Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon Berdasarkan Aspek Kerawanan Banjir Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5: April 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i5.1485

Abstract

Banjir adalah peristiwa naiknya permukaan air yang meluap dari sungai, danau, atau laut ke daratan yang lebih rendah, seperti pemukiman, jalan raya, dan daerah pertanian. Pengevaluasian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon tahun 2011-2031 berdasarkan kerawanan banjir di Kota Ambon sangat penting untuk dilakukan karena banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Kota Ambon dan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup serius bagi masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rencana tata ruang wilayah Kota Ambon berdasarkan aspek kerawanan banjir. Penelitian menggunakan data kemiringan lereng, ketinggian, penggunaan lahan, buffer sungai, jenis tanah dan curah hujan. Keenam parameter tersebut dilakukan analisis mengunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas bahaya banjir di Kota Ambon didominasi oleh kelas rendah seluas 22.461, 27 ha, kelas sedang seluas 9.872, 83 ha dan kelas tinggi seluas 1.833, 07 ha. Manfaat dari evaluasi rencana tata ruang wilayah Kota Ambon berdasarkan aspek kerawanan banjir diantarannya yaitu; untuk meningkatkan ketahanan wilayah terhadap bencana banjir, meningkatkan efektivitas perencanaan dan pengelolaan lingkungan, menjamin keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengoptimalkan penggunaan lahan.
Analisis Potensi Genangan Banjir di Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bangian Timur berdasarkan Topographic Wetness Index Abdul Muin; Glendy Somae; Heinrich Rakuasa
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5: April 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i5.1502

Abstract

Kecamatan Siwalalat sering dilamda banjir di musim hujan. Banjir yang sering terjadi Kecamatan Siwalalat diakibatkan oleh luapan sungai Wayaiya, sungai Waidala, sungai Fos, dan sungai Abuleta yang diduga imbas dari pembalakan liar di daerah hulu sungai. Penelitian menggunakan data DEMNAS dan analisis menggunakan metode Topographic Wetness Index. Hasil analisis potensi genangan dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas potensi rendah dengan luas 46.490,34 ha, kelas sedang seluas 15.423,83 ha, dan kelas potensi tinggi seluas 2.385,11 ha serta diprediksi seluas 130,21 ha permukiman terdampak banjir. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi refrensi bagi pemerintah serta masyarakat dalam penanganan banjir kedepan guna meminimalisir dampk yang terjadi.
Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon Berdasarkan Aspek Kerawanan Banjir Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5: April 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i5.1485

Abstract

Banjir adalah peristiwa naiknya permukaan air yang meluap dari sungai, danau, atau laut ke daratan yang lebih rendah, seperti pemukiman, jalan raya, dan daerah pertanian. Pengevaluasian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon tahun 2011-2031 berdasarkan kerawanan banjir di Kota Ambon sangat penting untuk dilakukan karena banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Kota Ambon dan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup serius bagi masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rencana tata ruang wilayah Kota Ambon berdasarkan aspek kerawanan banjir. Penelitian menggunakan data kemiringan lereng, ketinggian, penggunaan lahan, buffer sungai, jenis tanah dan curah hujan. Keenam parameter tersebut dilakukan analisis mengunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas bahaya banjir di Kota Ambon didominasi oleh kelas rendah seluas 22.461, 27 ha, kelas sedang seluas 9.872, 83 ha dan kelas tinggi seluas 1.833, 07 ha. Manfaat dari evaluasi rencana tata ruang wilayah Kota Ambon berdasarkan aspek kerawanan banjir diantarannya yaitu; untuk meningkatkan ketahanan wilayah terhadap bencana banjir, meningkatkan efektivitas perencanaan dan pengelolaan lingkungan, menjamin keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengoptimalkan penggunaan lahan.
Analisis Potensi Genangan Banjir di Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bangian Timur berdasarkan Topographic Wetness Index Abdul Muin; Glendy Somae; Heinrich Rakuasa
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5: April 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i5.1502

Abstract

Kecamatan Siwalalat sering dilamda banjir di musim hujan. Banjir yang sering terjadi Kecamatan Siwalalat diakibatkan oleh luapan sungai Wayaiya, sungai Waidala, sungai Fos, dan sungai Abuleta yang diduga imbas dari pembalakan liar di daerah hulu sungai. Penelitian menggunakan data DEMNAS dan analisis menggunakan metode Topographic Wetness Index. Hasil analisis potensi genangan dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas potensi rendah dengan luas 46.490,34 ha, kelas sedang seluas 15.423,83 ha, dan kelas potensi tinggi seluas 2.385,11 ha serta diprediksi seluas 130,21 ha permukiman terdampak banjir. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi refrensi bagi pemerintah serta masyarakat dalam penanganan banjir kedepan guna meminimalisir dampk yang terjadi.
Pemetaan Daerah Rawan Banjir di Desa Lokki Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 1 No. 2 (2023): GJMI - AGUSTUS
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v1i2.22

Abstract

Curah hujan yang tinggi yang terjadi tiga bulan terakhir menyebabkan terjadinya banjir dibeberapa desa di Kecamatan Huamual termasuk Desa Lokki. Pemetaan Daerah Rawan Banjir di Desa Lokki sangat diperlukan untuk memberikan informasi sebagai langkah awal upaya mitigasi bencana banjir ke depannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial tingkat kerentanan banjir dan permukiman yang terdampak di Desa Lokki. Metode yang digunakan yaitu pembobotan dan skoring atau weighted scoring dilakukan setelah proses klasifikasi nilai dalam tiap variabel. Variabel yang mempengaruhi terjadinnya banjir pada penelitian ini terdiri dari ketinggian lahan, kemiringan lereng, tutupan lahan, jarak dari sungai, geologi dan curah hujan. Penentuan bobot dan skor pada penelitian ini bersifat expertise judgment yaitu mengambil pendapat para ahli atau penelitian sebelumnya. Hasil pembobotan kemudian dilakukan dioverlay untuk mendapatkan peta kerawanan banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerawanan banjir didominasi oleh tingkat kerawanan rendah seluas 8.400.47 ha, kerewanan sedang seluas 1.573.78 ha dan kerawanan tinggi seluas 1.125.27 ha. Hasil pemodelan dan observasi di lapangan menunjukkan bahwa luas permukiman yang terdampak banjir yaitu 201.87 ha. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dasar dalam upaya mitigasi bencana banjir ke depannya guna meminimalisir kerugian, baik korban jiwa maupun kerusakan fisik di Desa Lokki kedepannya.
Pemanfaat Geographic Artificial Intelligence (Geo-AI) Untuk Identifikasi Daerah Rawan Banjir Di Kota Ambon Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 1 No. 2 (2023): GJMI - AGUSTUS
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v1i2.24

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Geographic Artificial Intelligence (Geo-AI) dalam identifikasi daerah rawan banjir di Kota Ambon. Geo-AI merupakan kombinasi teknologi kecerdasan buatan dengan data geospasial, termasuk citra satelit dan data cuaca, yang memungkinkan analisis yang lebih akurat dan efisien dalam mengidentifikasi daerah rawan banjir. Melalui Google Earth Engine, data citra satelit dan data geospasial lainnya diolah dan dianalisis menggunakan algoritma kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi pola banjir dan daerah yang rentan tergenang air. Penelitian menggunakan data JRC Global Surface Water Mapping Layers, v1.4, data NASA SRTM Digital Elevation 30m, data USGS Landsat 8 Level 2, Collection 2, Tier 1. Pegolahan dan analisis data penelitian sepenuhnya di lakukan di Geogle Earth Engine. Hasil penelitian menunjukan bahwa daerah berpontensi banjir memiliki luas 12.991.33 ha dan daerah yang tidak berpotensi banjir yaitu seluas 18.924,24 ha. Daerah potensi rawan banjir kemudian diklasifikasi berdasarkan batas administrasi dimana Kecamatan Teluk Ambon memiliki daerah yang berpotensi tergenang banjir seluas 5.149.37 ha, Kecamatan Nusaniwe seluas 2.034.23 ha, Kecamatan Serimau seluas 1.914.18 ha, Kecamatan Leitimur Selatan seluas 1.180.13 ha dan Kecamatan Teluk Ambon Baguala seluas 2.713.42 ha. Peta daerah potensi banjir di Kota Ambon kemudian dioverlay dengan data sebaran permukiman di Kota Ambon dan diketahui bahwa permukiman penduduk yang diprediksi berada pada daerah yang berpotensi banjir seluas 3.400.65 ha. Dengan analisis yang lebih akurat, sistem peringatan dini yang efektif, dan pengetahuan yang ditingkatkan, penelitian ini dapat berkontribusi dalam mitigasi risiko banjir, melindungi masyarakat dan lingkungan dari dampak banjir, serta menciptakan kota yang lebih aman dan berkelanjutan
Pemanfaatan Sistim Informasi Geografi Untuk Analisis Jarak Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan di Kota Ambon Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 4 (2023): Agustus 2023
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/insologi.v2i4.2235

Abstract

Ambon City is the most populous city in Maluku, and accessibility is one of the main challenges in meeting health service needs. To overcome this problem, it is necessary to conduct an in-depth analysis of the distance of health facility services in Ambon City.  This study uses a spatial analysis method to map the location and distance between major health facilities such as hospitals, health centers, and clinics throughout Ambon City. The results show that there are diverse spatial patterns in the coverage of health facilities in Ambon City. The spatial pattern of health facility coverage in Ambon City is classified into 5 classes, namely very close covering 7,586, 42 ha, close covering 10,172, 23 ha, medium covering 3,697, 07 ha, far covering 3,473.59 ha and very far covering 7,644, 36 ha. The results of this study also show that Teluk Ambon sub-district has a very large percentage of area at the very close, close and very far reach levels of health facilities compared to other sub-districts in Ambon City, while the area at the medium and far reach levels is dominated by Nusaniwe sub-district which has a larger percentage of area than other sub-districts. This study makes an important contribution to understanding the spatial pattern of health facility coverage in Ambon City and provides a basis for spatially-based decision-making.
Pemetaan Kerentanan Kebakaran Hutan di Pulau Buru, Provinsi Maluku Berdasarkan Fire Hotspot Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 4 (2023): Agustus 2023
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/insologi.v2i4.2256

Abstract

Buru Island is one of the areas in Maluku Province where forest fires are common. The prolonged summer season, flammable vegetation and the practice of clearing agricultural land and settlements by burning can also trigger forest fires on Buru Island. This research uses fire hotspots in 2019-2023 obtained from the Fire Information for Resource Management System (FIRMS) and analyzed using the Kernel Density method in Arc GIS software. The results showed that in 2019 there were 224 fire hotspots spread across Buru Island, in 2020 there were 30 fire hotspots, in 2021 there were 31 fire hotspots, in 2022 there were 31 fire hotspots, in 2022 there were 32 fire hotspots and in 2023 there were 23 hotspots spread across Buru Island. The results also show that the level of forest fire vulnerability in the very low vulnerability class has an area of 543,868.30 ha or 63.76%, low vulnerability class of 201,449.44 ha (23.62%), vulnerability class of 83,344.31 (9.77%), and high vulnerability class of 24,327.01 ha or 2.85% of the total area of Buru Island. The results of the study are expected to help the local government in future forest fire disaster mitigation efforts.
Mapping of Landslide Prone Areas in Huamual Sub-District, Seram Bangian Barat Regency, Indonesia Theochrasia Latue; Philia Latue; Heinrich Rakuasa; Glendy Somae; Abdul Muin
Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi Том 1 № 02 (2023): September 2023
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jimat.v1i02.239

Abstract

This research aims to map landslide-prone areas in Huamual Sub-district, West Seram Regency, Indonesia. Through the collection and analysis of geospatial data, including characteristics of slope, land elevation, geology, rainfall, land cover and distance from active faults, this study successfully identified areas with high potential landslide risk. The results showed that the area in low landslide class has an area of 5,076.67 ha, the area in medium class has an area of 20,979.79 ha and the area in high landslide prone class has an area of 7,430.88 ha. The results of this study provide an important contribution in landslide risk mitigation planning, through identification of zones that need special attention, safer spatial planning, and more effective early warning system. This research provides a strong scientific basis for the government and other stakeholders to take appropriate preventive measures, so as to improve public safety and protect important assets from potential landslide hazards in Huamual Sub-district area.
Sasi Laut as a Culture of Natural Resources Conservation to Overcome the Tragedy of the Commons in Maluku Province Abdul Muin; Heinrich Rakuasa
International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Том 1 № 03 (2023): International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/ijmars.v1i03.139

Abstract

This research focuses on the cultural practice of conservation known as "Sasi Laut" in the Maluku Islands, Indonesia, and how this practice plays a role in overcoming the "Tragedy of the Commons" in natural resource management. "Tragedy of the Commons" refers to a situation where the shared use of natural resources by a number of parties leads to over-exploitation to the detriment of all. This research is based on a qualitative approach with data collection through in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies related to local customs and traditions. The results show that Sasi Laut is a practice that emerged from the local wisdom of the Maluku Islands community to maintain the sustainability and abundance of natural resources. Sasi Laut is implemented by setting restrictions or prohibitions on the use of certain natural resources in certain water areas for a certain period of time. Through this system, local communities collaborate in monitoring and enforcing mutually agreed rules. This practice is not only rooted in local tradition and culture, but also forms strong social ties among community members. This research also analyzes the effectiveness of Sasi Laut in preventing natural resource degradation and promoting conservation. The results show that Sasi Laut has been successful in maintaining the sustainability of the marine ecosystem and preventing overexploitation. In addition, this practice also maintains the cultural heritage and traditions of the Maluku people who are attached to nature and their environment. In conclusion, this research provides a deeper understanding of how cultural practices such as Sasi Laut can be a valuable solution in addressing the "Tragedy of the Commons" and opens up opportunities to apply similar approaches in other regions facing similar problems in natural resource management. Collaborative efforts by communities and government to preserve and promote Sasi Laut practices are essential to achieve long-term conservation and sustainable development goals.