Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONSEP MANUSIA DALAM PANDANGAN AL QUR’AN Mustoto
Jurnal Ilmiah AZZIQRI: Kajian Keislaman dan Kependidikan Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah AZ ZIQRI : Kajian Keislaman dan Kependidikan: Multidisipliner
Publisher : Insititut Agama Islam Agus Salim Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47902/az-ziqri.v3i1.639

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang konsep manusia dalam Al-Qur'an yang dikaji dengan metode tematik (maudhui). Pokok pembahasan meliputi konsep dan fungsi manusia, baik sebagai individu maupun komunitas. Pencarian hakekat manusia tidak hanya bertumpu pada pandangan yang subjektif, yang mengakibatkan persoalan hakekat manusia menjadi kabur. Sebagai hasil karya cipta, semestinya persoalan manusia dikaji tidaklah terlepas dari sudut pandang penciptanya untuk memperoleh pengetahuan yang komprehensif. Jika cara ini diterima –mengkaji manusia dalam perspektif penciptanya- maka satu-satunya jalan untuk mengenal siapa manusia adalah merujuk pada wahyu Ilahi, agar jawabannya dapat ditemukan. Untuk maksud tersebut tentu tidak cukup dengan hanya merujuk kepada satu atau dua ayat, tetapi seharusnya merujuk kepada semua ayat Alquran (atau paling tidak ayat-ayat pokok) yang berbicara tentang masalah yang dibahas, dengan mempelajari konteksnya masing-masing, dan mencari penguat-penguatnya baik dari penjelasan Rasul, maupun hakikat-hakikat ilmiah yang telah mapan. Cara inilah yang dimaksud dalam disiplin ilmu Alquran dengan metode maudhuiy (tematik).
KONSEP MANUSIA DALAM PANDANGAN AL QUR’AN Mustoto
Jurnal Ilmiah AZZIQRI: Kajian Keislaman dan Kependidikan Vol 1 No 7 (2022): Jurnal Ilmiah AZ ZIQRI : Kajian Keislaman dan Kependidikan: Multidisipliner
Publisher : Insititut Agama Islam Agus Salim Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47902/az-ziqri.v3i1.639

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang konsep manusia dalam Al-Qur'an yang dikaji dengan metode tematik (maudhui). Pokok pembahasan meliputi konsep dan fungsi manusia, baik sebagai individu maupun komunitas. Pencarian hakekat manusia tidak hanya bertumpu pada pandangan yang subjektif, yang mengakibatkan persoalan hakekat manusia menjadi kabur. Sebagai hasil karya cipta, semestinya persoalan manusia dikaji tidaklah terlepas dari sudut pandang penciptanya untuk memperoleh pengetahuan yang komprehensif. Jika cara ini diterima –mengkaji manusia dalam perspektif penciptanya- maka satu-satunya jalan untuk mengenal siapa manusia adalah merujuk pada wahyu Ilahi, agar jawabannya dapat ditemukan. Untuk maksud tersebut tentu tidak cukup dengan hanya merujuk kepada satu atau dua ayat, tetapi seharusnya merujuk kepada semua ayat Alquran (atau paling tidak ayat-ayat pokok) yang berbicara tentang masalah yang dibahas, dengan mempelajari konteksnya masing-masing, dan mencari penguat-penguatnya baik dari penjelasan Rasul, maupun hakikat-hakikat ilmiah yang telah mapan. Cara inilah yang dimaksud dalam disiplin ilmu Alquran dengan metode maudhuiy (tematik).
Ukhuwah Islamiyyah Dalam Keberagaman Mustoto
Jurnal Ilmiah AZZIQRI: Kajian Keislaman dan Kependidikan Vol 2 No 10 (2023): Jurnal Ilmiah AZ ZIQRI : Kajian Keislaman dan Kependidikan: Multidisipliner
Publisher : Insititut Agama Islam Agus Salim Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47902/multidisipliner.v5i2.806

Abstract

The Results of this study discusses about religious pluralism and humanitarianism cooperation. The Paradigm of freedom and islamic consideration concern the doctrine of human equality. This equality can established the brotherhood and friendship between religions in social life based on humanity for the realization of social order together. To achieve religious harmony and inter-religious cooperation and harmonious and qualities, should be based on the factors and elements that are universal, ie factors and elements of humanity based on religious view. When the universal elements and factors that can be used effectively. Meanwhile, to realize the harmony of religious life and inter-religious cooperation requires elements and external fators, such as the state and the government.