Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Determinan Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Pneumonia pada Balita di Pinggiran Sungai Musi Prajadiva, Gananda; Ardillah, Yustini
Jurnal Kesehatan Edisi Khusus No 1, Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurnal kesehatan.v0i1.7582

Abstract

Daerah pinggiran sungai Musi merupakan daerah yang masuk sebagai daerah kumuh di Kota Palembang. Kasus pneumonia di Kota Palembang banyak ditemukan di daerah ini. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan metode kasus kontrol. Terdapat 78 sampel yang terdiri dari 26 kasus dan 52 kontrol dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode wawancara dan pengukuran. Analisis data menggunakan uji chi square dan analisis regresi logistic ganda. Hasil analisis data menunjukkan dari 10 variabel yang diteliti terdapat 7 variabel yang berhubungan yaitu riwayat pemberian ASI eksklusif [OR=3,022 (95%CI; 1,132-8,071)], luas ventilasi [OR=3,167 (95%CI; 1.138 ? 8,815)], kepadatan hunian rumah [OR=3,422 (95%CI; 1,228-9,538)], pencahayaan [OR=5,588 (95%CI; 1,970-15,849)], suhu [OR=3,947 (95%CI; 1,463-10,643)], kelembaban [OR=3,422 (95%CI; 1,228?9,538)] dan keberadaan anggota keluarga yang merokok [OR=0,034 (95%CI; 1,216-13,378)]. Berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel pencahayaan merupakan variabel yang paling berhubungan dengan Odds Ratio 10,165; 95% CI 1,887 - 54,743.Rumah tangga dengan kondisi lingkungan yang masih belum memenuhi syarat seperti tingkat pencahayaan yang minim dapat berisiko menyebabkan terjadinya pneumonia pada balita.
Berat bayi lahir dan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Seberang Ulu I Palembang Sari, Indah Purnama; Ardillah, Yustini; Rahmiwati, Anita
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.291 KB) | DOI: 10.14710/jgi.8.2.110-118

Abstract

Background: Stunting is an indicator of chronic nutritional problem among children under five years old that influenced by nutrition and health status of mothers not only before and during prenancy but also after delivery. One of the long-term effects of stunting is increasing the risk of obesity and other non-communicable diseases. Low birth weight is one of the causes of stunting which also indicates that the fetus has been malnourished during the womb and stunting is a manifestation of malnutrition for a long time. Objectives: This study aimed to determine of the association between low birth weight and stunting, as well as other variables among children between the ages of 6 to 59 months.Methods: This study used cross sectional design. Samples consisted of about 188 eligible children between the ages of 6 to 59 months which selected using simple random sampling technique. Data of the mother’s, infants and environmental characteristics were obtained through face-to-face interviews using a structured questionnaire. Data on birth weight and length were obtained from interviews and crosscheck from the Maternal and Child Health book or child birth records and data on stunting obtained from height Z-score based on age. Data was analyzed using chi-square and logistic regression test.Results: The prevalence of stunting and low birth weight among children between the ages of 6 to 59 months in Seberang Ulu I subdistrict of Palembang was 39.4% and 8.5%, respectively. Birth weight was related to stunting (95% CI=1.28-2.76; p=0.012) and other variables like infectious diseases in the last 1 month (95% CI=1.13-2.26; p=0.009), maternal height (95% CI=1.10-2.19; p=0.016) and household monthly income (95% CI=1.04-2.28; p=0.024). Conclusion: Children with low birth weight had risk of stunting 2.29 higher than children with normal weight after controlling for other factors such as child’s age, mother’s age during delivery, availability of latrine and household monthly income.
Kajian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Lingkungan Kumuh Kota Palembang: Studi Kualitatif Azizah, Nur; Ardillah, Yustini; Sari, Indah Purnama; Windusari, Yuanita
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 20, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.20.2.65-73

Abstract

Latar Belakang:  Daerah kumuh terluas di Palembang yaitu di Kecamatan Sebrang Ulu 2 dengan luas wilayah kumuh 459,9 Ha dari besar wilayah 873 Ha, jumlah penduduk 100.575 dan kepadatan penduduk mencapai 174,61 /Ha dengan berbagai tingkat kekumuhan mulai dari kumuh sedang hingga berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menggambarkan pilar-pilar STBM di lingkungan kumuh Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Informasi didapatkan dari wawancara mendalam dan photovoice. Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang ditetapkan secara langsung oleh peneliti (purposive sampling) berdasarkan kriteria yang dibutuhkan terdiri dari 11 orang informan kunci dan 2orang informan biasa. Analisis data yang digunakan adalah content analysis. Uji validitas yang dilakukan melalui triangulasi sumber, metode, dan data.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan pilar pertama yaitu Stop Buang air besar Sembarangan masyarakat telah memiliki jamban baik milik sendiri maupun sharing, dengan konstruksi bangunan lengkap maupun tidak berseptic tank untuk yang di pinggiran sungai. Pilar kedua berupa Cuci Tangan Pakai Sabun masyarakat masih menganggap cuci tangan dengan air saja sudah cukup. Pilar Ketiga yaitu Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga masyarakat telah melakukan pengelolaan dengan baik karena mereka menyadari dampak kesehatan jika makanan dan air minum yang dikonsumsi tidak bersih. Pilar keempat yaitu pengamanan sampah rumah tangga masyarakat belum melakukan pengamanan dan masih ada yang membuang sampah kesungai. Pilar kelima yaitu pengamanan air limbah rumah tangga masyarakat cenderung langsung membuang air limbah langsung kesungai, tanah, ataupun drainase.Simpulan:  Dapat disimpulkan bahwa sanitasi dasar yang mencakup 5 pilar STBM dari kelimanya tidak semuanya dilaksanakan dengan optimal dikarenakan masyarakat belum mengetahui mengenai STBM juga kegiatan yang dilakukan telah menjadi kebiasaan dan sulit untuk dirubah. ABSTRACT Title: Study of Community Lead Total Sanitation in Slum Area, Palembang City: Qualitative StudyBackground:  The widest slum area in Palembang was in Seberang Ulu 2  District with slum area 459,9 ha of  the total area 873 ha, the population were 100.575 and  the population density reach  174,61/ha with various levels of slum from medium to heavy slum. The purpose of this study was to assessed and described the pillars STBM in slum area Seberang Ulu II District Palembang.Methods:  This research was qualitative  descriptive method. Information collected through in-depth interviews  and  photovoice. The informants in this study were 13 people. Analysis of the data used content analysis. Validity test used through triangulation of sources, methods, and data.Result:  The results of the study showed that the first pillar was SBS, the community had toilets either owned or shared, with the construction of a complete building or not using septic tank in the riverside. The second pillar was CTPS people still think washing hands with water was sufficient. The third pillar was PAMM-RT the society was managing well because they were aware of the health impact if the food and drink consumed water was not clean. The fourth pillar was household waste management the community has not carried out security for waste and there were still people who threw the garbage into the river. The fifth pillar was household waste water management people tend to throw the wastewater directly into the river, land, or drainage.Conclusion:  It can be concluded that the basic sanitation that includes five pillars STBM has not gone well enough.
Analisis Faktor Risiko Kejadian penyakit Tuberculosis Bagi Masyarakat Daerah Kumuh Kota Palembang Budi, Iwan Stia; Ardillah, Yustini; Sari, Indah Purnama; Septiawati, Dwi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.87-94

Abstract

Latar belakang:Tuberculosis atau dikenal dengan TB Paru merupakan penyakit yang mematikan setelah HIV-AIDS. Penyakit ini menjadi epidemik di dunia. Indonesia merupakan Negara dengan urutan kedua di dunia penderita TB Paru setelah India. Tahun 2016 penderita Tuberculosis mengalami peningkatan dari 9,6 juta menjadi 10,5 juta jiwa. Sementara Palembang merupakan Kota dengan prevalensi Tuberculosis tertinggi di provinsi Sumatera SelatanMetode:Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian ini adalah masyarakat yang berobat ke Puskesmas di Kota Palembang. Teknik sampling menggunakan proporsional random sampling. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistic berganda.Hasil:Analisis statistik secara bivariabel menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin PR 0.65 (0.45 - 0.80), riwayat TB anggota keluarga PR 2.49(1.92 – 3.23),akses informasi PR 2.49(1.92 – 3.23), pencahayaan, kelembapan PR 1.57 (1.10 – 2.23), kondisi atap PR 3.57 (2.38 – 5.34), dinding PR 4.96(2.98 – 8.27), lantai rumah PR 2.46 (1.86 – 3.22), dengan kejadian penyakit Tuberculosis Paru (p<0.05) dan variabel kepadatan hunian secara bivariat PR 0.76(0.58 – 1.01) Sedangkan secara multivariabel menemukan bahwa kepadatan hunian merupa kan variabel yang paling dominan dengan nilai OR 6.42(1.55-26.63).Simpulan:Karakteristik rumah merupakan variabel yang berperan dalam penyebaran penyakit Tuberculosis dan kepadatan hunian merupakan faktor dominan kejadian penyakit tersebut. Surveilens terhadap faktor – faktor risiko lingkungan pada daerah – daerah yang rentan dengan Tuberculosis perlu dilakukan disertai penyuluhan dengan pendekatan keluarga untuk mencegah penyakit Tuberculosis. ABSTRACTTitle: Analysis of Tuberculosis Risk Factors in Slum Area PalembangBackground:Tuberculosis is a fatal disease after HIV-AIDS. This disease becomes epidemic in the world. Indonesia is the second  most populous country in the world of pulmonary tuberculosis patients after India. In 2016, Tuberculosis patients increased from 9,6 million to 10,5 million people. While Palembang Patients TB were the highest one in South Sumatra.Methods:This research was analytical descriptive with cross sectional approach.Sample was patients who visited Puskesmas in Palembang. The sampling technique used proportional  random sampling. Data was analysed through bivariate analysis by  chi-square and multivariate analysis by logistic regression.Results:Bivariable statistical analysis concluded that there were relationship among sex with PR 0.65 (0.45 - 0.80), family history in family with PR 2.49 (1.92 - 3.23), access to information with PR 2.49 (1.92 - 3.23), lighting, humidity with PR 1.57 (1.10 - 2.23 ), roof condition with PR 3.57 (2.38 - 5.34), house wall with PR 4.96 (2.98 - 8.27), home floor PR 2.46 (1.86 - 3.22) with incidence of Tuberculosis Lung disease (p <0.05). occupancy density PR 0.76(0.58 – 1.01)  While multivariable found that occupancy density is the most dominant variable with the value of OR 6.42 (1.55-26.63).Conclusion: house Characteristics were variables that took a role in the spread of Tuberculosis disease and living house density was the dominant factor of the incidence of the disease. Surveillance of environmental risk factors in vulnerable areas with Tuberculosis should be accompanied by familial counseling to prevent Tuberculsois disease
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Hidrogen Sulfida (H2S) dan Ammonia (NH3) Pada Masyarakat Wilayah TPA Sukawinatan Kota Palembang Tahun 2018 Faisya, Achmad Fickry; Putri, Dini Arista; Ardillah, Yustini
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.2.126-134

Abstract

Latar belakang: TPA Sukawinatan merupakan salah satu tempat pembuangan akhir yang masih beroperasi aktif di Kota Palembang. TPA Sukawinatan berjenis controled landfill dengan risiko peningkatan aktivitas dekomposisi mikroorganisme secara anaerob sehingga menghasilkan gas hidrogen sulfida and ammonia setelah proses penimbunan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan paparan gas hidrogen sulfide dan ammonia pada masyarakat sekitar TPA Sukawinatan.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang masyarakat dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dalam radius 300 dan 600 m. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis univariat dan analisis risiko.Hasil: Hasil penelitian untuk kadar risk agent menunjukkan bahwa kadar H2S tertinggi sebesar 0,003 mg/m3, kadar NH3 tertinggi yaitu 0,031 mg/m3. Nilai RQ (NH3) untuk setiap risk agent dilokasi studi seluruhnya menunjukkan dibawah 1, sedangkan nilai RQ (H2S)  untuk setiap risk agent berbeda terdapat nilai yang menunjukkan diatas 1.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukaan bahwa H2S di sekitar kawasan TPA sukawinatan memiliki risiko terhadap gangguan kesehatan masyarakat karena masih terdapat nilai RQ>1. Untuk itu sebaiknya Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Palembang sebaiknya dapat melakukan manajemen risiko terhadap masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan. ABSTRACTTitle: Enviromental Health Risk Analysis Of Hydrogen Sulfide (H2s) And Ammonia (Nh3) Exposure In The Communities Around Sukawinatan Landfill In Palembang 2018Background: Sukawinatan landfill is a one of landfill that still operates actively in the city of Palembang. The types of Sukawinatan landfill was control landfill with increased risk of decomposition activity of anaerobic microorganisms to produce hydrogen sulfide and ammonia gases after the waste dumping process. This study aims to analyze risk factors of hidrogen sulfide and ammonia gases exposure to communities around Sukawinatan Landfill.Methods: This study was descriptive research and used quantitative analysis method. The approach used was Environmental Health and Risk Analysis. Sample in this research was 50 human sample and technique was used Purposive Sampling within the radius of 300 and 600 m. Data analysis was conducted using  univariate and risk analysis.Results: The results of research showed that the highest levels of risk agent H2S levels is 0,003 mg/m3, the highest levels of NH3 is 0,031 mg/m3. The level of risk (NH3) showed below 1, while The level of risk (H2S) for each different risk agent there is showed above 1.Conclusion: Based on the result of this research, assesment is who received RQ>1 in TPA Sukawinatan Departement  of environmental and sanitation in Palembang must to do risk management towards people who are at risk of wxperiencing health problems. 
Implementasi Penerapan Sanitasi Tempat-tempat Umum Pada Rekreasi Benteng Kuto Besak Kota Palembang Marinda, Dika; Ardillah, Yustini
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.2.89-97

Abstract

Latar belakang: Tempat-tempat umum sarana wisata dikategorikan sebagai tempat yang berpotensi menyebarkan penularan, pencemaran lingkungan, maupun gangguan kesehatan. Penyebab penularan penyakit di tempat-tempat umum disebabkan oleh salah satunya ialah buruknya akses sanitasi. Penelitian ini untuk bertujuan mengevaluasi penerapan sanitasi tempat-tempat umum (STTU) pada rekreasi Benteng Kuto Besak Kota (BKB) Palembang. Metode: Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan evaluasi. Informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen, dan photovoice. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang. Analisis data yang digunakan adalah content analysis. Uji validitas yang dilakukan melalui triangulasi sumber, metode, dan data.            Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) belum mencukupi, pendidikan SDM sesuai standar, dana berasal dari Anggaran Pendatan dan Belanja Daerah (APBD), sarana dan prasarana pelaksanaan program STTU hampir sesuai dengan standar persyaratan sanitasi dasar. Kebijakan STTU sudah diimplementasikan, pencatatan, pelaporan, dan monitoring terhadap STTU terkhusus di BKB cukup baik. Pemeriksaan sanitasi di BKB belum terjadwal dengan baik karena terfokus melakukan STTU di sekolah, hotel, restoran, dan lain sebagainya. Penilaian yang dilakukan sesuai dengan formulir pemeriksaan obyek wisata. Pemberian rekomendasi secara lisan dan tulisan dan hasil STTU sudah mencapai target sebesar 85% dari target yang telah ditetapkan yaitu 80%.            Simpulan: Penerapan sanitasi tempat-tempat umum pada rekreasi Benteng Kuto Besak Kota Palembang telah memenuhi syarat kesehatan sanitasi. Disarankan sebaiknya inspeksi sanitasi tempat-tempat umum lebih dioptimalkan pelaksanaannya melalui pemerataan penyehatan lingkungan tempat-tempat umum lainnya, menambah fasilitas sarana dasar di tempat wisata, dan melengkapi sarana pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum.ABSTRACT Title: Implementation Sanitation of Public Places in the Recreation Benteng Kuto Besak Palembang          Background: Public places of tourist facilities are categorized as potential places  spread transmission, environmental pollution, and health problems. The cause of disease transmission in public places is caused by one of them is the need for sanitation access . This research aims to evaluate the application sanitation of public places (STTU) in the recreation of Benteng Kuto Besak Palembang (BKB).                     Method: This research included qualitative research with an evaluation approach. Information is collected through in-depth interviews, observation, document review, and photovoice. The informants this research were 9 people. Analysis of the data used content analysis. Validity testing used through triangulation of sources, methods, and data.          Result: The results of the research showed that Human Resources (HR) was insufficient, HR education according to standards, funds obtained from the Regional Education and Expenditure Budget (APBD), facilities and infrastructure for implementing the STTU program are almost in accordance with the standards of basic sanitation requirements. The STTU policy has been implemented, recording, reporting, and monitoring of STTU especially in BKB is quite good. The sanitation inspection at BKB has not been scheduled properly because it focuses on STTU in schools, hotels, restaurants, etc. The assessment is carried out according to the arrangement of the tourist inspetion object. STTU has reached the target of 85% of the set target 80%.                    Conclusion: The implementation sanitation of public places in the recreation Benteng Kuto Besak  Palembang has fulfilled sanitation health requirements. Suggestion that sanitation inspections of public places should be optimized to be carried out through environmental sanitation in other public places, adding basic facilities in tourist attractions, and completing sanitation inspection facilities for public places.                
Exploring Pneumonia Risk Factors in Slum and Non-Slum Areas Rohimawati, Kartika Dwi; Ardillah, Yustini
Disease Prevention and Public Health Journal Vol 15, No 2 (2021): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v15i2.4175

Abstract

Background: Pneumonia remains a health concern that is the most significant contributor to the mortality of children under five years old in the world. The environment and immunization history, exclusive breastfeeding, and nutritional status become risk factors for children's pneumonia. This study aimed to analyze the risk factors for pneumonia in infants in the slum and non-slum areas of Palembang City. Methods: This study used a case-control study design. This population study was all children under five years old who lived in the slum and non-slum Areas of Palembang City. The sample in this study was 84 samples with a ratio of 1:1. Analysis data used univariate and bivariate with chi-square. Results: This study found that in slums showed 5 independent variables related to the incidence of pneumonia in children under five years old, those variables were immunization status (OR=5.2; CI 95%= 1.367-19.774), exclusive breastfeeding (OR= 5.667; CI 95%= 1.411-22.761), humidity (OR= 7.125; CI 95%= 1.309-38.771), ventilation area (OR= 5.2; CI 95%= 1.367-19.774) and occupancy density (OR= 6,9; CI 95%= 1,702-28,026). Whereas in the slums areas, there was a relationship between exclusive breastfeeding (OR= 8; CI 95%= 1.790-35.774), nutritional status(OR= 5.67; CI 95%= 1.411-22.761), humidity (OR= 6.9; CI 95%= 1.702-28.026), and exposure to cigarette smoke (OR= 5.4; CI 95%= 1.226-24.261) with the case of pneumonia in children under five years old. Conclusion: Exclusive breastfeeding and humidity are risk factors for pneumonia in children under five years old in the slum and non-slum areas of Palembang City.