Lestari Admojo, Lestari
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENCEGAHAN BROWNING FASE INISASI KALUS PADA KULTUR MIDRIB DAUN KLON KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL ARG) PB 330 Admojo, Lestari; Indrianto, Ari
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i1.220

Abstract

Perbaikan teknik perbanyakan dan mutu bibit klonal karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Kendala teknik tersebut diantaranya masih tingginya intensitas browning pada tahap inisiasi kalus. Browning umumnya disebabkan oleh senyawa fenolik yang biasanya muncul dan terakumulasi ketika eksplan dilukai. Penelitian ini bertujuan mengetahui metode eliminasi browning yang efektif diantara perlakuan perendaman eksplan dalam asam askorbat, arang aktif+sukrosa, subkultur berulang yang diinkubasi dalam ruang gelap dan terang. Bahan eksplan yang digunakan adalah eksplan midrib daun klon karet PB 330 yang ditanam pada media induksi kalus MS+2,4-D 5 ppm. Masing-masing menggunakan 10 botol sebagai ulangan dan ditanam sebanyak 2 eksplan per botol. Pengamatan meliputi waktu awal browning, waktu rata-rata eksplan mengalami browning, intensitas browning dan jumlah eksplan browning hingga 35 hari setelah tanam (HST). Data dari 10 eksplan untuk masing-masing perlakuan selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam dari Rancangan Faktorial dan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test untuk data yang berbeda nyata. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perendaman eksplan dalam 100 mg/L asam askorbat steril selama 30 menit, yang diinkubasi dalam ruang gelap efektif menurunkan intensitas browning hingga 7,5% dengan jumlah eksplan yang mengalami browning dapat ditekan hingga 30%. Diterima : 6 Januari 2016 / Direvisi : 30 Mei 2016 / Disetujui : 24 Juni 2016 How to Cite : Admojo, L., & Indrianto, A. (2016). Pencegahan browning fase inisasi kalus pada kultur midrib daun klon karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) PB 330. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 25-34. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/220
PENGARUH JUVENILITAS ENTRES TERHADAP KARAKTER TUNAS BIBIT OKULASI DINI TANAMAN KARET Admojo, Lestari; Prasetyo, Nur Eko; Afifah, Elya; Hadi, Hananto
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i1.129

Abstract

Secara umum, keturunan klonal dari tanaman karet belum tentu menunjukkan performa sesuai dengan ortetnya meskipun sifat genetisnya sama. Hal tersebut terjadi karena entres yang digunakan sebagai sumber batang atas pada perbanyakan klonal tidak lagi memperlihatkan tipe juvenil. Perbaikan juvenilitas bibit antara lain bisa diupayakan melalui penggunaan entres tipe juvenil yang diokulasikan pada batang bawah usia dini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh juvenilitas entres terhadap karakter tunas bibit okulasi dini. Penelitian disusun secara RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 2 perlakuan entres (tipe juvenil dan tipe dewasa). Setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan, dengan masing-masing ulangan menggunakan 10 tanaman. Jenis entres yang digunakan yaitu cabang primer usia muda sebagai sumber mata tunas tipe juvenil dan wiwilan cabang tersier sebagai sumber mata tunas tipe dewasa klon IRR 112. Entres selanjutnya diokulasikan pada batang bawah usia 2,5 bulan. Pengamatan dilakukan pada karakter tunas, yaitu panjang tunas payung I dan payung II, sudut tunas, bobot basah dan bobot kering tajuk-akar, dan rasionya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter tunas bibit okulasi dini dari kedua perlakuan menunjukkan beda nyata kecuali rasio bobot basah dan bobot kering tajuk-akar. Karakter tunas payung I dan payung II bibit asal mata tunas cabang primer (Juvenile Budding atau JB) nyata lebih panjang dari bibit asal mata tunas cabang wiwilan (Mature Budding atau MB). Sudut tunas bibit JB nyata lebih kecil dari bibit MB. Bobot basah dan bobot kering tajuk-akar bibit JB nyata lebih besar dibandingkan bibit MB. Adapun rasio bobot basah dan bobot kering tajuk akar kedua perlakuan tidak berbeda nyata. Diterima : 2 Januari 2013; Disetujui : 14 Maret 2013 How to Cite : Admojo, L., Prasetyo, N. E., Afifah, E., & Hadi, H. (2013). Pengaruh juvenilitas entres terhadap karakter tunas bibit okulasi dini tanaman karet. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 13-19. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/129
PERLAKUAN NAUNGAN DAN PEMBERIAN NaCl UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BATANG BAWAH KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL ARG.) Admojo, Lestari; Nugrahani, Mudita Oktorina; Prasetyo, Nur Eko
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i1.439

Abstract

Masalah penyimpanan biji pada tanaman karet antara lain dapat diatasi dengan penyimpanan seedling dengan cara menghambat pertumbuhannya. Hambatan tersebut dapat dilakukan dengan aplikasi naungan dan pemberian NaCl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama naungan dan pemberian NaCl pada simpan seedling terhadap pertumbuhan batang bawah karet. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan tiga puluh bibit setiap ulangan. Pengamatan meliputi panjang akar, tinggi tunas, diameter batang dan tinggi tanaman, baik saat di rumah kaca maupun setelah pindah lapang. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan naungan 96% dan penyemprotan NaCl 0,5% di bawah naungan nyata menghambat pertumbuhan tunas hingga 43-60% dan diameter batang hingga 41-63%, namun tidak menghambat pemanjangan akar. Hambatan pertumbuhan berlanjut hingga tujuh bulan setelah pindah lapang, mencapai 13-36% untuk diameter batang dan 20-39% untuk tinggi tanaman. Perlakuan lama naungan satu bulan menunjukkan nilai tertinggi untuk diameter batang dan tingkat keberhasilan okulasi, yaitu 5,88 mm dan 50% pada umur tujuh bulan setelah pindah lapang.
PENGARUH STERILAN TERHADAP TINGKAT KONTAMINASI PADA KULTUR PETIOL DAN MIDRIB DAUN TANAMAN KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL ARG.) KLON PB 330 Admojo, Lestari; Prasetyo, Nur Eko
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i2.319

Abstract

Kultur jaringan merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman yang perlu terus dikembangkan untuk tanaman karet klonal (Hevea brasiliensis Muell Arg.). Permasalahan yang masih harus diatasi adalah tingginya tingkat kontaminasi pada fase tanam. Kontaminasi terutama diakibatkan oleh banyaknya fungi dan bakteri yang menyelimuti baik di permukaan maupun di dalam sistem jaringan eksplan, yang biasanya berasal dari lapangan. Tujuan penelitian ini untuk mencari metode paling efektif dalam mengurangi tingkat kontaminasi pada kultur in vitro eksplan petiol dan midrib daun klon karet PB 330 melalui perlakuan pra sterilisasi, sterilisasi dan kombinasinya menggunakan fungisida Dythane M-45, NaClO 5,25% dan HgCl2 0,2%. Eksplan ditanam pada media MS+2,4-D (Dicholophenoxy aceticacid) 5 ppm sebanyak 10 botol sebagai ulangan, masing-masing 2 eksplan/botol. Pengamatan meliputi persentase kontaminasi dan kematian eksplan hingga 14 hari setelah tanam (HST). Data dianalisis dengan analisis ragam dari rancangan faktorial dan diuji lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk data yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kontaminasi pada eksplan midrib efektif dengan perlakuan pra sterilisasi dengan perendaman fungisida selama 30 atau 60 menit dikombinasikan dengan perlakukan sterilisasi dengan perendaman dalam alkohol 70% dan NaClO 5,25% selama 3 menit. Perlakuan tersebut menghasilkan tingkat kontaminasi sebesar 21,33% dan 21,67%. Kontaminasi pada eksplan asal petiol dapat ditekan hingga 33% dengan perlakuan pra sterilisasi yaitu perendaman fungisida 24 jam dikombinasikan perlakukan sterilisasi dengan perendaman dalam alkohol 70%, lalu NaClO 5,25%, dan HgCl2 0,2% masing-masing selama 3 menit.
PENGARUH OKULASI BERTINGKAT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) ASAL STEK Admojo, Lestari; Prasetyo, Nur Eko
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 37, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v37i1.623

Abstract

Permasalahan ketersediaan batang bawah dapat diatasi melalui stek batang bawah yang telah diokulasi. Tujuan penelitian ini untuk melihat respon pertumbuhan tunas dan perakaran hasil okulasi kedua dan ketiga dibandingkan dengan okulasi pertama pada batang bawah yang sama. Penelitian dilakukan dengan mengokulasi batang bawah usia 7 bulan sebanyak tiga tingkat, yaitu okulasi pertama, okulasi kedua dan okulasi ketiga dengan jarak antar okulasi sekitar 20 cm. Setelah okulasi berhasil, tanaman dipotong dan distek dalam root trainer. Pengamatan meliputi diameter dan warna kulit batang, tingkat keberhasilan okulasi, waktu pecah tunas, tingkat kematian stek, pertumbuhan akar dan tunas setelah distek. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan okulasi masing-masing sebesar 80% untuk okulasi pertama, 84% untuk okulasi kedua dan 71% untuk okulasi ketiga. Waktu optimal pecah tunas pada 11-19 HSS. Rata-rata tinggi tunas okulasi umur 49 HSS untuk okulasi kedua dan ketiga masing-masing sebesar 7,55 cm dan 7,66 cm dan persentase berakar masing-masing sebesar 69% dan 52%, dengan rata-rata panjang akar 4,80 cm dan 3,23 cm, keduanya nyata lebih rendah dari kontrol sebesar 18,05 cm untuk tinggi tunas dan 14,7 cm untuk panjang akar.
PENGARUH KONSENTRASI IBA TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR DUA FASE WARNA BATANG PADA STEK BATANG BAWAH KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL. AGR) Ulya, Tsalisa Himma; Rogomulyo, Rohlan; Admojo, Lestari
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 37, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v37i2.631

Abstract

Ketersediaan biji karet sebagai bahan tanam untuk batang bawah seringkali terkendala iklim serta musim biji yang hanya ada satu kali dalam setahun. Stek batang karet dari tanaman seedling dilakukan sebagai upaya dalam memenuhi ketersediaan batang bawah dengan penambahan auksin untuk memicu pertumbuhan akar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi auksin dan fase warna batang yang paling tepat untuk pertumbuhan akar pada stek batang bawah karet. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Getas pada bulan Februari sampai September 2018. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dua faktor yaitu fase warna batang dan konsentrasi IBA dengan jumlah 60 tanaman setiap perlakuan sebagai ulangan. Faktor pertama adalah fase warna batang yang terdiri dari dua yaitu cokelat dan hijau. Faktor kedua yaitu konsentrasi IBA yang terdiri dari 0, 100, 200, dan 300 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stek batang cokelat dengan konsentrasi IBA 100 ppm memberikan respon terbaik pada persentase berakar sebesar 54,84% dan panjang akar 7,93 cm, sedangkan stek batang hijau menunjukkan hasil terbaik pada perlakuan IBA 300 ppm dengan persentase berakar sebesar 34,38% dan panjang akar 5,83 cm pada pengamatan 3 Bulan Setelah Stek. Panjang akar stek pada 6 BSS tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata baik pada perlakuan penambahan IBA maupun warna batang.