Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM BERTUTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP IDENTITAS BANGSA Nenden Nur Intan; Supriyono; Dadi Mulyadi Nugraha
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.226 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan campur kode dalam bertutur bahasa Indonesia terhadap identitas bangsa dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Strategi yang digunakan adalah analisis isi, yaitu menganalisis hasil dokumen yang diberikan oleh responden mengenai tindak tutur campur kode terhadap identitas bangsa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner melalui media google formulir kepada responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan campur kode dalam bertutur bahasa Indonesia. Biasanya ciri menonjolnya berupa situasi informal dan bisa juga terjadi karena keterbatasan bahasa yang tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan memasukkan unsur bahasa lain dalam tuturannya. Dari hasil penelitian, dinyatakan ada beberapa faktor terjadinya campur kode, di antaranya 1) Terjadi secara spontan. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan faktor lingkungan yang sering menggunakan campur kode, kemudian tanpa sadar diikuti. 2) Sudah menjadi kebiasaan. Masyarakat bilingual yang terbiasa menggunakan dua bahasa akan tanpa sadar mencampurkan dua unsur bahasa menjadi satu, hal tersebut terus berulang, sehingga menjadi kebiasaan. 3) Sulit menemukan arti bahasa Asing dalam bahasa Indonesia. Jika campur kode terjadi karena memang seseorang memiliki keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan memasukkan unsur bahasa lain, maka itu adalah hal yang wajar. Tetapi, lain halnya jika mengikuti pergaulan tanpa mementingkan identitas dari bahasa Indonesia itu sendiri, maka bahasa Indonesia semakin lama akan semakin memudar dan akan mengikis identitas nasional. Oleh karena itu, kita harus menjaga bahasa Indonsia agar jati diri bangsa Indonesia tidak luntur.
AKULTURASI BUDAYA ETNIS BELANDA DALAM MAKANAN NUSANTARA PERKEDEL Riska Azikia Windiany; dinda reza okky naWa; Supriyono
Jurnal Budaya Nusantara Vol 6 No 1 (2023): NUSANTARA DAN ADAT ISTIADAT
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol6.no1.a6508

Abstract

Indonesia as a society is known for its cultural diversity such as traditional practices and customs. Some of them are historically influenced by colonialism. Just like Indonesia, which experienced a long colonial period under Dutch rule and left a big influence on aspects of people's lives and culinary delights in Indonesia. One of the Indonesian foods that were influenced by Dutch culture is Frikadeller. Frikadeller in Indonesia means "cakes" or fried potatoes and is usually bought and sold by fried traders or served as a complement to other foods. This study aims to analyze the influence of Dutch culture on Indonesian Frikadeller cuisine. Method: This research method is qualitative with data collection using literature studies and interviews regarding the history of Indo-Dutch food culture. Result: As a result of colonization, many Dutch tribes set foot in Indonesia, and the Dutch introduced cakes during their colonial period. Perkedel comes from the Dutch language, namely frikadeller, but the tongue of Indonesian people cannot pronounce the letter ā€œfā€ so it becomes the letter ā€œpā€, and because the meat is expensive, until now perkedel is only made from potatoes. That's what makes frikadeller a potato-based cake.