Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Buletin Utama Teknik

PENGARUH BANYAKNYA PENAMBAHAN MINYAK GORENG BEKAS KE MINYAK SOLAR TERHADAP NILAI PANAS BAHAN BAKAR YANG DIHASILKAN Faisal Fahmi Hasan; Burhanuddin Tarigan; Anasril Anasril
Buletin Utama Teknik Vol 17, No 2 (2022): Edisi Januari
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Indonesia terus berusaha memenuhi konsumsi bahan bakar yang berasal dari dalam negeri sendiri  dengan mengurangi import bahan bakar minyak (bbm). Berbagai cara yang ditempuh pemerintah seperti membuka kilang – kilang minyak baru dan membuat bbm yang renewable berasal dari tumbuhan dikenal dengan biofuel, serta merekayasa bbm dengan menambah (mencampur) zat luar kedalam bbm tersebut. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang merekayasa bbm solar dengan menambah minyak goreng bekas (minyak jelantah), variasi minyak jelantah didalam bbm solar rekayasa dimulai dari kandungan minyak jelantah 10 %, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Tujuannya untuk mendapatkan hasil nilai panas/nilai kalor (heat value) yang baik. Ukuran baik tidaknya nilai panas bbm ini adalah penyimpangan (error) terhadap nilai kalor solar maksimal 10 %. Hasil pengujian dan perhitungan pada penelitian ini didapat penyimpangan nilai kalor adalah sebagai berikut : campuran solar dan minyak jelantah 10 % error  0,43 %,  campuran solar dan minyak jelantah 20 % error 2,18 %, campuran solar dan minyak jelantah 30 % error 7,73 %, campuran solar dan minyak jelantah 40 % error 9,46 %, campuran solar dan minyak jelantah 50 % error 13,7 %. Dari pembahasan disimpulkan bahwa bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah dengan melihat kriteria penyimpangan (error) nilai panas terhadap bahan bakar solar yakni 10 %, maka bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah 10%, 20%, 30%, dan 40% dapat digunakan sebagai bahan bakar alternative pada mesin – mesin yang menggunakan bahan bakar solar (mesin diesel).
PENGUJIAN FUNGSIONAL MESIN DIESEL DENGAN MEMAKAI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) CAMPURAN SOLAR DAN MINYAK GORENG BEKAS Faisal Fahmi Hasan; Anasril Anasril; Burhanuddin Tarigan
Buletin Utama Teknik Vol 18, No 1 (2022): Edisi September
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi dan perkembangan industri yang pesat didunia memicu pertambahan pemakaian energi yang besar. Import  bahan bakar minyak (bbm) akan menambah beban subsidi pada anggaran belanja pemerintah maka perlu/harus dikurangi import bbm oleh Pemerintah Indonesia. Cara yang ditempuh pemerintah adalah dengan membuka kilang – kilang minyak baru. Target pemerintah sampai tahun 2019 akan ada enam kilang yang baru [1], namun belum juga dapat memenuhi konsumsi bbm. Penelitian ini menguji operasional mesin diesel dengan menggunakan bbm campuran solar dan minyak goreng bekas (minyak jelantah). Banyaknya minyak goreng bekas pada bbm campuran solar dan minyak goreng bekas bervariasi dimulai dari 10 % sampai 40 %. Hasil pengujian menginformasikan rata-rata pengujian persepuluh menit, bahan bakar yang paling sedikit dikonsumsi oleh mesin diesel adalah bbm campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 10 % (56,7 ml), dan yang paling banyak minyak solar saja (68,3 ml). Putaran poros yang paling tinggi pada operasional mesin yang memakai minyak campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 40 % (2.324,2 rpm.), dan yang paling rendah pada mesin yang memakai minyak campuran dengan kandungan minyak goreng bekas 10 % (2.040 rpm) sedangkan dengan minyak solar saja 2.091,5 rpm. Operasional mesin memakai bahan bakar campuran solar dan minyak goreng bekas dengan kandungan 10%, 20%, 30%, dan 40% adalah lebih baik / bagus dari segi putaran poros ( putaran lebih rata) dan konsumsi bahan bakar lebih sedikit dibandingkan dengan operasional mesin yang memakai bahan  bakar minyak solar saja . Mesin diesel dapat hidup / nyala dengan baik selama satu jam lebih dengan mengkonsumsi semua bahan bakar yang dipakai pada setiap kali pengujian ini.