Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Tipologi Fisik Pesisir dan Kesesuaian Wisata Pantai di Wilayah Kepesisiran Bonto Bahari Andi Baso Sofyan A. P.; Feri Fadlin; Indrawati Indrawati
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 7, No 1 (2023): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v7i1.35313

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi fisik pesisir dan melakukan analisis kesesuaian pariwisata pantai di wilayah kepesisiran Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Penelitian dilakukan pada wilayah Pantai Bampang, Pantai Bara, Pantai Marumasa, dan wilayah pesisir Apparalang. Metode yang digunakan yakni survei dan studi literatur untuk mendapatkan data primer serta data sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi tipologi fisik pesisir. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis kesesuaian pariwisata pantai yakni dengan metode penskoran. Hasil penelitian menunjukkan, wilayah Pantai Bampang yang merupakan tipe pesisir pengendapan darat termasuk dalam kategori sesuai (S2) untuk kegiatan wisata pantai, wilayah Pantai Bara dan Marumasa yang sebagian besar wilayahnya merupakan tipe pesisir pengendapan laut termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1), serta wilayah pesisir Apparalang yang merupakan tipe pesisir struktural termasuk dalam kategori sesuai bersyarat (S3) untuk kegiatan wisata pantai.Kata kunci: Tipologi Fisik Pesisir, Pariwisata PantaiAbstract: This study aims to identify coastal typologies and analysis suitability of coastal tourism in the coastal area of Bonto Bahari District, Bulukumba Regency. The research was conducted in the Bampang Beach, Bara Beach, Marumasa Beach, and Apparalang coastal areas. The methods used are surveys and literature studies to obtain primary data and secondary data. This study uses a qualitative and quantitative approach. A qualitative approach is used to identify the physical typology of the coast. Meanwhile, a quantitative approach is used to analyze the suitability of coastal tourism with scoring method. The results showed that the Bampang Beach area which is land deposition coast is included in the appropriate category (S2) for beach tourism activities, the Bara and Marumasa Beach areas, which are mostly marine depositional coastal types, are included in the very suitable category (S1), as well as the Apparalang coast which is a structural coastal type is included in the conditionally appropriate category (S3) for beach tourism activities.Keywords: Coastal Physical Typology, Beach Tourism
PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN DASAWISMA MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN SIRUP HERBAL BELIMBING WULUH Maulita Maulita; Amir Hidayat; Fabiola B Luturmas; Rahma Rahma; Indrawati Indrawati; Rakhelia Rakhelia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19016

Abstract

Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Dasawisma melalui Pelatihan Pengolahan Sirup Herbal Belimbing Wuluh pada kelompok Dasawisma Markisa dikelurahan lempake bertujuan untuk meningkatkan kemandirian Perempuan dan peningkatan ekonomi keluarga. Pelatihan ini memiliki potensi besar karena Perempuan yang Sebagian besar ibu rumah tangga dapat menggunakan tanaman-tanaman disekitar rumah mereka untuk menjadikannya menjadi bernilai ekonomis. Belimbing wuluh merupakan tanaman yang tenyata memiliki khasiat terhadap kesehatan seperti kolesterol, diabetes dan lain sebagainya. Namun belimbing wuluh ternyata belum digunakan secara optimal. Metode pelatihan mencakup Sesi Input dengan melihat potensi dikelurahan lempake, kemudian dilakukan demonstrasi pada saat pelaksanaan dengan melatih cara mengolah sirup herbal belimbing wuluh dan cara pengemasan serta labelling pada produk sirup herbal untuk dapat dipasarkan, kemudian yang terakhir diberikan materi pencatatan keuangan usaha sederhana pada peserta pelatihan. Hasil pelatihan ini adalah Peserta mampu membuat sirup herbal belimbing wuluh dan peserta juga mampu memilih kemasan yang menarik untuk tempat sirup herbal serta memberikan label pada kemasan tersebut. Peserta juga mampu memcatat jumlah modal yang dikeluarkan dan estimasi keuntungan yang mereka dapatkan memalui pencatatan keuangan usaha sederhana.