Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran Stress Akulturatif pada Individu Mahasiswa Rantau di Surabaya. Fenomena ini cukup menarik untuk diteliti dimana mahasiswa rantau merasakan budaya yang berbeda dari tempat asal mereka, Hal ini bisa saja memunculkan stress, cemas, depresi, marginalisasi, homesickness, dan kebingungan terhadap individu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penggalian data dilakukan dengan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis theory driven dimana tema dikembangkan dengan indikator atau hal-hal yang mendukung teori. Jumlah Partisipan pada penelitian ini berjumlah empat orang dimana seluruh Partisipan merupakan mahasiswa rantau yang berkuliah di Surabaya baik mahasiswa awal atau akhir. Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana bentuk stres akulturatif dimana Partisipan kesulitan dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, merindukan keluarga dan kampung halaman, makanan yang kurang cocok dengan lidah sebagai mahasiswa rantau serta ketidak cocokan dengan cuaca dan iklim, adapun faktor yang terjadi dalam penelitian ini adalah Partisipan merasa mengalami stres akulturatif karena kurangnya motivasi untuk berangkat merantau.