Merefleksikan tarian tradisional ke dalam wujud arsitektur merupakan salah satu bentuk kreativitas dalam mengapresiasi budaya sebagai identitas bangsa. Untuk mengolaborasikan tari dan arsitektur, metode yang digunakan adalah metafora. Metode metafora merupakan sebuah konsep transfer makna untuk dapat melihat tarian dalam wujud arsitektur melalui penguraian unsur-unsur tangible dan intangible tari ke dalam strategi desain. Tulisan ini membahas metafora tari tradisional Aceh, Saman Gayo ke dalam perancangan arsitektur Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Tari Saman Gayo dimetaforakan secara sequence mulai dari Persalaman, Ulu Ni Lagu, Lagu-lagu, Uak Ni Keuemeuh dan Penutup ke dalam ruang-ruang tematik. Hasil dari metode ini adalah suasana tarian dapat dinikmati secara utuh sehingga dapat memberikan kesan dan pengalaman bagi pengunjung bandara mengenai tari Saman Gayo dan pesan-pesan yang dibawakan.