Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KORELASI AKSES SANITASI DAN AKSES AIR MINUM DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2022 Adhika Paramasatya; Ririn Arminsih Wulandari
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 2 (2023): APRIL: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i2.19145

Abstract

Stunting adalah penggambaran status gizi kurang pada bayi sejak dalam kandungan hingga dilahirkan yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Namun, pada tahun 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Serang mencapai 8.96% (11.534 balita menderita stunting). Kebaruan penelitian ini karena meneliti korelasi akses sanitasi dan akses air minum dengan kejadian stunting pada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi akses sanitasi dan akses air minum dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Kabupaten Serang tahun 2022. Desain studi pada penelitian ini adalah studi ekologi. Analisis korelasi dilakukan terhadap akses sanitasi dan akses air minum dengan angka kejadian stunting pada balita di 326 desa yang ada di Kabupaten Serang. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mengetahui gambaran variabel independen dan dependen. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman. Penelitian dilaksanakan selama bulan Desember 2022 – Februari 2023. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik Spearman didapatkan nilai P = 0,463 (P 0,05) sehingga tidak ada hubungan atau korelasi antara akses sanitasi dengan angka kejadian stunting pada balita di Kabupaten Serang. Sedangkan Hasil Hubungan akses air minum dengan kejadian stunting di Kabupaten Serang menunjukkan korelasi lemah dan memiliki arah negatif hal dapati dilihat dari nilai P = 0,038 (P 0.05) Kesimpulan Tidak ada hubungan atau korelasi antara akses sanitasi dengan angka kejadian stunting pada balita di Kabupaten Serang. Sedangkan hubungan akses air minum dengan kejadian stunting di Kabupaten Serang menunjukkan korelasi yang lemah dan memiliki arah negatif
Kontaminasi kimia dan biologi pada air dan udara dengan ARKM: analisis risiko kesehatan masyarakat Dian Rosdiana; Ira Ayu Hastiaty; Eka Hartomy; Ikram Kango; Porman Tiurmaida Simbolon; Prima Gita Pradapaningrum; Minar Indriasih; Adhika Paramasatya
Public Health Risk Assesment Journal Vol. 1 No. 1: Juli (2023)
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/phraj.v1i1.2023.222

Abstract

Wawancara dilakukan ukepada 6 unit rumah tangga untuk mengambil air bersih. Anak, balita, remaja serta dewasa dilakukan pengukuran risiko kesehatan dengan pengukuran. Penelitian menunjukkan SO2 dengan konsentrasi 0.0004781 mg/m3 dan NO2 dengan konsentrasi 0.0000576 mg/m3 tidak berisiko pada semua kelompok umur di Kelurahan Depok. Sedangkan PM10 dengan konsentrasi maksimal 0.070 mg/m3 berisiko pada semua kelompok umur di Kelurahan Depok. Balita paling berisiko terhadap kontaminan PM10 dengan konsentrasi 0.042 mg/m3 sesuai karakteristik, pola pemajanan, dan pola aktivitas kelompok balita di Kelurahan Depok. e. coli. Kontaminasi mikrobiologi pada air minum menunjukkan EIR sebesar 0,00000636 berarti ada 7 orang dalam 1000000 orang populasi yang beresiko sakit karena infeksi E. coli melalui ingesti air minum. Sedangkan pada udara, EIR sebesar 0,00000121 berarti ada 2 orang dalam 1000000 orang populasi yang beresiko sakit karena infeksi E. coli melalui inhalasi udara di dalam rumah. Berdasarkan nilai CDI masing-masing kelompok umur, untuk RQ zat Mn, NO2, NO3, Cr6+, dan besi, seluruhnya di bawah 1 (RQ ≤  1).  Sehingga paparan zat-zat tersebut aman untuk pola konsumsi air minum masyarakat Rawa Lio. Air rawa memenuhi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 kecuali parameter nitrat dan E. coli. RQ < 1 untuk NO2 dan SO2 pada semua kelompok umur menunjukkan tidak berisiko bagi kesehatan. Serta RQ > 1 pada konsentrasi PM10 maksimum di semua kelompok umur menunjukan tingkat berisiko bagi kesehatan.