatchan; Rahardjo, Adam Pamudji; Sujono, Joko; Refika, Cut Dwi
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.305 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.1.5

Abstract

Abstrak. Return flow berasal dari aliran yang disadap untuk keperluan irigasi yang sebagian alirannya tidak dimanfaatkan oleh lahan irigasi kembali ke sungai berupa limpasan dan rembesan. Bendung yang menjadi tinjauan penelitian ini adalah Bendung Klampok-Plakaran dan Bendung Sekarsuli yang berada di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis return flow dilakukan dengan Model Tangki. Bentuk Model Tangki disusun berdasarkan kondisi sawah, kebun tebu dan kolam ikan. Parameter Model Tangki yaitu koefisien keluaran dari lubang samping, koefisien keluaran dari lubang bawah dan tinggi tampungan di tangki. Keluaran dari lubang samping tangki berupa limpasan dan rembesan merupakan nilai return flow. Model Tangki dikalibrasi dan diverifikasi untuk mendapatkan Model Tangki yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Indikator ketelitian yang digunakan adalah koefisien korelasi (R) sebesar 0,97, Volume Error (VE) sebesar 5,00 % dan Root Mean Square Error (RMSE) adalah sebesar 0,03. Nilai return flow pada musim tanam I (Oktober-Januari), musim tanam II (Februari-Mei) dan musim tanam III (Juni-September) berturut-turut sebesar 67,06%; 24,05% dan 21,38%. Verifikasi ketelitian parameter Model Tangki dilakukan pada musim tanam 2009-2010. Nilai ketelitian untuk verifikasi koefisien korelasi (R), Volume Error (VE) dan Root Mean Square Error (RMSE) masing-masing adalah 0,81; 5,20 dan 0,14. Abstract. Return flow occures when the intake flow for irrigation is not utilized and return back to the river, whether by runoff or seepage. This study focused on Klampok-Plakaran and Sekarsuli weirs in Sleman Regency Special Region of Yogyakarta. The return flow analysis was carried out by using the Tank Model. The model was adjusted to the field condition, such as paddy fields, cane plantation and fish ponds. Parameters in the Tank Model were the output coefficient from the side flow and below, and the height of storage in the tank. Output from the side of the tank consisted of runoffs and seepage, which were the return flow value. The Tank Model was calibrated and verified to obtain the most proper Tank Model suitable to the condition on field. The accuracy indicators consists of correlation coefficient (R), Volume Error (VE), and Root Mean Square Error (RMSE) of 0,97; 5,00 % and 0,03, respectively. Values of return flow during the cultivation season I (October - January), cultivation season II (February - Mei) and cultivation season III (June - September) were 67,06%, 24,05% and 21,38%, respectively. Model verification parameters were carried out on cultivation season 2009-2010. Value accuracy for the correlation coefficient (R), Volume Error (VE) and root mean square error (RMSE) are 0,81; 5,20 dan 0,14 respectively.
Potensi wilayah terdampak keruntuhan Bendungan Matenggeng di Sungai Cijolang Utomo, Bagus Prio; Rahardjo, Adam Pamudji; Legono, Djoko
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 1 (2019): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.363 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i1.66

Abstract

Abstrak. Bendungan Matenggeng yang rencana akan dibangun di Sungai Cijolang merupakan bendungan multifungsi yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat diantaranya untuk mengairi lahan irigasi, air baku, pengendalian banjir, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata. Selain memiliki banyak manfaat, pembangunan bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang sangat tinggi. Salah satu potensi bahaya yang dapat terjadi adalah keruntuhan bendungan yang diakibatkan adanya rekahan karena limpasan air pada puncak bendungan (overtopping) ataupun rekahan karena adanya rembesan di tubuh bendung (piping). Keruntuhan Bendungan akan menimbulkan banjir bandang yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa dan kerusakan harta benda. Dengan menggunakan program HEC-RAS 5.0.3, didapatkan hasil bahwa pada skenario keruntuhan overtopping, dimensi pelimpah Bendungan Matenggeng masih mampu untuk melewatkan debit maksimum (QPMF) sebesar 9.067 m3/s sehingga air tidak sampai melimpas ke puncak bendungan. Pada skenario keruntuhan piping, diperkirakan luas genangan mencapai 17.568 ha yang akan menggenangi 92 desa, 416 km jalan, dan 169 fasilitas umum.  Lebih dari separuh luas wilayah yang tergenang masuk kategori bahaya banjir tinggi hingga ekstrim dengan lahan sawah merupakan wilayah yang paling banyak masuk dalam kategori tersebut. Kata kunci: genangan, kategori bahaya banjir, bendungan.DOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.66
EFEKTIVITAS PENGGELONTORAN SEDIMEN (FLUSHING) STUDI KASUS WADUK PB SOEDIRMAN Cantik, Bella Koes Paulina; Legono, Djoko; Rahardjo, Adam Pamudji
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.194 KB) | DOI: 10.24002/jts.v16i1.4213

Abstract

Sedimentasi waduk menjadi salah satu masalah kompleks yang harus ditangani secara tepat. Banyak upaya pemeliharaan waduk yang dilakukan agar umur teknis waduk dapat bertahan sesuai perencanaan, salah satu diantaranya adalah pengeluaran sedimen dari dalam waduk dengan cara flushing. Flushing atau penggelontoran sedimen dalam jumlah yang masif menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengurangi sedimen yang terlanjur mengendap guna mencapai efektivitas dan efisiensi pembuangan sedimen dari dalam waduk. Waduk Mrica merupakan salah satu waduk di Indonesia yang rutin melakukan flushing sebagai upaya pemeliharaan. Flushing Waduk Mrica melalui drawdown culvert (DDC) sudah dilakukan sejak tahun 1992 namun volume aktif waduk semakin menurun setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja flushing dengan menghitung nilai flushing feasibility dengan mendasarkan pada praktik atau pelaksanaan flushing Waduk Mrica selama ini serta berdasarkan kriteria dan rumus pendekatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai efektivitas tertinggi adalah pada tahun 2014 dengan nilai 0,059 untuk Metode Morris & Fan dan Metode Qian, dan 0,067 untuk Metode Lai & Shen. Sedangkan untuk Metode Ackers & Thompson menghasilkan nilai 0,858. Hasil perhitungan feasibility study menunjukkan bahwa flushing yang dilakukan Waduk Mrica pada tahun tertinjau belum dapat dikategorikan layak dikarenakan kriteria Sediment Balance Ratio with Full Drawdown tidak terpenuhi. Penelusuran waduk menunjukkan bahwa adanya konsistensi nilai head loss coefficient dengan range nilai 3,98 sampai dengan 4,14 pada penggelontoran sedimen di Waduk Mrica. Sehingga dapat disimpulkan bahwa flushing dapat mencapai feasible dan efektif bila dilakukan pada saat inflow mulai naik, durasi melebihi 13 jam, dan debit flushing mencapai 280 m3/s.