Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Kursia, Sukriani; Lebang, Julianri Sari; Nursamsiar, Nursamsiar
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.187 KB)

Abstract

Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Ekstrak etil asetat daun sirih hijau mengandung senyawa antibakteri yang terdiri dari senyawa fenol dan turunannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun sirih hijau terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Sirih hijau diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dan diuji aktivitas penghambatannya terhadap  bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan daya hambat ekstrak pada konsentrasi 3% dan 5%, yaitu 9,8 dan 15 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antibakteri dalam kategori sedang-kuat.Kata kunci  : Daun sirih hijau, Piper betle L difusi agar, Staphylococcus epidermidis, etil asetat
Potensi Antibakteri Isolat Jamur Endofit dari Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Kursia, Sukriani; Aksa, Rahmad; Nolo, Maria Magdalena
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2018): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.237 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v4i1.4631

Abstract

Kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung metabolit sekunder dan berkhasiat sebagai antibakteri. Metabolit sekunder tanaman kelor dapat diperoleh dari fungi endofit yang berasosiasi dalam jaringan tanaman. Tujuan penelitian ini ialah menentukan potensi antibakteri isolat fungi endofit daun kelor. Isolasi fungi endofit daun kelor diperoleh sebanyak 3 isolat yaitu isolat M2NG, M2NB, dan M2NW. Penelitian ini meliputi uji antagonis, fermentasi, ekstraksi dan uji aktivitas menggunakan metode difusi agar. Hasil uji antagonis menunjukkan isolat M2NG paling aktif menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, P. aureginosa, dan S. typhi. Ekstrak etil asetat fermentat isolat hijau konsentrasi 4% memiliki aktivitas menghambat bakteri uji dengan diameter zona hambat tertinggi  yaitu 17,94 mm untuk bakteri E. coli dan 16,85 mm untuk bakteri S. aureus. Identifikasi metabolit  sekunder ekstrak etil asetat  mengandung  flavonoid, alkaloid dan polifenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat fungi endofit daun kelor memiliki aktivitas antibakteri spektrum luas.Kata kunci: Moringa oleifera, isolat, fungi endofit, antibakteri
FORMULASI DAN PENGUJIAN STABILITAS FISIK GEL ANTIJERAWAT LIOFILISAT LIMBAH KOKON ASAL KABUPATEN SOPPENG Dambur, An Maria Redi; Malluka, Rifka; Anton, Nurafiat; Kursia, Sukriani
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.215 KB) | DOI: 10.35799/pmj.2.2.2019.26529

Abstract

ABSTRACT Lyophilisate of cocoon silkworm (Bombyx mori L.) possess antibacterial activity against Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, and S. aureus which belong to the group of bacteria that cause acne. Therefore, this research was carried out to make a formula for anti-acne gel based on Carbopol 940®. The gel dosage form was chosen because it is easier to clean from the surface of the skin after use and contains no oil which can increase the severity of acne. The formulation was tested on the physical stability of the preparations in the form of organoleptic, homogeneity, pH, dispersibility, adhesion and viscosity tests. The results of the study showed that the anti-acne gel formulat had a good preparation quality and anti-acne activity. Keywords : Cocoon, gel, anti-acne, Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus   ABSTRAK Liofilisat kokon ulat sutera (Bombyx mori L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, dan S. aureus yang merupakan bakteri penyebab jerawat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuat formula sediaan gel antijerawat dengan basis gel Carbopol 940®. Bentuk sediaan gel dipilih karena lebih mudah dibersihkan dari permukaan kulit setelah pemakaian dan tidak mengandung minyak yang dapat meningkatkan keparahan jerawat. Hasil formulasi dilakukan uji stabilitas fisik sediaan berupa uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulagel antijerawat liofilisat kokon memiliki kualitas sediaan yang baik. Kata kunci: Kokon, gel, antijerawat, Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus
DETEKSI ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK DAUN MURBEI (MORUS ALBA L.) DARI BEBERAPA LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL TANAMAN DI SULAWESI SELATAN Ali, Alimuddin; Kursia, Sukriani; Nadia, Nadia
bionature Vol 17, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.224 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v17i2.2833

Abstract

Murbei (Morus albaL.) merupakan salah satu jenis tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai sumber bahan obat seperti antioksidan, antidiabetes, antihipertensi, hipolipidemik, demam, flu, batuk, antiemetik dan gangguan saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi aktivitas antibakteri daun murbei dari daerah Soppeng, Gowa dan Enrekang terhadap bakteri Escherichia coli. Daun murbei diekstraksi menggunakan larutan penyari etanol 70% dan etil asetat. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang dilakukan adalah metode difusi agar dan analisis KLT bioautografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun murbei asal kab.Soppeng, Gowa dan Enrekang memiliki potensi aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan yang memiliki potensi baik sebagai aktivitas antibakteri ialah ekstrak etanol dari daerah soppeng pada konsentrasi 10% dengan diameter zona hambatan yaitu 9,89 mm. Hasil pengujian analisis KLT bioautografi ekstrak etil asetat menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dengan spot noda dari daerah Soppeng 5 noda, Gowa 6 noda dan Enrekang 6 noda sedangkan ekstrak etanol tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Kata kunci: Daun Murbei, Aktivitas Antibakteri, Difusi Agar, dan KLT Bioautografi.
PKM bagi Pelaku UMKM di Desa Barat Lamongan Kabupaten Selayar Tentang Pemanfaatan Ikan Laut menjadi Pangan Kering dan Bahaya Penggunaan Pengawet dalam Produk Makanan Kursia, Sukriani; Aziz, Askari A.
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 3, No 3 (2021): VIVABIO:Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.v3i3.37106

Abstract

Potensi hasil perikanan di Kabupaten Selayar sangat berlimpah. Hal ini didukung karena merupakan wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil dan berbatasan dengan perairan laut flores dan selat Makassar. Salah satu potensi hasil perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah ikan Cendro (Tylosorus sp). Pemanfaatan ikan ini belum terlalu dikembangkan. Namun dari segi ekonomi, ikan ini relatif murah dan cukup melimpah sehingga salah satu upaya untuk meningkatkan penggunaannya maka dibuat menjadi produk pangan. Selain dari segi ekonomis, kandungan nutrisi dari ikan ini cukup tinggi. Kandungan nutrisi meliputi protein, lemak, sedikit karbohidrat, vitamin dan garam-garam mineral. Salah satu pemanfaatan yang dilakukan adalah pembuatan kerupuk dan keripik ikan. Pada proses pembuatan maka perlu memperhatikan syarat-syarat yang di keluarkan oleh Badan POM, salah satunya adalah penambahan bahan pengawet pada produk pangan. Oleh karena itu, perlu juga diberikan pemahaman tentang bahan pengawet yang dizinkan oleh Badan POM.