Yehezkiel Christian Purnomo
Universitas Brawijaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Keruntuhan Bendungan Raknamo Kabupaten Kupang Menggunakan Software HEC-RAS Yehezkiel Christian Purnomo; Runi Asmaranto; Dian Sisinggih
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.29

Abstract

Raknamo Dam is a hydraulic structure built on the Noel Puames River to store and control its flow by forming a reservoir in the upstream area. Raknamo Dam, which is categorized as non-homogeneous (zoned) earth dam, was developed to supply water for domestic purposes, irrigation, micro-hydropower, recreational object, and flood control. The essential goal of this study is to discover probable failure scenarios for Raknamo Dam. Based on the hypothetical scenarios, there are two major causes of dam failure: overtopping and piping. Dam-break analysis was carried out via HEC-RAS 5.0.7 Software using various scenarios. Overtopping Scenario produces the largest inundation area that stretches up to 5030.79 hectares. The flash flood triggered by the dam failure had devastating effects on downstream areas: affected 10200 people, damaged 2682 buildings, inundated 3340 hectares cultivated land, 140.512 kilometres roads impassable, and several others followed. The downstream area suffered Rp 1,124,903,589,268.22 loss according to the assessment via Ina-SAFE approach.Bendungan Raknamo merupakan struktur hidrolis yang dibangun pada ruas Sungai Noel Puames untuk menampung dan mengatur aliran air dengan membentuk waduk di sisi hulu bendungan. Bendungan yang dikategorikan dalam jenis bendungan urugan tanah non-homogen (zonal) ini dikembangkan dalam rangka memenuhi pasokan air domestik, pemenuhan kebutuhan air irigasi, pembangkit listrik tenaga mikro-hidro, prasarana wisata, dan pengendalian banjir. Tujuan utama penelitian ini ialah mengetahui skenario kegagalan yang mungkin terjadi pada Bendungan Raknamo. Berdasarkan hipotesis, terdapat dua skenario utama yang menyebabkan Keruntuhan Bendungan Raknamo, yaitu overtopping dan piping. Analisis keruntuhan bendungan dilakukan pada Software HEC-RAS 5.0.7 dengan berbagai pendekatan skenario. Skenario Overtopping menimbulkan genangan dengan luasan terbesar yang membentang seluas 5030.79 hektar. Banjir bandang yang dipicu kegagalan bendungan meimbulkan dampak buruk pada daerah hilir: 10200 penduduk terdampak, 2682 bangunan rusak, 3340 hektar lahan cocok tanam tergenang, 140.512  kilometer ruas jalan tidak dapat dilalui, dan beberapa lainnya. Kerugian pada daerah di hilir Bendungan Raknamo diestimasikan mencapai Rp 1,124,903,589,268.22 hasil penilaian kerugian tersebut dilakukan dengan menggunakan Metode InaSAFE.
Pemetaan Sebaran Indeks Bahaya Erosi dan Arahan Penggunaan Lahan di Sub DAS Brantas Hulu Kota Batu Berbasis Sistem Informasi Geografis Yehezkiel Christian Purnomo; Runi Asmaranto; Dian Sisinggih
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.01.18

Abstract

The Upper Brantas sub-watershed is included in one of the watershed areas that is experiencing changes to the reduced ability of the watershed in terms of storing water and the increasing rate of erosion and sedimentation. Related to the handling to be carried out, it is necessary to carry out an analysis of the magnitude of the rate of erosion and sedimentation. This study aims to determine the value of the erosion hazard index (EHI) by Hammer (1981) which is one of the parameters to measure the sensitivity of soil and land to the possibility of erosion that will occur. The MUSLE method was chosen as the main method in determining the sedimentation rate with a combination of Sediment Delivery Ratio (SDR) as a means to obtain erosion values in terms of sedimentation analysis results. The results of the analysis show that the mean of existing sedimentation is 22.97 mm/year. While the Existing EHI results obtained a medium criterion index (1.0 – 4.0) covering an area of 350,660 ha (2.19%), a high criterion index (4.01 – 10.00) an area of 589,059 ha (3.68%), and a very high criterion index (>10.01) covering an area of 15053,150 ha (94.12 %). The results of the new scenario that carries the direction of land use based on the provisions of the RLKT and changes in land management (Factor P) show a decrease in sedimentation by 88.30% to 2.69 mm/year. The EHI results for the new scenario obtained a low to high index (0.01 – 10.00) covering an area of 14820.89 ha (92.67%) and a very high index (>10) covering an area of 1171.97 ha (7.33%). In addition, a check dam is proposed on the new scenario land with very high EHI with result sedimentation reduction effectiveness of 13.46%.SubDAS Brantas Hulu termasuk dalam salah satu area DAS yang mengalami perubahan terhadap berkurangnya kemampuan DAS dari segi menyimpan air dan semakin besarnya laju erosi maupun sedimentasi. Terkait dengan penanganan yang akan dilakukan, perlu dilakukan adanya analisis terhadap besaran laju erosi dan sedimentasi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui nilai indeks bahaya erosi (IBE) oleh Hammer (1981) yang merupakan salah satu parameter untuk mengukur kepekaan tanah dan lahan terhadap kemungkinan erosi yang akan terjadi. Metode MUSLE dipilih sebagai metode utama dalam penentuan laju sedimentasi dengan kombinasi Sedimen Delivery Ratio (SDR) sebagai sarana untuk mendapatkan nilai erosi ditinjau dari hasil analisis sedimentasi.  Hasil analisis menunjukkan rerata sedimentasi eksisiting adalah 22.97 mm/tahun. Sedangkan hasil IBE Eksisiting diperoleh indeks kriteria sedang (1.0 – 4.0) seluas 350.660 ha (2.19%), indeks kriteria tinggi (4.01 – 10.00) seluas 589.059 ha (3.68%) dan indeks kriteria sangat tinggi (>10.01) seluas 15053.150 ha (94.12%). Hasil dari skenario baru yang mengusung arahan penggunaan lahan berdasarkan ketentuan RLKT dan perubahan pengelolaan lahan (Faktor P) menunjukkan penurunan sedimentasi sebesar 88.30% menjadi 2.69 mm/tahun. Hasil IBE skenario baru diperoleh indeks rendah sampai tinggi (0.01 – 10.00) seluas 14820.89 ha (92.67%) dan indeks sangat tinggi (>10) seluas 1171.97 ha (7.33%). Selain itu diusulkan checkdam pada lahan skenario baru dengan IBE sangat tinggi dengan efektifitas reduksi sedimentasi sebesar 13.46%.