Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGUJIAN DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA MESIN PENGERING IKAN RAKITAN SKALA RUMAH TANGGA Setyawan Dwi Nugroho
Jurnal Penelitian Chanos Chanos Vol 18, No 1 (2020): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.554 KB) | DOI: 10.15578/chanos.v18i1.9044

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi temperatur pada mesin pengering ikan dan diharapkan dapat diketahui tingkat keseragaman temperatur pada ruang pengering sehingga dapat dilakukan  pernbaikan  rancang bangun lemari pengering  ikan untuk skala rumah tangga. Dalam penelitian ini dilakukan pada mesin pengering ikan tipe kabinet dengan 3 tigkat dimana pengujian selama 1 jam sampai dengan  mencapai temperatur pengeringan ikan 60°C konstan disetiap bagian rak pengeringan yaitu pada tingkat 1sampai dengan  tingkat 3. Disetiap tingkat dipasang 2 sampai dengan 3  termokopel dibagian  peletakan ikan. Hasil penelitan menunjukan bahwa lama waktu pemanasan di dalam ruang pengering dibutuhkan waktu  20 menit 12 detik dengan distribusi temperatur merata di setiap peletakkan ikan, sedangkan pada temperatur konstan 60°C terjadi fluktuasi temperatur dan keseragaman temperatur disetiap titik peletakan ikan yaitu antara temperatur 56,17°C sampai dengan 60,88°C dan setelah dimatikan mesin penyeringnya dibutuhkan waktu 49 menit untuk mencapai suhu lingkungan 30°C. Dapat di simpulkan bahwa mesin pengering ikan memiliki distribusi yang merata di setiap titik peletakkan ikan dan pengisolasian dinding kotak alat pengering memberikan kestabilan temperatur di setiap titik peletakan ikan.
ANALISA MATEMATIS DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN VARIASI SUDUT ATAP PADA LEMARI PENGASAP IKAN Setyawan Dwi Nugroho; A Marsha Alviani
Jurnal Penelitian Chanos Chanos Vol 18, No 2 (2020): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/chanos.v18i2.9611

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui temperatur disetiap titik ruang pengasap pada lemari pengasap ikan sehingga dapat dilakukan rancang bangun lemari pengasap ikan sesuai dengan kebutuhan standar pengasapan ikan yaitu SNI  2725.1.2009. Dalam penelitian ini dilakukan 3 (tiga) variasi sudut atap lemari pengasap ikan yaitu 15°, 45° dan 60° dengan pengambilan data tanpa beban antara lain temperatur lingkungan 31°C, temperature ruang bakar 470°C. Pada lemari pengasap ikan dengan sudut atap 15°, 45° dan 60° secara berurutan didapatkan  temperatur pada atap lemari pengasap ikan dan kecepatan gas asap adalah 46°C dan 1,2 m/s , 49°C dan 1,1 m/s, serta 64°C dan 0,7 m/s. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan perhitungan dengan metode definite-difference technique dengan penyelesaian analisis numerik, membagi ruang pengasap ikan menjadi 12 node (T1 sd T12) maka  nilai ruang pengasap ikan dengan sudut atap 15º, 45ºC dan 60ºC adalah 40,72ºC s/d 264,65ºC, dan 38,92ºC s/d 264,45ºC serta 38,36ºC s/d 264,05ºC. Lemari pengasap ikan dengan sudut atap berbeda dengan perhitungan yang dihasilakan maka disimpulkan bahwa semakin besar sudut atap lemari pengasap ikan maka temperature didalam ruang pengasap semakin kecil. Distribusi temperatur didalam ruang pengasap ikan secara vertical pada bagian tengah menunjukkan temperatur lebih tinggi dibandingkan pada bagian yang mendekati lapis batas secara vertical
Analisa Teknis Unjuk Kerja Motor Diesel Kapal Nelayan Berbahan Bakar Multi Feedstock Biodiesel Agus Purwanto; Setyawan Dwi Nugroho
Jurnal Inovtek Polbeng Vol 13, No 1 (2023): Inovtek VOL. 13 NO 1 2023
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v13i1.3284

Abstract

Kebutuhan bahan bakar minyak bumi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak bumi ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya, sehingga kebutuhan bahan bakar lebih besar daripada ketersediaan bahan bakar. Salah satu bahan bakar alternatif untuk motor diesel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati yang diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak, minyak kelapa, minyak kedelai, dll. pada masa yang akan datang bahan baku biodiesel sangat bervariasi sehingga perlu untuk memodelkan. Keberhasilan memproduksi CME (Castor Methyl Esther),  PME (Palm Methyl Esther ) dan JME (Jelantah Methyl Esther) memberikan kesempatan dalam upaya untuk mempertemukannya. Karakteristik dari bahan bakar biodiesel untuk viskositas, densitas, Nilai Kalor, titik kabut, dan angka setana memenuhi syarat yang distandartkan SNI. Biodiesel dilakukan pencampuran dengan komposisi CME33,3, PME33,3, JME33,3. Bahan bakar campuran tersebut diuji cobakan  pada motor diesel kapal nelayan untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor dan variasi pembebanan. Pada kondisi beban penuh (full load) unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor, torsi, efisiensi thermal dan SFOC sebagai fungsi putaran motor pada beban penuh menunjukkan bahwa bahan bakar solar lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar biodiesel CME33,3, PME33,3, JME33,3.
PRODUKTIVITAS KAPAL SLEREK MENGGUNAKAN MESIN PENGGERAK BERBEDA DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN, BALI Agus Purwanto; Setyawan Dwi Nugroho; Edi Hariyono; Izhary Siregar; Nazaruddin Nazaruddin
INOVTEK POLBENG Vol 14, No 1 (2024): INOVTEK VOL 14 NO 1
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v14i1.3872

Abstract

Tingginya nilai ekonomi pada kegiatan penangkapan ikan menjadikan usaha penangkapan ikan sebagai usaha yang menjanjikan. Juragan darat atau pemilik modal akan berupaya meningkatkan produktivitasnya demi mencapai keuntungan yang lebih tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan modifikasi mesin penggerak pada kapal. Kapal slerek di PPN Pengambengan biasanya menggunakan beberapa jenis mesin yaitu mesin dengan merek Yanmar dan mesin merek Mitsubishi. beberapa alasan penggunaan mesin tersebut terkait dengan biaya pemeliharaan dan operasional yang dapat mempengaruhi pendapatan nelayan. Biaya operasional dalam kegiatan penangkapan terdiri atas pembelian bahan bakar minyak (BBM) setiap trip penangkapan, pemeliharaan jaring, mesin dan kapal, serta pembelian es atau garam.  Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengamatan terkait produktivitas dan feasibility study terkait penggunaan mesin penggerak yang berbeda pada kapal slerek. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan mesin Yanmar dan Mistubhisi dalam kegiatan penangkapan kapal slerek menghasilkan nilai produktivitas yang berbeda, terutama pada nilai produktivitas per PK mesin, produktivitas per biaya dan produktivitas per BBM serta produktivitas per ABK. Akan tetapi, secara perhitungan analisa kelayakan usaha keduanya dapat dikatakan sebagai usaha yang layak dijalankan dengan nilai ROI, NPV dan PPC yang tidak jauh berbeda antara kapal I dan kapal II. 
ANALISIS KEGAGALAN PATAH RODA GIGI POMPA AIR LAUT PADA MESIN DIESEL KAPAL PERIKANAN Faizin Adi Nugroho; Agus Purwanto; Setyawan Dwi Nugroho; Citra Zaskia Pratiwi; Iman Mawardi
INOVTEK POLBENG Vol 14, No 1 (2024): INOVTEK VOL 14 NO 1
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v14i1.3873

Abstract

Investigasi kegagalan dilakukan pada roda gigi transmisi pompa air laut yang digunakan di mesin diesel kapal perikanan. Patahan gigi transmisi dibawa di laboratorium guna dilakukan uji investigasi. Mesin bekerja sekitar 100 jam sebelum terjadi kegagalan roda gigi transmisi. Analisis kegagalan menggunakan metode Condition Monitoring and Fault Diagnosis System (CMFDS) untuk mengamati beberapa informasi yang dibutuhkan, yang merupakan petunjuk penting untuk mendiagnosis dan menganalisis penyebab kegagalan. Roda gigi yang rusak terbuat dari baja 17CrNiMo6, dimana permukaan roda gigi dilakukan treatment karburisasi dengan finishing pendinginan quenching. Kegagalan roda gigi belum pernah terjadi sebelum nya pada roda gigi jenis ini. Analisis data meliputi struktur mikro, dan komposisi kimia dari roda gigi yang patah untuk diperiksa di laboratorium. Kemudian mekanisme kegagalan roda gigi di analisis melalui Multibody Dynamics (MBD) Simulation untuk melihat faktor dinamika dan kinematika dari roda gigi tersebut. Dari metallograpy strukture analysis, diketahui bahwa roda gigi mengalami patah lelah dimana crack dimulai dari pangkal gigi dan menjalar hingga terjadi kegagalan.
Analisa Teknis Unjuk Kerja Motor Diesel Kapal Nelayan Berbahan Bakar Multi Feedstock Biodiesel Agus Purwanto; Setyawan Dwi Nugroho
INOVTEK POLBENG Vol 13, No 1 (2023): Inovtek VOL. 13 NO 1 2023
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v13i1.3284

Abstract

Kebutuhan bahan bakar minyak bumi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak bumi ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya, sehingga kebutuhan bahan bakar lebih besar daripada ketersediaan bahan bakar. Salah satu bahan bakar alternatif untuk motor diesel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati yang diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak, minyak kelapa, minyak kedelai, dll. pada masa yang akan datang bahan baku biodiesel sangat bervariasi sehingga perlu untuk memodelkan. Keberhasilan memproduksi CME (Castor Methyl Esther),  PME (Palm Methyl Esther ) dan JME (Jelantah Methyl Esther) memberikan kesempatan dalam upaya untuk mempertemukannya. Karakteristik dari bahan bakar biodiesel untuk viskositas, densitas, Nilai Kalor, titik kabut, dan angka setana memenuhi syarat yang distandartkan SNI. Biodiesel dilakukan pencampuran dengan komposisi CME33,3, PME33,3, JME33,3. Bahan bakar campuran tersebut diuji cobakan  pada motor diesel kapal nelayan untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor dan variasi pembebanan. Pada kondisi beban penuh (full load) unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor, torsi, efisiensi thermal dan SFOC sebagai fungsi putaran motor pada beban penuh menunjukkan bahwa bahan bakar solar lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar biodiesel CME33,3, PME33,3, JME33,3.