Cahaya adalah hal yang dibutuhkan oleh manusia untuk melihat segala hal. Manusia membutuhkan cahaya untuk beraktifitas dengan sehat, dan nyaman. Karena pentingnya pengaruh pencahayaan, maka pengaturannya harus diperhatikan dalam perancangan arsitektur. Pencahayaaan dapat berasal dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Sebagai negara yang terletak pada daerah khatulistiwa, Indonesia tentu mendapatkan energi yang berlimpah dari cahaya matahari. Karena itulah seharusnya potensi tersebut dimanfaatkan dengan penggunaan pencahayaan alami. Cahaya alami tersedia berlimpah, dan gratis, tetapi memiliki banyak kelemahan seperti; intensitasnya tidak mudah diatur, dapat menyilaukan dan redup, sering membawa panas, dan sulit dimanfaatkan pada bangunan berlantai banyak. Kenyamanan visual adalah faktor yang harus diperhatikan pada proses perancangan, karena kenyamanan visual adalah kondisi yang dapat tercapai dengan adanya pengaturan pencahayaan yang baik. Tercapainya kenyamanan visual tentu akan membuat aktifitas masyarakat menjadi lebih nyaman. Starbucks Cambridge adalah salah satu kafe yang memanfaatkan cahaya alami sebagai sumber pencahayaan utama yang didukung dengan pencahayaan buatan dan banyak dikunjungi oleh para pengunjung setiap hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari teori-teori kenyamanan visual dan pencahayaan, kemudian mencari indikator yang dapat mempengaruhi kenyamanan visual untuk diteliti pada Starbucks Cambridge. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observatif dengan menggabungkan studi literatur dan observasi langsung pada lokasi yang akan diteliti. Berdasarkan hasil studi literatur dan observasi, diketahui standar kenyamanan visual dan komponen yang menjadi indikator kuat pada Starbucks Cambridge telah memenuhi standar namun masih terdapat beberapa indikator yang dapat ditingkatkan seperti vegetasi, lantai, dan langit-langit.