Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Air Tebu Di Wilayah Kota Pontianak Destia Aufani; Supriyanto Supriyanto; Imma Fatayati; Bagus Muhammad Ihsan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.6781

Abstract

Air tebu merupakan minuman yang terbuat dari perasan batang tebu yang diperas dengan menggunakan mesin khusus membuatnya memiliki rasa yang manis alami, minuman ini sangat digemari oleh masyarakat. Akan tetapi kontaminasi mikroba pada air tebu sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Berbagai bakteri dari genus Escherichia, Salmonella, Klebsiella, Shigella, dan Enterobacter yang merupakan salah satu indikator polusi limbah dan kondisi yang tidak menguntungkan untuk makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri yang terdapat pada minuman air tebu di Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan beberapa sampel air tebu di wilayah kota Pontianak dengan menggunakan metode kultur. Hasil yang didapatkan dari 70 sampel yaitu mendapatkan 8 sampel positif bakteri Enterobacter aerogenes, 4 sampel positif bakteri Salmonella typhi, 14 sampel positif Klebsiella pneumonia, 6 sampel positif Shigella dysentriae, dan 15 sampel positif Escherichia coli.
GAMBARAN CEMARAN MIKROBA TERHADAP MASA SIMPAN DAN KEBERSIHAN PENYIMPANAN TELUR AYAM RAS Imma Fatayati; Agitya Cita Amanda; Etiek Nurhayati; Herlinda Djohan; Sutriswanto Sutriswanto; Nisa Kartika Komara
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 5 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Mei 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i5.850

Abstract

Konsumsi dan permintaan telur ayam ras sangat tinggi dibanding bahan pangan yang mengandung protein hewani lainnya. Agar aman dikonsumsi dan terhindar dari kontaminasi bakteri dan virus BPOM menetapkan standar jumlah cemaran mikroba pada produk telur ayam ras yaitu <1 x 104 CFU/g. Semakin lama waktu penyimpanan akan mengakibatkan masuknya bakteri perusak dan terjadinya penguapan air dan gas melalui pori-pori. Adapun upaya untuk memperpanjang dan menjaga kebersihan telur cukup di lap dan tidak menggunakan air mengalir. Namun, masyarakat sering tidak memperhatikan jangka waktu penyimpanan telur dan kebersihan penyimpanan telur yang baik dan benar. Maka dilakukan pengujian tentang lamanya masa simpan telur dan kebersihan penyimpanan telur ayam ras terhadap cemaran mikroba. Penelitan ini menggunakan eksperimental semu dengan dua kelompok perlakuan dibersihkan dan tidak dibersihkan, keduanya disimpan selama 9-15 hari, lalu diuji menggunakan metode Total Plate Count (TPC) yaitu teknik deteksi jumlah mikroba yang ada di dalam makanan. Didapatkan angka cemaran mikroba yang melebihi angka standar yaitu pada hari ke-14 dan 15 pada telur yang dibersihkan, sedangkan pada telur yang tidak dibersihkan didapatkan pada hari ke-15. Hal tersebut dikarenakan proses pembersihan telur dapat membuka pori-pori pada kulit telur. Maka dapat disimpulkan masa simpan telur terbaik yaitu 13-14 hari agar tetap layak dikonsumsi.
GAMBARAN NILAI C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DEMAM TIFOID Herlinda Djohan; Deara Zanika Intan Pristanty; Sri Tumpuk; Imma Fatayati; Hendra Budi Sungkawa
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 9 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, September 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i9.1533

Abstract

Abstract: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi bersifat sistemik disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enteritica serotipe typhi (S. typhi) pada pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik dengan gambaran adanya bakteremia disertai inflamasi yang dapat merusak usus dan organ-organ hati. C-Reactive Protein (CRP) adalah protein fase akut yang ada dalam serum normal. CRP akan meningkat secara signifikan jika terjadi kerusakan jaringan, infeksi bakteri dan virus, inflamasi, dan malignat neoplasia.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Metode penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Populasi sampel berjumlah 30 pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran nilai C-Reactive Protein pada penderita Demam Tifoid yang telah positif. Hasil penelitian menunjukkan pasien demam tifoid yang berumur ≤25 tahun paling banyak memiliki nilai CRP 96 mg/L, sedangkan yang berumur ≥26 tahun paling banyak memiliki nilai CRP 48 mg/L. Pasien demam tifoid laki-laki paling banyak memiliki nilai CRP 48 mg/L, sedangkan pasien perempuan paling banyak memiliki nilai CRP 96 mg/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien demam tifoid dengan lama demam ≤5 hari paling banyak memiliki nilai CRP 48 mg/L, sedangkan pasien dengan lama demam 6-10 hari paling banyak memiliki nilai CRP 96 mg/L. Guna mencegah dan menurunkan tingginya nilai CRP,