Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TINGKAT PLOIDI PAKU SAYUR (Diplazium esculentum) PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI GUNUNG SEMERU Wulandari, Anggun; Rahmawati, Rina Dian
Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan Vol 3 No 02 (2018): Edubiotik
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, IKIP Budi Utomo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.988 KB) | DOI: 10.33503/ebio.v3i02.98

Abstract

Polyploidy is a condition when the individual has more than two genomes, this polyploidy phenomenon is common in fern plants and one of the causes that is suspected to cause polyploidy events is cold temperatures. Therefore, this research aims to determine the level of ploidi fern vegetables (Diplazium esculentum) at different altitude in Semeru Mountain. This research is an experimental research using Completely Randomized Design (CRD). The object used is the Diplazium esculentum taken from different altitude (500 masl, 1500 masl, and 2500 masl) in Semeru Mountain. The next step is making the preparatory and chromosomal counts were then calculated on 5 root hood cells and each cell was counted for 3 repetitions. The data obtained were analyzed by one way Anova analysis with SPSS. The research results showed that there were differences in ploidy levels of Diplazium esculentum at different altitude indicated by F count (126.849) > F table 0,05 (3.885). Diplazium esculentum located at an heights of 500 masl showed the result of diploid cytological type (2n) which has an average number of chromosomes was 62.934; at an heights of 1500 masl indicated the result of triploid cytological type (3n) which has an average number of chromosomes was 80.334; while at an heights of 2500 masl has an average number of chromosomes as much as 106.4 with tetraploid cytological type results (4n). Thus it can be concluded that there is a difference in ploidy level of Diplazium esculentum at each altitude in Semeru Mountain.
TINGKAT PLOIDI PAKU SAYUR (Diplazium esculentum) PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI GUNUNG MERBABU, BOYOLALI, JAWA TENGAH, INDONESIA Wulandari, Anggun; Rahmawati, Rina Dian
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 5, No 1: Maret 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v5i1.7981

Abstract

Pada tumbuhan paku sering terjadi fenomena poliploidi dan salah satu penyebab yang diduga dapat menimbulkan peristiwa poliploidi adalah suhu dingin. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ploidi paku sayur (Diplazium esculentum) pada ketinggian yang berbeda di Gunung Merbabu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Objek yang digunakan adalah tumbuhan paku Diplazium esculentum yang diambil dari ketinggian yang berbeda (±500 mdpl, ±1500 mdpl, dan ±2500 mdpl) di salahsatu gunung tinggi Indonesia, yaitu Gunung Merbabu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat ploidi Diplazium esculentum pada ketinggian yang berbeda. Tumbuhan paku Diplazium esculentum yang berada pada ketinggian ±500 mdpl menunjukkan hasil tipe sitologi diploid (2n) yang memiliki jumlah rata-rata kromosom adalah 54,2; pada ketinggian ±1500 mdpl menunjukkan hasil tipe sitologi triploid (3n) yang memiliki jumlah rata-rata kromosom adalah 80,533; sedangkan pada ketinggian ±2500 m dpl memiliki jumlah rata-rata kromosom sebanyak 105,333 dengan hasil tipe sitologi tetraploid (4n). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat ploidi Diplazium esculentum pada masing-masing ketinggian di Gunung Merbabu.
PEMODELAN NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION PADA DATA JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN JOMBANG Wardani, Dian Kusuma; Wulandari, Anggun
TRANSFORMASI Vol 4 No 2 (2020): TRANSFORMASI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Pendidikan Matematika FMIPA Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/tr.v4i2.968

Abstract

Regresi Poisson merupakan salah satu metode regresi untuk menganalisis apabila variabel terikat berupa data diskrit. Asumsi bahwa nilai rata-rata dan nilai varian dari variabel terikat harus sama terpenuhi akan menghasilkan kesimpulan yang valid. Kasus overdispersi terjadi jika nilai varian lebih besar dari nilai rata-rata sedangkan nilai varian kurang dari nilai rata-rata disebut underdispersi. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data jumlah kematian bayi di Kabupaten Jombang Tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi. Model yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi adalah model Negative Binomial Regression. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa model Negative Binomial Regression yang terbentuk bahwa variabel bebas yang memberikan pengaruh signifikan yaitu variabel persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe3, variabel persentase komplikasi kebidanan yang ditangani, variabel persentase ibu hamil melaksanakan program K4 dan persentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Studi Kunjungan Harian Arthropoda pada Tanaman Ageratum conyzoides dan Acalipa australis di Area Pertanian Dusun Ketanon Kecamatan Diwek sebagai Bahan Pengembangan E-Katalog Arthropoda Wulandari, Anggun; Kamilah, Maisy
BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 6 No 2 (2021): Jurnal BIO-EDU Volume 6 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbe.v6i2.1187

Abstract

Kunjungan harian Arthropoda dapat ditentukan dari frekuensi dan distribusi temporal Arthropoda pada setiap waktu pengamatan dalam mengunjungi tanaman Ageratum conyzoides dan Acalipa australis. Penelitian ini bertujuan menganalisis jenis, frekuensi, dan distribusi temporal serta bahan pengembangan e-katalog dari kunjungan Arthropoda pada tanaman Ageratum conyzoides dan Acalipa australis di area pertanian dusun Ketanon kecamatan Diwek. Metode pengambilan data dengan menggunakan metode “visual control” yang dikembangkan oleh Frei dan Manhart (1992) yang telah dimodifikasi. Penelitian dilakukan di area pertanian dusun Ketanon kecamatan Diwek dengan pengambilan data dilakukan pada pukul 06.00-07.00, 11.00-12.00, dan 16.00-17.00 sebanyak 3 kali ulangan pada masing-masing tanaman. Hasil penelitian menunjukkan jenis Arthropoda berjumlah 11 famili dengan 12 macam spesies. Frekuensi kunjungan harian Arthropoda tertinggi pada tanaman Ageratum conyzoides adalah famili Agromyzidae (hama) dengan kunjungan rata-rata 4,22 individu/jam, sedangkan pada tanaman Acalipa australis adalah famili Formicidae (musuh alami) dengan kunjungan rata-rata 2,88 individu/jam. Distribusi temporal menunjukkan bahwa waktu kunjungan Arthropoda setiap individu/jam adalah berbeda disetiap kegiatan/kebutuhan berkunjung masing-masing hewan Arthropoda. Serta bahan pengembangan e-katalog diperoleh dari hasil data pengamatan yang disusun dalam bentuk bahan pengembangan e-katalog yang sederhana.
Perilaku Pencegahan Covid-19 Ditinjau dari Karakteristik Individu dan Sikap Masyarakat Sari, Ayu Riana; Rahman, Fauzie; Wulandari, Anggun; Pujianti, Nita; Laily, Nur; Anhar, Vina Yulia; Anggraini, Lia; Azmiyannoor, Muhammad; Ridwan, Agus Muhammad; Muddin, Farid Ilham
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2020): JPPKMI: Juni 2020
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jppkmi.v1i1.41428

Abstract

Covid-19 sudah dikategorikan sebagai pandemi global. Covid-19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan virus tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan sikap terkait pencegahan Covid-19 dengan perilaku pencegahan Covid-19. Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 1.170 orang dan dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dibantu dengan program google form. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah remaja (90,90%), mempunyai status bekerja (56,00%), berjenis kelamin perempuan (69,30%), memiliki sikap positif terhadap pencegahan covid-19 (99,15%) dan mempunyai perilaku yang baik terhadap pencegahan covid-19 (90,20%). Hasil uji chi-square menunjukan nilai p antara jenis kelamin, umur, status pekerjaan, dan sikap terkait pencegahan Covid-19 dengan perilaku pencegahan Covid-19 adalah 0,000, 0,306, 0,605 dan 0,066. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku pencegahan Covid-19. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, status pekerjaan, dan sikap terkait pencegahan Covid-19 dengan perilaku pencegahan Covid-19.
Applying Milgram’s Theory and Health Belief Model in Understanding Compliance to Health Protocols of Covid-19 Pandemic Ernawaty, Ernawaty; Rochmah, Thinni Nurul; Afro, Rahmafika Cinthya; Dewi, Maya Sari; Wulandari, Anggun
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 1: March, 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.181 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i1.897

Abstract

COVID19 pandemic has significantly changed the world and human's normal life into a new normal life. World Health Organization had recommended early in the pandemic for the people to wear a face mask, keep a distance at a minimum of 1 meter between individuals and practice frequent handwashing with soap. Compliance with health protocols in the COVID-19 pandemic may be influenced by external factors and internal factors i.e., individual perception, knowledge, attitude, beliefs and intentions. This study aimed to compare Milgram's compliance theory and HBM concerning the community’s compliance to the health protocols of COVID-19 prevention. An online survey for a cross-sectional study had been conducted among the community in East Java province in 2020 which had obtained a total of   350 respondents. The results showed some internal factors in Milgram Theory such as region status, personal responsibility, support between communities, and relationship of heads of villages with the community had significantly influenced compliance to health protocols. Meanwhile, internal factors in HBM Theory which include perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy, and cues to action had also a significant influence on the community’s compliance with health protocols. The internal factors in HBM Theory were more influential on the community's compliance compared to the external factors in Milgram Theory. Based on this, the government and other related parties who are responsible for improving community awareness and understanding on the need to comply with health protocols could apply the internal factors as stipulated in the HBM. The community awareness on the internal factors could also be a success factor in declining the case fatality rate (CFR) from Covid 19 infection.