Dika Ayu Safitri
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Deformasi Gunung Agung Berdasarkan Data Citra SAR Sentinel-1A dan Metode D-InSAR Lysa Dora Ayu Nugraini; Dika Ayu Safitri
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1sp (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Edisi Spesial
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1sp.9407

Abstract

Abstrak – Gunung Agung merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia yang terletak di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, yang pada tanggal 21 November 2017 silam telah meletus dan mengakibatkan ribuan orang mengungsi. Monitoring aktivitas fisik gunung berapi penting untuk dilakukan guna memahami proses dan perilaku gunung berapi. Salah satu aktivitas fisik gunung berapi yang dapat secara berkala diamati adalah deformasi permukaan sebagai salah satu parameter ada tidaknya peningkatan aktivitas magma di bawah permukaan gunung itu sendiri. Penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh sensor aktif dalam rangka menganalisis deformasi permukaan yang terjadi di Gunung Agung sesaat sebelum meletus menggunakan citra Sentinel-1A dan metode D-InSAR. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya deformasi yang terjadi di Gunung Agung sebelum terjadi letusan. Nilai deformasi bervariasi, dimana uplift terjadi pada wilayah puncak Gunung Agung dan wilayah Budakeling yang terletak disebelah tenggara dengan besar nilai uplift pada kedua titik sampel ini adalah 4 hingga 5 cm. Sedangkan rata-rata kejadian subsidence terjadi diwilayah Sukadana yang berada di utara dan berjarak 10 km dari puncak Gunung Agung dengan nilai penurunan tanah sebesar 4-5 cm. Kata Kunci: Deformasi, Gunung Agung, Sentinel-1A, D-InSAR. Abstract – Mount Agung is one of the active volcanoes in Indonesia located in Karangasem Regency, Bali Province, which erupted on November 21, 2017, displacing thousands of people. Monitoring the physical activity of volcanoes is essential to understand the process and behavior of volcanoes. One of the physical activities of the volcano that can be regularly observed is surface deformation as one of the parameters of whether or not there is an increase in magma activity under the mountain's surface. This research utilizes active sensor remote sensing technology to analyze the surface deformation on Mount Agung shortly before the eruption using Sentinel-1A images and the D-InSAR method. The data processing results show the deformation that occurred on Mount Agung before the eruption. The deformation value varies, where uplift occurs in the peak area of Mount Agung and the Budakeling area located to the southeast. The uplift value at these two sample points is 4 to 5 cm. At the same time, the average subsidence occurred in the Sukadana area located in the north and 10 km away from the peak of Mount Agung, with a subsidence value of 4-5 cm. Keywords: Deformation, Mount Agung, Sentinel-1A, D-InSAR.
Perbandingan Metode Delineasi Garis Pantai Pada Citra Landsat 8 Lysa Dora Ayu Nugraini; Winagari Ratri; Maulana Yudinugroho; Dika Ayu Safitri
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol 3, No 1 (2023): April Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.608 KB) | DOI: 10.31315/imagi.v3i1.9538

Abstract

Identifikasi garis pantai dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan memanfaatkan citra satelit. Melalui proses interpretasi visual dari citra tersebut dan mengombinasikannya dengan teknik digitasi on screen, delineasi garis pantai dapat dilakukan. Penggunaan citra satelit Landsat 8 untuk pekerjaan delineasi garis pantai memiliki tantangan tersendiri akibat resolusi spasial yang dimilikinya, meskipun kanal spektral yang dapat digunakan cukup untuk mengamati dinamika pesisir. Gradasi warna yang sangat halus pada area yang berbatasan dengan laut menyebabkan pada beberapa kondisi, batas antara darat dan laut tidak dapat secara tegas didefinisikan dan mempersulit operator pengolah data dalam melakukan interpretasi visual dan digitasi on screen. Penelitian ini melakukan ujicoba terhadap metode NDWI, Edge Detection, dan kombinasi band SWIR-NIR-Red (Band 7-5-4) untuk mengetahui metode mana yang paling baik, yang mampu membedakan batas antara darat dan laut secara jelas dan tegas sehingga meningkatkan kualitas hasil delineasi garis pantai oleh operator. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pemanfaatan band SWIR-NIR-Red (7-5-4) pada citra Landsat 8 lebih baik dibandingkan metode NDWI dan Edge Detection atau deteksi tepi. Selain memberikan perbedaan warna yang jelas antara daratan dan badan air, kombinasi Band 7-5-4 ini mampu menetrasi awan tipis pada nilai pixel 6816 hingga 6896 yang berpotensi mengganggu proses interpretasi visual jika objek awan tersebut berada tepat pada lokasi garis pantai.