Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Potensi Infrastruktur Hijau dengan Pendekatan Geodesign dalam Konteks Pandemi Covid-19 di Bandung Esti Galuh Arini; Widyastri Atsary Rahmy
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 10 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.8 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2023.v10.i01.p04

Abstract

Green open space (RTH) - the main element of green infrastructures - is an essential component that determines the quality of our urban environment. However, the current urban planning practices focus more on achieving a minimum standard or a standard need per capita rather than on the importance of green open space in supporting public health. The COVID-19 pandemic has affected urban life widely and informed us of the central position of public health issues and the provision of green open space. This study aims to examine the integration between factors that control the state of public health and urban landscape planning and design by adequately providing urban green open spaces. It explores the use of geographic information technology (GIS) using the Geodesign method. It develops spatial data content, including the area's physical and non-physical variables, including the number of COVID-19 cases. This study uses a computer-assisted GIS data overlay analysis technique with a multi-objective analysis method. The city of Bandung is chosen as a case study as it is one of the big cities in Indonesia that still needs to meet the minimum green open space proportion required by Regulation Number 26 of 2007 concerning Spatial Planning. This study proposes 3 (three) urban green open space development scenarios, each with different variables following the current (status quo) spatial planning approach, a balanced approach, and a responsive approach. Based on these three scenarios, ten urban villages of Bandung are prioritized to have an additional green open space to achieve the minimum percentage of 20%.Keywords: green infrastructure; green open space planning; urban landscape; pandemic, Bandung city AbstrakRuang terbuka hijau (RTH) - elemen utama dari infrastruktur hijau – merupakan komponen penting yang menentukan kualitas lingkungan perkotaan. Namun, praktek perencanaan kota saat ini lebih fokus pada pencapaian standar luasan minimum atau standar kebutuhan per kapita daripada pada pentingnya ruang terbuka hijau dalam mendukung kesehatan publik. Pandemi COVID-19 telah secara luas mempengaruhi kehidupan di perkotaan dan menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan publik dan pengadaan ruang terbuka hijau. Studi ini bertujuan mengintegrasikan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan publik dengan perencanaan dan perancangan lanskap perkotaan melalui penyediaan RTH secara tepat. Penelitian ini mengeksplorasi pemanfaatan teknologi informasi geografis (GIS) dengan metode Geodesign. Riset ini mengembangkan konten data spasial yang meliputi variabel fisik dan nonfisik kawasan, termasuk tingkat kasus COVID-19. Studi ini menggunakan teknik analisis overlay data GIS berbasis bantuan komputer dengan metode analisis multi sasaran (multi-objective). Kota Bandung dipilih sebagai area studi karena termasuk salah satu dari kota-kota besar di Indonesia yang belum memenuhi proporsi RTH minimal seperti yang dipersyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Studi ini mengusulkan tiga skenario pengembangan RTH perkotaan, masing-masing dengan pembobotan variabel yang berbeda mengacu pada pendekatan perencanaan kawasan saat ini (status quo), pendekatan seimbang, serta pendekatan responsif. Dari ketiga skenario tersebut, diperoleh rekomendasi jika terdapat sepuluh kelurahan di Kota Bandung yang diprioritaskan untuk mendapatkan penambahan RTH demi mencapai proporsi RTH publik minimal 20%.Kata kunci: infrastruktur hijau; perencanaan ruang terbuka hijau; lanskap perkotaan; pandemic; Kota Bandung
PENYEDIAAN RTH PERKOTAAN DI KABUPATEN BEKASI BERDASARKAN FAKTOR KEPADATAN PENDUDUK DENGAN PENGARUH PANDEMI COVID-19 Widyastri Atsary Rahmy; Syahyudes Rina
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i3.003

Abstract

Makalah ini mengkaji pengaruh faktor kepadatan penduduk dan kasus COVID-19 dalam penyediaan RTH perkotaan di Kabupaten Bekasi. Saat ini usulan penyediaan RTH perkotaan dalam dokumen perencanaan wilayah dan kota sangat ditentukan oleh jumlah penduduk serta luas wilayah. Faktor pentingnya keberadaan RTH bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat masih kurang menjadi pertimbangan dalam proses identifikasi kebutuhan penyediaan RTH. Data menunjukkan bahwa penyediaan RTH perkotaan di wilayah Kabupaten Bekasi masih sangat minim, yaitu 5.512,88 hektar, dan masih jauh dari memenuhi ketentuan minimal 30% dari seluruh wilayah seluas 127.586,93 hektar. Kajian pertama dalam makalah ini melihat korelasi antara kepadatan penduduk dan kasus COVID-19 dengan ketersediaan RTH perkotaan. Hasil menunjukkan bahwa kepadatan penduduk dan kasus COVID-19 di Kabupaten Bekasi memiliki tingkat korelasi positif yang sangat kuat, sedangkan antara kepadatan penduduk dan kasus COVID-19 dengan ketersediaan RTH eksisting masing-masing memiliki tingkat korelasi negatif yang sangat lemah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu kecamatan, maka kecenderungannya semakin tinggi juga tingkat kasus COVID-19 yang dimilikinya. Namun, hal ini tidak diimbangi oleh ketersediaan RTH, di mana luas RTH per kecamatan cenderung berbanding terbalik terhadap kepadatan penduduk dan jumlah kasus COVID-19. Hasil kajian pada tahap ini menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut perlu menjadi pertimbangan dalam proses penentuan prioritas penyediaan RTH di masa mendatang. Kajian kedua melihat pengaruh kedua faktor tersebut, bersama dengan dua faktor lainnya, yaitu faktor tutupan lahan eksisting serta rencana guna lahan di masa mendatang, secara spasial melalui simulasi perumusan skenario potensi kawasan untuk penyediaan RTH. Hasil kajian pada tahap ini menunjukkan bahwa penyertaan faktor kepadatan penduduk dan tingkat kasus COVID-19 memiliki pengaruh yang cukup baik dalam proses penentuan potensi kawasan untuk penyediaan RTH di Kabupaten Bekasi di masa mendatang menjadi lebih terarah, khususnya sebagai upaya awal dalam mewujudkan lingkungan dan masyarakat yang lebih sehat melalui perencanaan RTH kawasan.