Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SPESIES DAN KARAKTERISTIK TUMBUHAN EKOSISTEM MANGROVE BERDASARKAN HASIL SURVEI DI KAWASAN TELUK BUNGUS - PADANG Aprizon Putra; Arman A; Rahmadani Yusran; Mira Hasti Hasmira; Eni Kamal; Abdul Razak
Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan (JKPL)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.499 KB)

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki tipe dan jenis tumbuhan yang berbeda sesuai dengan kondisi zonasi yang berhubungan dengan faktor fisika-kimia lingkungan, di antara faktor yang menyebabkan perbedaan vegetasi tersebut adalah jenis tanah dan pasang surut air laut. Survei yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies, dan keanekaragaman tumbuhan ekosistem mangrove. Penelitian ini dilakukan pada zona lindung kawasan pesisir Teluk Bungus yaitu lokasi 1 (Labuhan Tarok), 2 (Cindakir), 3 (Teluk Kabung Labuhan Cino), 4 (Teluk Kaluang), dan 5 (Teluk Pandan) yang merupakan ekosistem tumbuhan mangrove sebagai sub-sistem dari ekosistem pesisir. Penelitian ini dilakukan dengan metode transek dengan garis berpetak. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui spesies, dan keanekaragaman spesies tumbuhan ekosistem mangrove. Hasil penelitian menunjukkan pada bagian Selatan kawasan Teluk Bungus dengan tipe pantai berteluk (perairan tenang) ditemukan 3 tipe famili tumbuhan ekosistem mangrove yaitu 1) Rhizophoraceae dengan spesies Rhizophora mucronata sp., Ceriops tagal sp., Ceriops decandra sp., dan Bruguiera hainessi sp.; 2) Rubiaceae dengan spesies Scyphiphora hydrophillacea sp.; dan 3) Sonneratiaceae dengan spesies Sonneratia alba sp. Sedangkan untuk di bagian Tengah kawaan Teluk Bungus dengan tipe pantai estuari seperti di Cindakir (muara batang Cindakir), dan Labuhan Tarok (muara batang Timbalun) ditemukan 9 tipe famili tumbuhan tumbuhan ekosistem mangrove yaitu 1) Rhizophoraceae dengan spesies Rhizophora mucronata sp.; 2) Primulaceae dengan spesies Aegiceras cornicullatum sp.sp., dan Aegiceras floridum sp.; 3) Sonneratiaceae dengan spesies Sonneratia alba sp.; 4) Meliaceae dengan spesies Xylocarpus granatum sp.; 5) Arecaceae dengan spesies Nypa fruticans sp.; 6) Acanthaceae dengan spesies Acanthus ilicifolius sp.; 7) Malvaceae (mangrove ikutan) dengan spesies Thespesia populnea sp., Hibiscus tiliaceus sp.; 8) Pandanaceae (mangrove ikutan) dengan spesies Pandanus odoratissima sp.; dan 9) Combretaceae (mangrove ikutan) dengan spesies Terminalia catappa sp.
MODEL PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI INDUSTRI PENGOLAHAN ABON IKAN DENGAN SISTEM DINAMIK DI PASIE NAN TIGO - PADANG Dwi Marsiska Driptufany; Iswandi Umar; Indang Dewata; Fajrin Fajrin; Aprizon Putra; Arman A; Henny Yulius; Mira Hasti Hasmira; Muhammad Hidayat; Ramadani Yusran
Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan (JKPL)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.683 KB)

Abstract

Caught fish that have been processed into abon fish increase the sale value of fish. Increasing the selling value of fish and developing business opportunities can increase fishermen's household income and become one of the solutions to poverty in coastal regions. This study aims to analyze the factors that influence the production of the catch and income of traditional fishermen's fishing business. This study aims to analyze a dynamic system model of increasing fishermen's income through the abon fish processing industry in Pasie Nan Tigo Village, Koto Tangah Sub-district - Padang City. This study uses a dynamic systems modeling approach in analyzing the added value of abon fish processing. The results showed that in a scenario with a distribution proportion of 70%: 30%, the sales value of products that undergo processing (abon fish) is higher than raw fish sold without undergoing any processing. The ratio of the sales value between processed abon fish to raw fish sold without undergoing any processing is 115:100. This means that the same volume of fish processing (abon fish) has increased the sale value of raw fish by 15%. This sales value ratio will certainly increase fishermen's income.