Fuah, Ricky Winrison
Sekolah Tinggi Perikanan Dan Kelautan Matauli

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KOREKSI UKURAN MATA PANCING RAWAI TEGAK UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN SELAT SEMAU Ricky Winrison Fuah; Diniah Diniah; Gondo Puspito
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 1 (2019): JKPT Juni 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i1.7580

Abstract

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil di perairan Selat Semau yaitu rawai tegak. Operasi penangkapanikan menggunakan ukuran mata pancing nomor 18, 16 dan 15. Tujuan penelitian yaitu untuk menentukan ukuran mata pancing yang tepat dalam menangkap ikan pelagis kecil yang layak tangkap. Metode penelitian yang digunakan adalah experimentalfishing, dengan metode analisis data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney. Jumlah responden 12 orang. Hasil penelitian diperoleh presentase ukuran ikan tidak layak tangkap 65%-72% dan layak tangkap 28%-34% (nomor 18), tidak layak tangkap 26%-33% dan layak tangkap 67%-74% (nomor 16), tidak layak tangkap 23%-36% dan 64%-74% layak tangkap (nomor 15). Kesimpulannya adalah ukuran mata pancing nomor 16 dan 15 lebih tepat untuk menangkap ikan pelagis kecil layak tangkap. Saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan penelitian tentang pengamatan gonad ikan sehingga dapat membuktikan mata pancing nomor 16 dan 15 menangkap ikan layak tangkap.
PENGARUH JENIS DAN WARNA UMPAN BUATAN RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL Ricky Winrison Fuah; Diniah .; Gondo Puspito
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.919 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.25-34

Abstract

Salah satu faktor penentuan keberhasilan dalam penangkapan menggunakan rawai tegak adalah umpan, baik umpan buatan maupun alami. Umpan berfungsi untuk menarik perhatian ikan sasaran sehingga ikan tersebut tertarik untuk memakan atau mengigitnya. Umpan yang digunakan dalam uji coba adalah karet pentil dan kain kaca warna merah dan kuning. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan jenis dan warna umpan yang tepat untuk menangkap ikan pelagis kecil terbanyak. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing, dengan metode analisis data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji Mann-Whitney. Jumlah responden 12 orang. Hasil penelitian diperoleh penggunaan karet pentil menangkap 4 spesies terbanyak yaitu Selar crumenophthalmus 1.813 ekor, Decapterus russelli 991 ekor, Decapterus tabl 973 ekor, Selaroides leptolepis 1.311 ekor, sedangkan menggunakan kain kaca menangkap 1 spesies terbanyak yaitu Rastrelliger faughni 1.295 ekor. Kesimpulannya yaitu karet pentil lebih baik untuk menangkap famili Carangidae sedangkan kain kaca lebih tepat untuk menangkap famili Scombridae.    Kata Kunci : Carangidae, kain kaca, karet pentil, scombridae, umpan buatan
ANALISIS TINGKAT KESESUAIAN DAN KESENJANGAN PENERAPAN TRACEABILITY PERIKANAN TUNA SIRIP KUNING DI SIBOLGA Ricky Winrison Fuah; Nursamsi; Joko Samiaji; Rosi Rahayu
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 14 No. 1 (2023): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v14i1.44095

Abstract

The need for fishery products that are healthy, safe, legal, sustainable, and democratic from time to time continues to increase. This makes the export destination country require a certificate issued by an institution. One of the standards used by such countries is the MSC ecolabel. MSC ecolabel is an endorsement of a product that meets the criteria of environmental sustainability procedures and hasbeen well managed. Ecolabel identifies fisheries governance properly based on established criteria, relating to the utilization of fishery resources and marine ecosystems. Therefore, it is necessary to conduct an assessment related to the application of MSC ecolabels in the Sibolga tuna processing industry. The purpose of this study is to analyze the level of gap (gap analysis) and the suitability of the application of the MSC ecolabel and examine various inhibiting factors. This research was conducted using survey methods and Focus Group Discussion (FGD) with industry and Sibolga Archipelago Fishing Port. The analysis used was qualitative descriptive analysis, gap analysis, and conformity level analysis. The results showed that the level of conformity in the MSC CoC of 5 (five) criteria, only 1 criterion was in accordance with the standard, while the other four had not, with the level of conformity being 63.75%, 83.25%, 66.75, and 57.25%. The results of the assessment of the inhibiting factors were obtained from fishermen, processing industries, and government support. Keywords: MSC CoC, Sibolga, traceability, yellow fin tuna.
ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI NELAYAN BAGAN TANCAP DI TAPANULI TENGAH, SUMATERA UTARA Zakyatul Muna; Ricky Winrison Fuah; Muhammad Latiful Khobir; Fis Purwangka; Ahmad Sadiqi Marbun
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 3 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.3.359-369

Abstract

Alat tangkap bagan tancap merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Tapanuli Tengah dikarenakan potensi ikan pelagis yang cukup menjanjikan. Aktivitas alat tangkap bagan memiliki beberapa dampak, dibalik potensi yang positif tentunya terdapat dampak yang dipengaruhi oleh aktivitas bagan tancap seperti dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya pembangunan di wilayah pesisir menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut. Sementara pengaruh pada sosial ialah berpotensi timbulnya konflik antar nelayan kecil, karena membuat ruang atau daerah penangkapan nelayan lain menjadi sempit akibat keberadaan bagan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian guna memperoleh informasi akurat dan dampak yang dirasakan oleh nelayan dari segi aspek ekonomi dan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di daerah Tapanuli Tengah dengan beberapa titik lokasi yaitu Kelurahan Hajoran, Kelurahan Muara Nibong, Kelurahan Lubuk Tukko, dan Desa Mela I. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik survei. Analisis data menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis ekonomi. Hasil yang diperoleh kisaran umur nelayan bagan tancap dari umur 20-60 tahun, dengan tingkat pendidikan rata-rata rendah yaitu tamatan SD, tingkat kesehatan tergolong rendah dengan kondisi lingkungan tempat tinggal buruk. Rata-rata keluarga nelayan memiliki anak lebih dari 2 orang, karena tingkat kelahiran yang tinggi. Sementara ekonomi nelayan bagan dapat dikatakan cukup, karena penghasilan dalam satu tahunnya, dapat menutupi modal yang dikeluarkan dengan rata-rata Rp100.000.000,00. Kata kunci: bagan tancap, ekonomi, konflik, sosial
Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap Jaring Salam (Jaring Insang) Nelayan Tapanuli Tengah: Different To Floating Net Cages Composition Of Catch Result Using Gill Net Fishing Gear By Central Tapanuli Fishermen Ricky Winrison Fuah; Rosi Rahayu
Jurnal Rosenberg Teknologi Penangkapan Ikan Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Politeknik Perikanan Negeri Tual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebutan jaring insang oleh nelayan Tapanuli Tengah yaitu jaring salam merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil dengan ikan dominan tertangkap yaitu ikan kembung. Walaupun demikian, jenis-jenis ikan lainnya kadang tertangkap terkadang tidak, sehingga perlu dilakukan penelitian terkait komposisi hasil tangkapan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kontruksi dan komposisi hasil tangkapan jaring salam nelayan Tapanuli Tengah. Pengumpulan data secara metode survei, dan analisis data menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu konstruksi jaring salam umumnya sama dengan jaring insang lainnya yaitu terdiri dari badan jaring, pelampung dan pemberat, tali ris atas dan bawah, tali pemberat dan tali pelampung, serta pelampung tanda. Jenis ikan yang tertangkap adalah ikan kembung, ikan belanak, ikan gulamah, ikan deman, udang mantis, dan rajungan dengan kembung merupakan ikan yang dominan tertangkap.