Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

H CORRELATION FROM MOTHER'S PARENT AND GIVING FOOD ASSISTANT (MP-ASI) WITH NUTRITIONAL STATUS IN BABIES AGE 6-12 MONTHS AT PUSKESMAS TRIMULYO AREA SEKAMPUNG SUB-DISTRICT EAST LAMPUNG DISTRICT: HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRIMULYO KECAMATAN SEKAMPUNG KABUPAEN LAMPUNG TIMUR Dian Utama Pratiwi Putri; Bambang Setiaji; Lukman Roliawan
Jurnal Gizi Aisyah Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Gizi Aisyah
Publisher : Journal Aisyah University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.102 KB)

Abstract

Based on the survey conducted by researchers on 10 infants aged 6-12 months, it is known that 4 infants (40%) have normal nutritional status, and 6 infants (60%) experience abnormal nutritional status seen from measurements of height and weight that are not ideal, where the weight is less if the Z-score <-3.0, the nominal weight if the Z-score> -2.0 to <1.0 and the excess weight if the Z-score> 2.0. The purpose of this study is to determine the relationship between maternal parenting and complementary feeding (MP-ASI) with nutritional status in infants aged 6-12 months in the working area of ​​Trimulyo Puskesmas, Sekampung District, East Lampung Regency in 2019. This type of research used in this study is quantitative. The design in this study used an analytic survey using a cross sectional approach. The population in this study were all mothers who have babies aged 6-12 months in the Trimulyo Public Health Center, Sekampung District, East Lampung Regency, amounting to 86 respondents, so the sample was 86 respondents. In this study the sampling technique used was total population. Based on statistical test results, obtained,-value 0.002 or value-value <0.05, which means there is a relationship between complementary feeding (MP-ASI) with nutritional status in infants aged 6-12 months in the working area of ​​Trimulyo Puskesmas, Sekampung District, Lampung Regency East 2019. It is expected that respondents will be able to improve, change and improve how to provide MP-ASI that is good and right, so that the baby's food intake and nutrition will be fulfilled to the maximum Keywords : Parenting MP-ASI and Nutritional status in infants Literature : 22 (1998 – 2015)
Evaluasi Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di Rumah Sakit Bhayangkara TK IV Kota Bandar Lampung Vincha Rahma Luqman; Kodrat Pramudho; Djakfar Sadik; Dian Utama Pratiwi Putri
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.7444

Abstract

ABSTRACT Health promotion in hospitals (PKRS) is an effort to develop understanding of patients, families and hospital visitors to play a role in efforts to cure and prevent disease. Health promotion is a hospital strategy towards a better direction in terms of structuring, processes and outputs that have an impact on increasing the hospital's contribution to improving public health status. In this study using a qualitative approach design. The type of data used is primary data taken from interviews and observations. The object of research is the Head of the Hospital, Head of the Service Section, Head of the General and Equipment Section, Head of the Budget Section, Service Ambassadors, Inpatient and Outpatient Service Officers, Inpatients, Outpatients and Patients' Families. The object of this research is the evaluation of the implementation of PKRS which includes evaluation of inputs, processes, and outputs based on health promotion strategies. The research was conducted at Bhayangkara Tk IV Hospital Bandar Lampung. This research was conducted in November 2021-May 2022.  The results showed that Bhayangkara Hospital did not yet have a special member focused on the implementation of PKRS. The PKRS team that has been formed consists of health workers who have dual duties besides carrying out the task of being a PKRS team but also being other health workers, such as doctors, nurses, midwives, etc. In addition, the implementation of PKRS activities has not fully met the reference standards of the PKRS standard by the 2018 Minister of Health.  Therefore, Bhayangkara Hospital is advised to form a PKRS team from health workers who are specifically assigned to be responsible for PKRS activities and make a detailed schedule for implementing PKRS activities. . Keywords: Health Promotion, PKRS, Implementation  ABSTRAK Promosi kesehatan di rumah sakit (PKRS) merupakan upaya untuk mengembangkan pemahaman pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit untuk berperan dalam upaya penyembuhan dan pencegahan penyakit. Promosi kesehatan merupakan strategi rumah sakit ke arah yang lebih baik dalam hal penataan, proses dan keluaran yang berdampak pada peningkatan kontribusi rumah sakit dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan desain pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari hasil wawancara dan observasi. Objek penelitian adalah Kepala Rumah Sakit, Kepala Bagian Pelayanan, Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan, Kepala Bagian Anggaran, Duta Pelayanan, Petugas Pelayanan Rawat Inap dan Rawat Jalan, Pasien Rawat Inap, Pasien Rawat Jalan dan Keluarga Pasien. Obyek penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan PKRS yang meliputi evaluasi input, proses, dan output berdasarkan strategi promosi kesehatan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021-Mei 2022. Hasil penelitian menunjukkan RS Bhayangkara belum memiliki anggota khusus yang fokus pada pelaksanaan PKRS. Tim PKRS yang telah terbentuk terdiri dari tenaga kesehatan yang memiliki tugas ganda selain menjalankan tugas sebagai tim PKRS tetapi juga menjadi tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, perawat, bidan, dll. Selain itu, pelaksanaan kegiatan PKRS belum sepenuhnya memenuhi standar acuan standar PKRS oleh Menkes 2018. Oleh karena itu RS Bhayangkara disarankan untuk membentuk tim PKRS dari tenaga kesehatan yang secara khusus ditugaskan untuk penanggung jawab kegiatan PKRS dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan PKRS secara detail. Kata Kunci: Promosi Kesehatan, PKRS, Pelaksanaan
H HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KINERJA KADER JUMANTIK Annisa Avitami Kesuma Wardhani; Dwi Yulia Marita Sari; Febria Listina; Dian Utama Pratiwi Putri
An Idea Health Journal Vol 3 No 02 (2023): JULY
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ihj.v3i02.171

Abstract

T The less than optimal performance of jumantik cadres will have an impact on the lack of supervision of mosquito nests and increase cases of DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) disease (IR). Data for inactive jumantik cadres were 45 people (61.6%) who were active as many as 28 people (38.4%) Data from Tulang Bawang district noted that in 2021 the Menggala Health Center had the most positive cases and suspected dengue fever, there were 54 positive case findings and 1 case dengue death. This study aims to see the correlation of individual factors on the performance of jumantik cadres in the Working Area of the Menggala Health Center in 2022. This research is an analytical research using a cross sectional approach which has a sample size of 65 jumantik cadres with a quota sampling technique using a questionnaire research instrument and filled in by respondents, bivariate analysis using the chi square test. There is a significant relationship between motivation P value = (0.015), OR = (3.714), satisfaction P value = (0.19), OR = (3.470), attitude P value = (0.023), OR = (3.375) with performance jumantik cadres in the Menggala Health Center working area. The Menggala Health Center office provides training for cadres related to management, implementation, monitoring, and mosquito nests, facilitating cadres in the form of office stationery and equipment to facilitate the performance of jumantik cadres at work.  
Analisis Pelaksanaan (Testing, Tracing, Treatment) Covid-19 Di Kabupaten Lampung Timur Kadek Puspita Dewi; Atikah Adyas; Noviansyah Noviansyah; Endang Budiati; Aila Karyus; Dian Utama Pratiwi Putri
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung (JKPBL) Vol 11 No 2 (2023): JKPBL Vol 11 No 2 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panca Bhakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47218/jkpbl.v11i2.192

Abstract

Upaya untuk memutus rantai penularan COVID-19 dikenal dengan Testing, Tracing, Treatment (3T). Tahun 2021 Angka positive rate di Kabupaten Lampung Timur sebesar 18,4% berada di atas angka standard WHO kurang dari 5%, hasil Testing di Kabupaten Lampung Timur 1:100.000 atau 2.752 perminggu. Tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan (testing, tracing, treatment) COVID di Kabupaten Lampung Timur yang dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Metode penelitian adalah studi kasus yang bersifat kualitatif. Objek yang diteliti adalah testing, tracing, treatment. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan triangulasi melalui FGD, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan Testing: dilakukan oleh SDM petugas laboratorium dengan pemeriksaan antigen, berjumlah 27. Yang jumlah petugas ini tidak cukup untuk melakukan testing sesuai standard WHO, tidak tersedia fasilitas PCR sehingga membutuhkan hasil baca yang lama atau lebih dari 24 jam karena sampel dikirim ke Provinsi. Tracing : dilakukan oleh SDM surveilans dan tracer dari TNI POLRI yang diberikan pelatihan khusus, dilakukan dengan 2 metode yaitu online dan offline. Treatment : dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan, sesuai dengan tupoksinya. Terdapat kendala dalam pengadaan logistic masker, APD, oksigen, dan obat-obatan. Saran agar pelaksanaan surveillance pandemic COVID-19 (Testing, Tracing, Treatment) di Kabupaten Lampung Timur dapat difasilitasi dengan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (pengadaan cartridge tes cepat molekuler), pengadaan alat pemeriksaan PCR, pengadaan bahan APD, oksigen, obat-obatan COVID-19.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN MATERNAL KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Dian Utama Pratiwi Putri; admin admin
Jurnal Kesehatan Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan September 2018
Publisher : Akbid Wirabuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55919/jk.v4i2.39

Abstract

Kasus kematian maternal di Kota Bandar Lampung selama tahun 2009-2014 berfluktuatif danpada tahun 2012 kasus kematian maternal tercatat paling tinggi sebesar 26 kasus. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan kematian maternal drastis menjadi 30 kasus dan tahun 2014 terjadi peningkatan sebanyak 34 kasus. Penyebab langsung kematian maternal terjadi karenaeklampsia (11 kasus), perdarahan (5 kasus), infeksi (1 kasus) dan 13 kasus kematiandikarenakan sebba lain diantaranya (jantung, DM, gangguan jiwa emboli air ketuban, hepatitisdan KET). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankematian maternal di kota Bandar Lampung tahun 2015. Penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif dengan desain studi case control yang dilakukan pada bulan Februari2016. Sampel penelitian ini sebanyak 34 kasus dan 68 kontrol, dimana teknik pemgambilansampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis data berupa analisis univariat,bivariat dan multivariat.Hasil penelitian ini didapatkan responden berdasrakan penolong persalinan, yang palingbanyak adalah responden yang penolong persalinannya tenaga kesehatan, yaitu sebesar 93(91,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kematianmaternal dengan eklamsia (p value = 0,000, OR = 29,4banyak adalah responden yang penolong persalinannya tenaga kesehatan, yaitu sebesar 93 (91,2%). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kematian maternal denganeklamsia (p value = 0,000, OR = 29,4), perdarahan (p value = 0,000, OR = 9,37, perawatanantenatal (p value = 0,000,OR =25,84), usia (p value = 5,9, OR = 5,9). Tidak ada hubunganyang signifikan dengan kejadian kematian maternal adalah faktor infeksi (p value = 0,018,OR = 3,58), penolong persalinan ( p value = 0,000, OR = 9,37). Tempat persalinan( pvalue=0,173, OR = 2,7), paritas (p value = 0,523, OR – 1,36) dimana perawatan antenatalmerupakan faktor yang paling dominan.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampunguntuk mengadakan pelacakan kematian maternal persmester setiap tahun unuk memperolehdata pasti tentang penyebab kematian bayi dari pelacakan tersebut dievaluasi dan menjadibahan rekomendasi penanganan dan pencegahan kematian maternal untuk diketahui langkahyang tepat untuk mengatasi sebab-sebab yang ditemukan.