Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PIJAT WOOLWICH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI TAHUN PERTAMA Siti Farida; Catur Setyorini; Zetia Madu Retno
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2022 : SIKesNas 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.888 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2086

Abstract

ASI merupakan sumber nutrisi terpenting, terbaik dan terlengkap yang dibutuhkan olehbayi. ASI diberikan secara ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Banyak penyebabketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif, salah satunya yaitu kurangnya tingkat kepercayaandiri ibu terhadap ASI yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya. Hormon prolactindan oksitosin berperan dalam peningkatan produksi air susu Salah satu upaya yang bisadilakukan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin yaitu dengan memberikan pijatwoolwich. Pijat woolwich adalah pemijatan yang dilakukan pada area sinus laktifirus tepatnya 1-1,5 cm diatas areola mammae, untuk mengeluarkan ASI yang berada pada sinus laktifirus. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat woolwich terhadap produksi ASI. Jenis penelitianini adalah Pre eksperimental Design dengan One GroupPretest-Postest Design yaitu denganmembandingkan 1 kelompok dengan 2 perlakuan yakni melakukan observasi volume ASI sebelumdan setelah diberikan pijat woolwich pada ibu menyusui. Sampel dalam penelitian ini adalah ibumenyusi yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15 orang. Hasil uji statistik diperoleh p-valuesebesar 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa pijat woolwich efektif untuk mengatasi masalahproduksi ASI. Produksi ASI meningkat setelah dilakukan pijat Woolwich, sehingga diharapkankeluarga dapat mendukung untuk menerapkan pijat woolwich sehari dua kali selama 3 hariberturut-turut pada ibu menyusui.
Faktor Perkembangan Motorik dan Perkembangan Kognitif Anak: Literature Review Darah Ifalahma; Zetia Madu Retno
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 11, No 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.11.3.2023.707-714

Abstract

Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak, dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif, dan psikososial. Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak. Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Sedangkan perkembangan kognitif anak mengacu pada proses mengingat, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Perkembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indera. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor perkembangan motorik dan perkembangan kognitif anak ditinjau dari beberapa literature. Penelitian dilakukan dengan metode studi literature. Pencarian sumber literatur data base yang relevan menggunakan Google Scholar dan Garuda dengan menggunakan kata kunci: “Faktor Perkembangan” + “Perkembangan Motorik” + “Perkembangan Kognititf” + “Pada Anak”.  Pencarian artikel tersebut disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan analisis population, intervensi, conclution, and output (PICO). Skrining didapatkan artikel sebanyak 359 dan yang digunakan 5 artikel sesuai dengan kriteria. Hasil studi literature didapatkan bahwa faktor perkembangan motorik dan perkembangan kognitif pada anak yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Cara untuk mangatasi keterlambatan perkembangan motorik dan perkembangan kognitif dengan mengajak anak keluar ruangan dan memperhatikan sekitar, mengajak menggambar, dan mengajak bermain. Kesimpulan faktor perkembangan motorik dan perkembangan kognitif anak antara lain faktor aktivitas fisik, faktor gangguan saraf motorik, faktor keturunan (orang tua) dan faktor kebebasan berfikir.