Indari
ITSK RS Dr. Soepraoen Kesdam V Brawijaya Malang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Factor Predictors of Prolonged Stress of University Students Taking Online Learning Dian Pitaloka Priasmoro; Indari Indari; M. Ridwanul Dwiona; Indra Susanto
Journal of Ners and Midwifery Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v9i1.ART.p092-098

Abstract

The Covid-19 pandemic has caused changes all aspects of people's lives today, especially in the world of education which requires all elements of education to adapt and continue the rest of the semester with online learning. This condition caused prolonged stress, a condition where there is physical, emotional, and mental fatigue caused by excessive. This research was conducted on April 2021 with the aim of identifying predictors of prolonged stress of students taking online learning. The method used descriptive approach. The data analysis used factor analysis with KMO and Bartlett's Test methods. The population in this research were all students of nursing study program ITSK RS dr. Soepraoen Malang total 815. The sampling technique used accidental sampling with total sample of 279. The instrument used Maslach Burnout Inventory which distributed online by google forms. The results showed that almost all of the students who experienced mild to moderate prolonged stress were regular students with a total of 252 people (90.3%), low to moderate respondents were unmarried, organizational factors causing prolonged stress were institutional support, more than half of the respondents, 27 people (9,7 %) who felt adequate support from the institution experienced prolonged stress in the mild to moderate category. The dominant factor was student's status as a regular student or assignment or study permit with the significance value was 0.001 <0.05. It is recommended that students actively seek support systems from family and friends as well as educational institutions that are consistent in supporting students
PENGARUH APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERBASIS TEKNOLOGI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG Indari .
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang :SOP (standar operasional prosedur) adalah standar yang harus di jadikan acuan dalam memberikan setiap pelayanan. Kelalaian perawat dan pengetahuan yang kurang dalam melakukan tindakan tidak sesuai SOP akan membahayakan bagi perawat maupun klien. Pada saat ini kebanyakan SOP di rumah sakit masih paper baseddan tersimpan di folder yang merupakan hambatan untuk mendapatkan informasi tentang SOP itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi sistem informasi manajemen (SIM) terhadap pengetahuan tentang SOP. Metode: Penelitian ini menggunakan design quasy eksperimen dengan pre-post one group only, dengan menggunakan tehnik purposive sampling didapatkan 16 sampelserta analisis data dengan wilcoxon ranks. Hasil: Penelitian menunjukkan pengetahuan tentang SOP keperawatan sebelum aplikasi SIM keperawatan adalah kategori baik 43,7% (7 orang), kategori cukup 50% (8 orang), serta 6,25% (1 orang) dalam kategori kurang sedangkan pengetahuan SOP setelah aplikasi SIM kategori baik 62,5% (10 orang), kategori cukup 37,5% (6 orang). Pada analisis wilcoxon ranks test dengan SPSS 16 pada tarap signifikansi (α = 0,05) didapatkan nilai p valuenya = 0,001 (p valuenya< 0,05). Kesimpulan: Aplikasi SIM keperawatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan tentang SOP di ruang anak Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Disarankan untuk diaplikasikannya SIM keperawatan untuk semua rumah sakit termasuk RSSA yang didalamnya memuat kontens SOP yang lebih praktis, efektif dan fleksibel Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Pengetahuan Perawat, SOP (standar operasional prosedur
Gambaran Regulasi Emosi Remaja SMK Korban Bullying di SMK Multimedia Tumpang Hikmah Diajeng; Indari Indari; Mustriwi Mustriwi
Nursing Information Journal Vol 1 No 1 (2021): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.033 KB) | DOI: 10.54832/nij.v1i1.164

Abstract

Remaja yang menjadi korban bullying akan mengalami permasalahan emosional yaitu regulasi emosi, dimana remaja tidak bisa mengontrol dan mengatur emosinya. Hal ini menandakan kurangnya remaja menontrol dan mengelola emsoinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui reguasi emosi remaja SMK korban bullying. Metode penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggunakan total sampling. Sampel penelitian 35 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (23 remaja atau 65,5%) mengalami regulasi emosi rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bahwa remaja diperlukan adanya pendampingan psikologis yang bisa diberikan oleh guru bimbingan konseling serta orang tua sebagai orang terdekat dari remaja diharapkan memberikan support serta motivasi kepada remaja korban bullying supaya remaja tersebut mampu mengontrol emosinya.
Gambaran Faktor Predisposisi yang Mempengaruhi Gangguan Jiwa di Puskesmas Desa Bantur Kabupaten Malang Diah Kusuma; Indari Indari; Dian Pitaloka Priasmoro
Nursing Information Journal Vol 1 No 1 (2021): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.032 KB) | DOI: 10.54832/nij.v1i1.165

Abstract

Gangguan jiwa adalah bentuk gangguan yang menyebabkan penderitanya susah bersosialisasi dan menimbulkan beban bagi keluarga. Penyebab gangguan jiwa sampai saat ini tidak diketahui secara pasti, namun berdasarkan sumber teori disebabkan karena faktor predisposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor predis posisi yang berpengaruh terjadinya gangguan jiwa. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan accidental sampling selama 3 minggu. Sampel penelitian ini 25 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa Faktor predisposisi yang paling banyak pada biologis adalah genetik 9 responden (36%), pada psikologis yang paling banyak adalah pengalaman tidak menyenangkan 12 responden (48%), dan pada sosial yang paling banyak adalah tidak bekerja/memiliki penghasilan yang kurang 12 responden (48%). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa tidak hanya mengobati tanda dan gejala tetapi juga dapat mencegah gangguan jiwa untuk mengurangi faktor-faktor tersebut.
Metode Finger Painting Sebagai Upaya Mengurangi Temperament Pada Anak Usia Sekolah Akibat School From Home di SDN Kotalama 4 Malang Dian Pitaloka Priasmoro; Indari; Ichwatus Saniah; Yusdianto Widodo; Dian Ayu Puspita
Pelita Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): November 2021
Publisher : Pelita Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Temperament is a condition in which a child is easily disturbed emotionally accompanied by the emergence of various expressions. Doing finger painting can help children sit still for 5 minutes or so, so that they can express their feelings and calm their emotions. Method : The first method used in this service is to increase children's knowledge about temperament and their impact on children. Then the second service team invited the children to do finger painting. Where grade 1 students are asked to make free or abstract pictures with their fingers. Then make regular lines such as curved lines, rectangles, triangles, zig zags and the last step is to give students the opportunity to sketch free images according to their imagination and color them with color paint using 5 fingers or palms. Result : A total of 27 students in grade 1 were able to understand the knowledge of temperament, characteristics, causes and ways to overcome temperament. All students can follow the procedure, follow from the beginning to the end of the activity, and feel the pleasure of getting a new learning experience that is different from usual through the finger painting program guided by the group leader. Conclusion : Based on the above results, it is hoped that the school will always provide creative and interesting learning experiences to students so that students do not experience boredom which can trigger temperament.
Dukungan Mental dan Psikososial pada Remaja dengan Orang Tua Broken Home Indari; Dian Pitaloka Priasmoro; Efti Dio Fatma; Vera Puspita
KOLABORASI JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 2 No 3 (2022): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.362 KB) | DOI: 10.56359/kolaborasi.v2i3.124

Abstract

Introduction: Broken home families are an unfavorable condition and can cause disruption of adolescent development and can lead to juvenile delinquency and psychological disorders such as stress, anxiety, and depression. This phenomenon can certainly have a detrimental impact on adolescents if not treated immediately. Objective: The potential for mental health problems or juvenile delinquency will increase if no efforts are made. The provision of mental health and psychosocial support to adolescents who experience a broken home is expected to provide an intervention so that adolescents do not experience health problems, especially in their mental state. Method: The method used in this service is the first to conduct mental health screening on broken home adolescents using SRQ 29, then the service team provides education about broken homes and education about psychosocial disorders in adolescents. The next stage is that the youth and the team carry out Mind fullness Sharia Islam (MSI). Service activities were carried out using Zoom meetings due to the Covid 19 Pandemic conditions. The last activity carried out was to evaluate the emotional mental health of adolescents using SRQ 29. Results: The results of the screening with SRQ showed that 21 adolescents experienced psychosocial disorders, namely 13 adolescents experienced anxiety, 7 adolescents experienced PTSD and one teenager experienced drugs. After educating and giving MSI, adolescents understand about broken homes and additions, characteristics of psychosocial disorders and have strengths after MSI is done. Conclusion: Based on the results above, it is hoped that support for broken home teenagers can be given with positive activities and appropriate interventions.
Pembentukan Kader Remaja dan Pelatihan Posyandu Remaja di Desa Sidorahayu Wagir MalangPembentukan Kader Remaja dan Pelatihan Posyandu Remaja di Desa Sidorahayu Wagir Malang Indari Indari; Yuni Asri; Viyata Chanifiah Utami; Indah Setyowati; Siti Nurwinda
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i11.7337

Abstract

ABSTRAK Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, dimasa remaja ini masalah kesehatan sangat kompleks dan penting sekali untuk segera ditangani agar tidak menimbulkan permasalahan dan tidak mengalami resiko gangguan psikologis.  Dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan pada remaja maka solusi yang bisa ditawarkan kepada masyarakat adalah pembentukan kader remaja. Tujuan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membentuk kader remaja dan memberikan pelatihan posyandu remaja di desa Sidorahayu Wagir Malang. Metode yang dilakukan adalah pembentukan kader remaja dan pelatihan yang dilakukan di Balai Desa Sidorahayu Wagir  Malang pada tanggal 11-19 Juli 2022 yang dihadiri oleh 7 remaja dan didampingi oleh orang tua, kader balita dan lansia. Hasil dari kegiatan ini adalah telah terbentuk kader remaja Desa Sidorahayu dengan waktu pelaksanaan setiap 1 bulan sekali bertempat di Balaidesa Sidorahayu Wagir. Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu remaja yang hadir sangat aktif dalam mengikuti kegiatan pelatihan posyandu remaja dan dan berkomitmen dalam mendukung program salah satunya adalah  kegiatan posyandu remaja yang akan dilakukan dalam setiap bulan. Kata Kunci : Pembentukan, Pelatihan, Kader, Posyandu, Remaja  ABSTRACT Aadolescence  is a time to transition from children to adults, in health problems are complicated in this period and it is very important to be handled immediately without risk of psychological disorders. To improve the health welfare of adolescents, the solution that can be offered to the community is to form the adolescent cadres. The purpose of this activity is to form the adolescent cadres and to provide training for adolescent posyandu in Sidorahayu village, Wagir, Malang. The method of this activity is the formation of the adolescent cadres and training at the Sidorahayu Village, Wagir, Malang on 11-19 July 2022, which was attended by 7 adolescent and their parents, some cadres. The result of this activity is that the adolescent cadres of Sidorahayu Village has been formed with the implementation time in every month at the Sidorahayu Village Wagir Malang. The conclusion of this activity is that the adolescents who attended were very active to participate in the adolescent posyandu training activities and were committed to supporting the program, one of which was the adolescent posyandu activity which would be carried out every month. Keywords : The Formation, Training, Cadre, Posyandu, Adolescent
Hubungan Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Penyebab Broken Home dan Status Tempat Tinggal dengan Self-Esteem Remaja pada Keluarga Broken Home di Desa Sidorahayu Wagir Malang Indari Indari; Yuni Asri; Viyata Chanifiah Utami; Indah Setyowati; Siti Nurwinda; Erik Kusuma
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 Nomor 1 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i1.7599

Abstract

ABSTRACT Self-esteem is an evaluation from the individuals related to themselves with the positive value or negative value that affected to the thinking process, emotions, values and goals, while a broken home is a family condition that cannot lead to conflict often occurring and resulting in the reality of these facts can have a negative impact on the personality development of adolescents. The purpose of this study was to analyze the relationship between age, education, occupation, causes of broken home and residence status with adolescent self-esteem in broken home families. The design in this study was cross sectional, this research was conducted in the Sidorahayu village Wagir Malang with a sampling technique used purposive sampling with inclusion criteria for adolescents aged 11-19 years with 84 respondents. The self-esteem instrument was using to measurement a Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) questionnaire with the 58 questions and bivariate analysis with chi-square. The results of the statistical tests showed that there was a significant relationship between the causes of broken homes and adolescent self-esteem in the broken homes families with p-value = 0.015 (p <0.05). It is hoped that the parents can provide the strong foundation with the love for their children, as well as a good education in order to a good personality and have good resilience. Keywords: Self-Esteem, Youth, Broken home  ABSTRAK Self-esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu yang berkaitan terhadap dirinya sendiri baik berupa penilaian positif maupun negatif yang berpengaruh dalam proses berfikir, emosi nilai-nilai dan tujuan, sedangkan broken home merupakan suatu kondisi keluarga yang tidak harmonis akibatnya sering terjadi konflik hingga mengakibatkan pertengkaran dan berujung pada perpisahan sehingga realita tersebut dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan kepribadian remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia, pendidikan, pekerjaan, penyebab broken home dan status tempat tinggal dengan self-esteem remaja pada keluarga broken home. Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional, penelitian ini dilakukan di Desa Sidorahayu Wagir Malang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi remaja usia 11-19 tahun dan didapatkan sejumlah 84 responden. Instrumen pengukuran self-esteem ini menggunakan kuesioner Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) yang terdiri dari 58 pertanyaan dengan analisis bivariat menggunakan chi-square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyebab broken home dengan self-esteem remaja pada keluarga broken home dengan nilai p-value = 0,015 (p< 0,05). Diharapkan orang tua memberikan dasar yang kuat dalam memberikan kasih sayang yang utuh untuk anaknya, serta pendidikan yang baik agar terbentuk pribadi yang kuat dan memiliki ketahanan yang baik Kata Kunci: Self-Esteem, Remaja, Broken home
Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita Usia Subur yang Mengalami Keputihan Patologis Aprilina Sulistya Andari; Dian Pitaloka Priasmoro; Indari Indari
Nursing Information Journal Vol 2 No 2 (2023): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v2i2.378

Abstract

Pendahuluan: Keputihan yang terjadi dapat menekan kejiwaan seseorang karena keputihan dapat kambuh dan muncul kembali sehingga dapat berpengaruh pada seseorang baik secara fisiologi maupun psikologis dan dapat menimbulkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan wanita usia subur yang mengalami keputihan patologis. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua wanita usia subur yang mengalami keputihan di RW 08 Desa Mojosarirejo sebanyak 101 wanita. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi wanita usia subur usia 20-45 tahun yang bersedia menjadi responden dan masih mengalami menstruasi, wanita usia subur usia 20-45 tahun yang mengalami dan pernah mengalami keputihan patologis, dan wanita usia subur usia 20-45 tahun yang tidak buta huruf, jumlah sampel sebanyak 35 responden. Variabel yang diteliti adalah tingkat kecemasan Wanita Usia Subur yang mengalami keputihan patologis. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner DASS 42 yang terdiri dari 14 pernyataan tentang ansietas, yang mengevaluasi bagaimana perasaan responden, selanjutnya data yang yang terkumpul di analis dengan analisis Univariat dan di sajikan dalam bentuk persentase. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 19 responden (54%), sebagian kecil mengalami kecemasan sedang sebanyak 11 responden (32%), dan sebagian kecil tidak mengalami kecemasan atau normal sebanyak 5 responden (14%). Kecemasan yang terjadi dimungkinkan karena beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, dan pengetahuan yang kurang. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian diharapkan responden peduli akan kesehatannya dengan cara mencari informasi. Dengan mengetahui informasi penanganan penyakit maka akan membentuk mekanisme koping yang baik sehingga tidak salah persepsi dan menimbulkan kecemasan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan pengembangan ilmu keperawatan dan perencanaan keperawatan melalui promosi kesehatan.
Gambaran Tingkat Kecemasan Tentang Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Prodi D3 Keperawatan ITSK RS dr. Soepraoen Malang Ella Irnanda; Indari Indari; Tien Aminah
Nursing Information Journal Vol 3 No 1 (2023): Nursing Information Journal
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/nij.v3i1.481

Abstract

Pendahuluan: Keterserapan tenaga perawat yang semakin sedikit berbanding terbalik dengan angka kelulusan mahasiswa perawat setiap tahun. Lapangan pekerjaan yang semakin sempit, tingkat pengangguran yang cukup tinggi dan persaingan dunia kerja yang ketat untuk memperoleh peluang kerja. Hal ini membuat keresahan bagi mahasiswa prodi D3 keperawatan untuk karirnya setelah menjadi sarjana. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi seluruh mahasiswa tingkat akhir prodi D3 Keperawatan ITSK RS dr. Soepraoen Malang. Sampel pada penelitian ini sebagian mahasiswa tingkat akhir Prodi D3 Keperawatan ITSK RS dr. Soepraoen Malang. Menggunakan teknik purposive sampling dengan 60 responden. Variabel penelitian tingkat kecemasan tentang karir pada mahasiswa Prodi D3 Keperawatan. Alat ukur menggunkan lembar kuesioner, kemudian di analisa data menggunakan editing, scoring, coding, tabulating, dan presentase, setelah itu dilakukan penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan karir pada mahasiswa, hampir setengah dari 19 responden (31,7%) dalam kategori panik, sangat sedikit 7 responden (11,7%) dalam kategori cemas ringan. Hasil penelitian tersebut bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti usia, ekonomi, jenis kelamin, pengalaman kerja, serta pendapatan orang tua. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian diharapkan responden mampu untuk meningkatkan kemampuan kognitif, skill, dan memiliki efikasi diri serta perencanaan karir yang matang agar dapat mengurangi cemas yang akan berdampak pada hambatan dalam pemilihan serta kematangan karir.