Ery Suhartanto
Universitas Brawijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Kekeringan Meteorologi dengan Menggunakan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan China Z Index (CZI) di DAS Lekso Kabupaten Blitar Firda Novita; Donny Harisuseno; Ery Suhartanto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.26

Abstract

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi kekeringan, salah satunya yaitu DAS Lekso. Kekeringan yang terjadi di Kabupaten Blitar disebabkan oleh minimnya intensitas curah hujan yang turun, maka dari itu dibutuhkan upaya awal untuk memitigasi kekeringan meteorologi dengan cara memantau dan menganalisis kekeringan yang terjadi pada lokasi studi. Metode yang digunakan dalam menganalisis kekeringan yaitu metode Standardized Precipitation Index (SPI)) dan metode China Z Index (CZI) yang kemudian dibandingkan dengan data Southern Oscillation Index (SOI). Hasil indeks kekeringan kedua metode yang telah dikomparasi dengan data SOI akan digunakan sebagai penggambaran peta sebaran kekeringan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan interpolasi Kriging. Pada hasil analisa perbandingan indeks kekeringan dengan data SOI bulanan didapatkan hasil persentase pendekatan metode CZI sebesar 57.45% dan metode SPI sebesar 42.55%. Pada perbandingan indeks kekeringan dengan SOI rerata tahunan didapatkan persentase metode CZI sebesar 63% dan metode SPI sebesar 60%. Pada hasil analisa korelasi indeks kekeringan yang dikomparasi dengan data hujan didapatkan nilai korelasi metode CZI memiliki tingkat hubungan korelasi mendekati positif sempurna dan metode SPI memiliki korelasi yang cukup. Sehingga metode CZI dipilih sebagai penggambaran peta sebaran kekeringan menggunakan interpolasi kriging yang kemudian didapatkan desa-desa yang terdampak kekeringan di Kabupaten Blitar khusunya di DAS Lekso.
Studi Optimasi Pemanfaatan Air Irigasi pada Daerah Irigasi Gumbasa Kabupaten Sigi Menggunakan Program Linier Muhammad Qurais Shihab; Lily Montarcih Limantara; Ery Suhartanto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.22

Abstract

Daerah Irigasi Gumbasa memiliki luas baku sawah sebesar 1737 hektar. ditemukan beberapa permasalahan seperti pola tata tanam yang dibuat oleh Dinas Pengairan tidak sejalan dengan kondisi lapangan serta air yang tersedia di Bendung Gumbasa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada musim kemarau. Agar ketersediaan air dapat mencukupi kebutuhan diperlukan pengoptimalan luas areal yang dapat terairi dari ketersediaan air irigasi yang ada dengan menggunakan program linier agar dapat diperoleh manfaat maksimal dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Studi ini mempunyai masalah kekeringan pada rata – rata dalam setahun dapat teratasi berawal dari 33,3% periode tercukupi menjadi 100%, intensitas tanam 40,97% menjadi 165,177% serta keuntungan bersih yang meningkat dari Rp. 7.815.404,895 Per tahun menjadi Rp. 32.969.542,295 dengan kondisi debit andalan 97%. Sedangkan pada kondisi debit andalan 80% berawal dari 79,17% periode tercukupi menjadi 100%, intensitas tanam dari 106,94% menjadi 262,5% serta keuntungan bersih yang meningkat dari  Rp. 20.399.617,696 per tahun menjadi Rp. 49.682.562,315. Untuk kondisi debit andalan 75% berawal dari 91,68% periode terpenuhi menjadi 100%, intensitas tanam 124,58% menjadi 247,44% serta keuntungan bersih yang meningkat dari Rp. 23.765.038,614 menjadi keuntungan maksimum yaitu Rp. 50.135.817,479. Untuk kondisi debit andalan 50% dan 30% tidak di optimasi dikarenakan ketersediaan airnya memenuhi kebutuhan air irigasi.
Analisis Erosi dan Arahan Konservasi Lahan pada DAS Gembong Kabupaten Pasuruan Berbasis Sistem Informasi Geografis Reyhan Satya Imani; Ussy Andawayanti; Ery Suhartanto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.05

Abstract

Daerah Aliran Sungai Gembong sering terjadi bencana banjir terutama bagian hilir serta perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya erosi dan sedimentasi. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan penanganan untuk mereduksi permasalahan di DAS Gembong dengan melakukan usaha konservasi berupa perencanaan Checkdam. Dalam menentukan nilai erosi dan sedimentasi menggunakan model ArcSWAT. Model ini memerlukan 4 tahap yaitu delineasi DAS, pengelolaan Hydrology Response Unit (HRU), memasukkan data kedalam database, kemudian melakukan simulasi. Dari hasil simulasi didapatkan nilai rerata erosi  14,19 ton/ha/tahun, rerata sedimentasi 5,97 ton/ha/tahun, dan rerata volume sedimen sebesar 771,5 m3. Hasil analisa Indeks Bahaya Erosi (IBE) kondisi eksisting didapat 2 kriteria yaitu rendah seluas 1166,62 ha dan sedang seluas 2019,78 ha. Hasil dari perencanaan Checkdam yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan lahan DAS Gembong menunjukkan penurunan volume sedimen sebesar 65,72 %. Setelah dilakukan perencanaan Checkdam untuk hasil Indeks Bahaya Erosi kondisi skenario didapat 2 kriteria dengan perbedaan luas yaitu rendah bertambah luasan menjadi 3128,09 ha dan penurunan luas pada kondisi sedang menjadi 58,31 ha. Gembong watershed is often flooded especially downstream and changes land use that cause erosion and sedimentation. From those problems to reduce problem in Gembong watershed, need conservation especially Checkdam construction. In determining the value of erosion and sedimentation using ArcSWAT model. This model need 4 process, the first is watershed delineation, management of the Hydology Response Unit (HRU), input data to database, then running simulations.The result from simulation, average erosion value is 14,19 tons/ha/year, average sedimentation is 5,97 tons/a/year, and average sediment volume is 771,5 m3. The analysis result of the Erosion Hazard Index (EHI) have 2 criteria, low level of 116,62 ha area and medium level of 2019,78 ha area. The result of Checkdam design that was adjusted to the land capacity Gembong watershed showed a reduce in sediment volume of 65,72 %. For the crireria of the Erosion Hazard Index in low level conditions increased to 3128,09 ha area and the medium level condition decreased to 58,31 ha area.