Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Kandungan Logam Berat (Pb) dan (Cd) Terhadap Lamun (Enhalus Acoroides) Sebagai Bioindikator Di Perairan Tanjung Lanjut Kota Tanjungpinang Pratiwi, Asih Resti; Willian, Nancy; Pratomo, Arief
Jurnal Zarah Vol 2 No 1 (2014): Jurnal Zarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.603 KB)

Abstract

Biota Laut, termasuk tanaman lamun dapat digunakan sebagai bioindikator dalam penentuan kualitas air di perairan.Lamun  Enhalus acoroides merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di perairan Tanjung Lanjut dan mampu mengakumlasi  bahan pencemar dalam hal ini logam berat Pb ( timbal) dan Cd ( cadmium). Aktivitas manusia  seperti kegiatan transportasi laut, limbah perkotaan dan domestic serta sisa tailing pertambangan bauksit dapat menyumbang bahan pencermar ke badan perairan yang mengakibatkan penurunan kualitas air serta merusak ekosistim laut. Penelitian ini bertujuan : 1)untuk menganalisis dan mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada Lamun Enhalus acoroides yang terdapat pada bagian akar, batang (rhizoma), dan daun.   2)Mengetahui kandungan logam berat dalam air laut. Penelitian dilakukan dengan mengambil 3 titik stasiun sampel yaitu Stasiun 1 terletak pada 00◦56’12’’ LU dan 104◦28’13’’ BT terletak di daerah muara dan jalur lalu lintas kapal-kapal serta tongkang yang membawa bauksit, Stasiun 2 terletak pada 00◦56’48’’ LU dan 104◦28’32’’ BT terletak sekitar kurang lebih 5 m dari aktivitas pertambangan bauksit dan pemukiman warga, Stasiun 3 terletak pada 00◦56’52’’ LU dan 104◦28’49’’ BT kondisi pada titik Stasiun ini dekat dengan aktivitas industri galangan kapal dengan jarak sekitar kurang lebih 12 m. Tanaman Lamun dibagi 3 bagian yaitu bagian akar, batang dan daun. Jumlah keseluruhan dari 3 stasiun adalah 9 lamun dan 27 sampel. Selain sampel lamun, sampel air laut juga dianalisis untuk melengkapi data kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan rata-rata logam berat Pb pada lamun  berkisar antara 0,1088 mg/L - 0,1915 mg/L  dan logam berat Cd pada lamun berkisar antara 0,3907 mg/L – 0,4536 mg/L, sedangkan untuk air laut kandungan rata-rata untuk Pb berkisar antara 0,0274 mg/L - 0,0486 mg/L dan Cd yaitu 0,0926 mg/L - 0,1289 mg/L. Pada bagian tumbuhan lamun penyerapan logam berat Pb dan Cd tertinggi terdapat pada akar. Kandungan ini telah melewati ambang batas baku mutu yaitu 0,008 mg/L untuk logam Pb dan 0,001 mg/L untuk logam Cd. Hasil analisis pada Lamun Enhalus acoroides dapat digunakan sebagai bioindikator untuk menggambarkan kondisi perairan Tanjung Lanjut yang tercemar oleh logam berat
VARIABILITAS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT PULAU BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PADA EMPAT MUSIM BERBEDA Zulfikar, Zulfikar; Jaya, Yales Veva; Pratomo, Arief; Putra, Risandi Dwirama; Suhana, Mario Putra
Dinamika Maritim Vol 6 No 2 (2018): Dinamika Maritim, Vol. 6 No. 2, February 2018
Publisher : Coastal and Marine Resources Research Center, Raja Ali Haji Maritime University, Tanjungpinang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.76 KB)

Abstract

Informasi suhu permukaan laut (SPL) dalam bidang perikanan memiliki peran yang sangat penting. Data SPL ECMWF sangat baik untuk melihat perubahan SPL secara berkala. Selain berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme dan perkembangan suatu organisme suhu permukaan laut (SPL) merupakan faktor penting yang mempengaruhi dinamika iklim global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memetakan sebaran suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan. Metode penelitian ini menggunakan analisis suhu permukaan laut secara temporal berdasarkan fluktuasi SPL bulanan dan musiman dalam bentuk grafik deret waktu, dan analisis spasial berdasarkan visualisasi  peta sebaran rata-rata SPL musiman. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi temporal SPL  tahun 2015-2016 di perairan Pulau Bintan cenderung mengalami peningkatan. Variabilitas nilai SPL di perairan Pulau Bintan dipengaruhi oleh musim, SPL pada musim timur dan musim peralihan barat-timur cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL pada musim barat dan musim peralihan timur-barat. Sebaran spasial SPL di perairan dekat pesisir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL di perairan jauh pesisir atau lepas pantai. Secara spasial, perairan dekat pesisir memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan perairan lepas pantai. Suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan juga cenderung mengalami fluktuasi berdasarkan musim. Pada musim peralihan barat-timur dan musim peralihan timur rata-rata suhu permukaan laut cenderung lebih tinggi dan sebaliknya pada musim barat dan musim peralihan timur-Barat rata-rata suhu permukaan laut cenderung mengalami penurunan.
Analisis Kandungan Logam Berat (Pb) dan (Cd) Terhadap Lamun (Enhalus Acoroides) Sebagai Bioindikator Di Perairan Tanjung Lanjut Kota Tanjungpinang Pratiwi, Asih Resti; Willian, Nancy; Pratomo, Arief
Jurnal Zarah Vol 2 No 1 (2014): Jurnal Zarah
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.603 KB) | DOI: 10.31629/zarah.v2i1.23

Abstract

VARIABILITAS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT PULAU BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PADA EMPAT MUSIM BERBEDA Zulfikar, Zulfikar; Jaya, Yales Veva; Pratomo, Arief; Putra, Risandi Dwirama; Suhana, Mario Putra
Dinamika Maritim Vol 6 No 2 (2018): Dinamika Maritim, Vol. 6 No. 2, February 2018
Publisher : Pusat Penelitian Sumberdaya Pesisir dan Laut, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi suhu permukaan laut (SPL) dalam bidang perikanan memiliki peran yang sangat penting. Data SPL ECMWF sangat baik untuk melihat perubahan SPL secara berkala. Selain berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme dan perkembangan suatu organisme suhu permukaan laut (SPL) merupakan faktor penting yang mempengaruhi dinamika iklim global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memetakan sebaran suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan. Metode penelitian ini menggunakan analisis suhu permukaan laut secara temporal berdasarkan fluktuasi SPL bulanan dan musiman dalam bentuk grafik deret waktu, dan analisis spasial berdasarkan visualisasi peta sebaran rata-rata SPL musiman. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi temporal SPL tahun 2015-2016 di perairan Pulau Bintan cenderung mengalami peningkatan. Variabilitas nilai SPL di perairan Pulau Bintan dipengaruhi oleh musim, SPL pada musim timur dan musim peralihan barat-timur cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL pada musim barat dan musim peralihan timur-barat. Sebaran spasial SPL di perairan dekat pesisir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SPL di perairan jauh pesisir atau lepas pantai. Secara spasial, perairan dekat pesisir memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan perairan lepas pantai. Suhu permukaan laut di perairan Pulau Bintan juga cenderung mengalami fluktuasi berdasarkan musim. Pada musim peralihan barat-timur dan musim peralihan timur rata-rata suhu permukaan laut cenderung lebih tinggi dan sebaliknya pada musim barat dan musim peralihan timur-Barat rata-rata suhu permukaan laut cenderung mengalami penurunan.
Environmental DNA Metabarcoding Reveals the Eukaryotes Diversity in Marine Protected Area of Lombok Island, Indonesia Arief Pratomo; Dietriech Geoffrey Bengen; Neviaty Putri Zamani; Hawis Madduppa
Journal Omni-Akuatika Vol 18, No 2 (2022): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2022.18.2.1009

Abstract

Biodiversity assessment surveys are necessary for establishing conservation areas. However, such surveys are typically expensive, primarily if they cover a large area and take a long time. The survey difficulty increases when applied to cryptic, sparse, and fast-moving organisms. In addition, it requires expertise in taxonomic-biota classification. The breakthrough environmental DNA (eDNA) metabarcoding technique promises to overcome all the hurdles of assessing the potential for marine biodiversity in a non-invasive, rapid, extensive, and more effective way. We evaluated the ability of the eDNA survey to reveal the potential diversity and character of marine eukaryotes in the Lombok Island Marine Protected Area. A sampling of seawater and sediment eDNA in pore size fractions of 0.4-12 ?m and >12 ?m was carried out in the Core Zone, Non-Core Zone, and Non-Conservation Area, in east, north, and west Lombok, respectively. The detection and classification of eukaryotes using bioinformatics analysis were accomplished following extraction, amplification, and DNA sequencing. We identified 20,478 unique sequences of potential species classified in five kingdoms to 654 marine eukaryotes families. The comparison results show differences in community structure between locations, as well as differences in diversity between media and factions. The eDNA survey can assess marine biodiversity at a macro level and has implications for management in conservation areas.Keywords: Biodiversity, Marine eukaryotes, environmental DNA, the Primary V9-SSU 18S rRNA gene