Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PERFORMANCE BACKPRESSURE TURBIN SEBELUM DAN SESUDAH TURBIN WASHING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMISARULLA UNIT SILANGKITANG Aris Sitompul; Roy Indra Sianturi; Faisal Fahmi
SINERGI POLMED: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 3 No. 2 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/sinergipolmed.v3i2.730

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) memiliki komponen utama yaitu turbin uap. Penurunan performa turbin uap akan memengaruhi kendala pembangkit dan daya pembangkitan, sehingga pembangkit tidak mampu memenuhi Daya Mampu Netto (DMN) yang disetujui atau disebut derating. Penurunan performa turbin, salah satunya disebapkan kandungan pada uap utama seperti H2S, CO2, NH3, CH4, N2, He, Ar dan Ne tidak dapat tersaring oleh demister maupun separator, sehingga terjadinya penumpukan atau menempelnya kotoran(fouling)pada turbin dan menurunkan daya pembangkitan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja turbin akibat fouling diantaranya dengan melakukan water wash pada turbin atau turbin washing system. Turbin washing systemadalah pencucian turbin khususnya pada bladeuntuk menjaga performa dan mengurangi fouling
Karakteristik Hasil Pengelasan Metal Inert Gas (MIG) Pada Plat Baja ST 37 Dengan Variasi Arus 120 A, 130 A, 140A, Dan 150A Alexander Sebayang; Efrata Tarigan; Faisal Fahmi Hasan; Anasril Anasril
Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn) Vol 5, No 2: Oktober 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/jpin.v5i2.433

Abstract

Pengelasan (welding) merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam teknologi manufaktur. Dalam pengerjaan pengelasan harus memperhatikan kesesuaian pada konstruksi las agar tercapai hasil yang optimal. Untuk itu pengelasan perlu memperhatikan beberapa hal yang penting diantaranya efisiensi pengelasan, penghematan tenaga, penghematan energi, dan tentunya biaya yang murah. Pada kebutuhan welding dengan kualitas tinggi seperti sambungan pada bejana bertekanan seperti heat exchanger, pipa bertekanan dan konstruksi jembatan, struktur baja lainnya, pengelasan harus direncanakan dengan baik. Pada penelitian ini metode pengelasan yang digunakan adalah Metal Inert Gas (MIG), hal ini sangat erat hubungannya dengan arus listrik, ketangguhan, cacat las, serta retak yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang di las. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengaruh hasil pengelasan yang digunakan Metal Inert Gas (MIG) dengan menggunakan variasi Arus 120 A, 130 A, 140 A, dan 150 A terhadap kekuatan tarik, pada pelat baja St 37. Pengujian hasil pengelasan yang digunakan adalah dengan metode destructive test yaitu berupa uji tarik (tensile test). Parameter yang diamati adalah ada tidaknya cacat pada test piece hasil pengelasan yang diuji tarik tersebut. Apabila ada cacat berupa retak di logam las-an, mengacu ke standar BS EN ISO, maka ditentukan  apakah hasil pengelasan diterima (accepted) atau ditolak (rejected). Parameter pengujian dan hal-hal yang terkait dengan pengujian  mengacu pada standar ASTM E8. semakin besar arus pengelasan MIG pada baja ST 37 makan semakin besar pula nilai tegangan ultimatenya dimana nilai tegangan ultimate (tu) N/mm2 tertinggi adalah pada arus 150 A diikuti 140 A, 130 A, 120 A. Hal ini dikarenakan semakin besar arus pengelasan maka struktur mikro hasil pengelasan akan semakin halus
Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik Material Baja Hardox Steel 450 dengan Mild Steel pada Pengelasan SMAW Efrata Tarigan; Alexander Sebayang; Liwat Tarigan; Faisal Fahmi Hassan; Anasril Anasril
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelasan juga dapat diartikan sebagai proses penyatuan logam yang terjadi akibat adanya panas baik ada atau tidaknya pengaruh tekanan DIN (Deutsche Industrie Normen). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih baik material hardox steel 450 dibandingkan dengan mild steel dalam hal uji tarik tegangan yield (ty) N/mm2 dan tegangan ultimate (tu) N/mm2 pada pengelasan SMAW. Metode penetian yang digunakan adalah metode eksprimen, dengan masing material diuji 5 spesimen. Hasil penelitan menunjukkan bahwa Tegangan Yield (ty) N/mm2 nilainya lebih besar pada setiap sample hardox steel 450 adalah 519,92 N/mm2, 512,23 N/mm2, 513,45 N/mm2, 512.45 N/mm2, dan 512,33 N/mm2, dibandingkan dengan mild steel hanya 387,09 N/mm2 385,11 N/m2, 392,22 N/mm2, 388,32 N/mm2, dan 389,65 N/mm2. Begitu juga dengan tegangan ultimate (tu) N/mm2 material hardox steel 450 lebih besar nilainya 613,55 N/mm2, 615,43 N/mm2, 613,46 N/mm2, 612,45 N/mm2, dan 612,33 N/mm2, lebih besar dibandingkan dengan mild steel dengan nilai 415,09 N/mm2, 425,15 N/mm2, 412,52 N/mm2, 418,32 N/mm2, dan 419,65 N/mm2. Hal ini dikarenakan material hardox 450 jauh lebih kuat dibandingkan dengan mild steel, hardox steel memiliki proses quenching dan tempering yang dikontrol dengan hati-hati di pabrik baja, selain itu material hardox dikeraskan secara menyeluruh. Kekerasan inti minimum adalah 90 % dari kekerasan permukaan minimum yang dijamin.
Mesin Pemilah Lidi untuk Pembuatan Sapu Lidi di Desa Perkebunan Turangi Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Faisal Fahmi Hasan; Anasril; Johny Hasman; M. Arif Fadhillah Lubis; Burhanuddin Tarigan; Nursiah
BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dusun VI Desa Perkebunan Turangi, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara berjarak 79,7 km dari Kampus Politeknik Negeri Medan sebagian besar penduduknya merupakan karyawan perkebunan. Di antara tujuh dusun yang ada di Desa Perkebunan Turangi, di Dusun VI ini terdapat usaha pemilahan lidi dari daun kelapa sawit yang diawali sejak tahun 2019. Miswanto sebagai kepala Desa Turangi periode ini yang juga merupakan mitra pengabdian menjelaskan bahwa sampai saat ini masyarakat Dusun VI masih menggunakan cara tradisional dalam pemilahan lidi dari daun kelapa sawit, yaitu dengan pisau. Akibatnya dalam proses produksi sangat memakan waktu sehingga kuantitas produksi terbatas. Selain itu cara tersebut kerap mengakibatkan kecelakaan kerja seperti tangan terluka. Pengabdian ini dimaksudkan memberikan solusi bagi mitra tersebut yaitu dengan membuatkan alat atau mesin tepat guna berupa alat pemilah lidi dari daun kelapa sawit.
PENGARUH BANYAKNYA PENAMBAHAN MINYAK GORENG BEKAS KE MINYAK SOLAR TERHADAP NILAI PANAS BAHAN BAKAR YANG DIHASILKAN Faisal Fahmi Hasan; Burhanuddin Tarigan; Anasril Anasril
Buletin Utama Teknik Vol 17, No 2 (2022): Edisi Januari
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Indonesia terus berusaha memenuhi konsumsi bahan bakar yang berasal dari dalam negeri sendiri  dengan mengurangi import bahan bakar minyak (bbm). Berbagai cara yang ditempuh pemerintah seperti membuka kilang – kilang minyak baru dan membuat bbm yang renewable berasal dari tumbuhan dikenal dengan biofuel, serta merekayasa bbm dengan menambah (mencampur) zat luar kedalam bbm tersebut. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang merekayasa bbm solar dengan menambah minyak goreng bekas (minyak jelantah), variasi minyak jelantah didalam bbm solar rekayasa dimulai dari kandungan minyak jelantah 10 %, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Tujuannya untuk mendapatkan hasil nilai panas/nilai kalor (heat value) yang baik. Ukuran baik tidaknya nilai panas bbm ini adalah penyimpangan (error) terhadap nilai kalor solar maksimal 10 %. Hasil pengujian dan perhitungan pada penelitian ini didapat penyimpangan nilai kalor adalah sebagai berikut : campuran solar dan minyak jelantah 10 % error  0,43 %,  campuran solar dan minyak jelantah 20 % error 2,18 %, campuran solar dan minyak jelantah 30 % error 7,73 %, campuran solar dan minyak jelantah 40 % error 9,46 %, campuran solar dan minyak jelantah 50 % error 13,7 %. Dari pembahasan disimpulkan bahwa bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah dengan melihat kriteria penyimpangan (error) nilai panas terhadap bahan bakar solar yakni 10 %, maka bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah 10%, 20%, 30%, dan 40% dapat digunakan sebagai bahan bakar alternative pada mesin – mesin yang menggunakan bahan bakar solar (mesin diesel).
PENGUJIAN FUNGSIONAL MESIN DIESEL DENGAN MEMAKAI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) CAMPURAN SOLAR DAN MINYAK GORENG BEKAS Faisal Fahmi Hasan; Anasril Anasril; Burhanuddin Tarigan
Buletin Utama Teknik Vol 18, No 1 (2022): Edisi September
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi dan perkembangan industri yang pesat didunia memicu pertambahan pemakaian energi yang besar. Import  bahan bakar minyak (bbm) akan menambah beban subsidi pada anggaran belanja pemerintah maka perlu/harus dikurangi import bbm oleh Pemerintah Indonesia. Cara yang ditempuh pemerintah adalah dengan membuka kilang – kilang minyak baru. Target pemerintah sampai tahun 2019 akan ada enam kilang yang baru [1], namun belum juga dapat memenuhi konsumsi bbm. Penelitian ini menguji operasional mesin diesel dengan menggunakan bbm campuran solar dan minyak goreng bekas (minyak jelantah). Banyaknya minyak goreng bekas pada bbm campuran solar dan minyak goreng bekas bervariasi dimulai dari 10 % sampai 40 %. Hasil pengujian menginformasikan rata-rata pengujian persepuluh menit, bahan bakar yang paling sedikit dikonsumsi oleh mesin diesel adalah bbm campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 10 % (56,7 ml), dan yang paling banyak minyak solar saja (68,3 ml). Putaran poros yang paling tinggi pada operasional mesin yang memakai minyak campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 40 % (2.324,2 rpm.), dan yang paling rendah pada mesin yang memakai minyak campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 10 % (2.040 rpm) sedangkan dengan minyak solar saja 2.091,5 rpm. Operasional mesin memakai bahan bakar campuran solar dan minyak goreng bekas dengan kandungan 10%, 20%, 30%, dan 40% adalah lebih baik / bagus dari segi putaran poros ( putaran lebih rata) dan konsumsi bahan bakar lebih sedikit dibandingkan dengan operasional mesin yang memakai bahan  bakar minyak solar saja . Mesin diesel dapat hidup / nyala dengan baik selama satu jam lebih dengan mengkonsumsi semua bahan bakar yang dipakai pada setiap kali pengujian ini.