Kemajuan teknologi dan perkembangan industri yang pesat didunia memicu pertambahan pemakaian energi yang besar. Import bahan bakar minyak (bbm) akan menambah beban subsidi pada anggaran belanja pemerintah maka perlu/harus dikurangi import bbm oleh Pemerintah Indonesia. Cara yang ditempuh pemerintah adalah dengan membuka kilang – kilang minyak baru. Target pemerintah sampai tahun 2019 akan ada enam kilang yang baru [1], namun belum juga dapat memenuhi konsumsi bbm. Penelitian ini menguji operasional mesin diesel dengan menggunakan bbm campuran solar dan minyak goreng bekas (minyak jelantah). Banyaknya minyak goreng bekas pada bbm campuran solar dan minyak goreng bekas bervariasi dimulai dari 10 % sampai 40 %. Hasil pengujian menginformasikan rata-rata pengujian persepuluh menit, bahan bakar yang paling sedikit dikonsumsi oleh mesin diesel adalah bbm campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 10 % (56,7 ml), dan yang paling banyak minyak solar saja (68,3 ml). Putaran poros yang paling tinggi pada operasional mesin yang memakai minyak campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 40 % (2.324,2 rpm.), dan yang paling rendah pada mesin yang memakai minyak campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 10 % (2.040 rpm) sedangkan dengan minyak solar saja 2.091,5 rpm. Operasional mesin memakai bahan bakar campuran solar dan minyak goreng bekas dengan kandungan 10%, 20%, 30%, dan 40% adalah lebih baik / bagus dari segi putaran poros ( putaran lebih rata) dan konsumsi bahan bakar lebih sedikit dibandingkan dengan operasional mesin yang memakai bahan bakar minyak solar saja . Mesin diesel dapat hidup / nyala dengan baik selama satu jam lebih dengan mengkonsumsi semua bahan bakar yang dipakai pada setiap kali pengujian ini.
Copyrights © 2022