Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Magic Values of Pacu Jalur Tradition in the Perception of Society of Kenegerian Kari Kuantan Singingi Sri Chairani; Febri Haswan; Helpi Nopriandi
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v6i2.7587

Abstract

The magic values is closely related to the level of society understanding with their religion. The aim of this research to find out the magic values in pacu jalur tradition and to find out the perception of society toward magic values of pacu jalur tradition. This research used qualitative method. The result concluded that many processes of making the jalur, there are the magic values in it. In every process, the magic values includes the tool, the mantra, the ritual, and the shaman. The perception of society towards magic values is various. It can be showed that there are some of society is believe towards magic values of pacu jalur, due to the mantra from dukun jalur or the shaman still mention the name of Allah and its not contrary with Islamic teachings, but they didn’t agree that magic as determiner of the race. Some society believe and agree that magic is important in pacu jalur tradition. But some of society is not believe towards magic values because its contrary with Islamic teaching and it includes polytheism. It can be shown by the shaman when he said the mantra in processing pacu jalur makings. The shaman ask mambang (kind of the spirit) in helping pacu jalur makings until finish and participate in event of pacu jalur. The deeds is opposite with Islamic teaching, and it will be syirik because believe another beside believe in Allah. Another perception of society towards magic values is neutral, because they have sense of indifference.
Unsur-Unsur Magis Tradisi Pacu Jalur dalam Persepsi Masyarakat Kenegerian Kari Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Sri Chairani; Febri Haswan; Ria Asmeri Jafra
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat dan Dakwah Islamiyah Universitas Islam Kuantan Singingi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/prosidinguniks.v0i0.2709

Abstract

Unsur-unsur magis erat kaitannya dengan tingkat pemahaman agama yang dianut masyarakat. Mayoritas masyarakat Kuantan Singingi adalah beragama Islam. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui unsur-unsur magis dalam tradisi pacu jalur dan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap unsur-unsur magis tradisi pacu jalur tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa banyak proses dalam pembuatan jalur pada tradisi pacu jalur yang didalamnya terdapat unsur-unsur magis. Dalam setiap prosesnya ditemukan bahwa unsur-unsur magis yakni objek/alat magis, mantera magis, ritual/upacara magis, dan dukun jalur. Berdasarkan unsur magis yang terdapat pada tradisi pacu jalur, persepsi masyarakat terhadap unsur-unsur magis ini bermacam-macam. Ada sebagian masyarakat yang percaya terhadap unsur-unsur magis tradisi pacu jalur, karena mantera yang diucapkan oleh dukun jalur masih menyebut nama Allah dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam, namun mereka tidak setuju bahwa magis itu penentu kemenangan dalam event pacu jalur. Sebaliknya, beberapa masyarakat percaya dan setuju bahwa unsur magis lah penentu dalam tradisi pacu jalur. Sebagian lain yakni netral, karena mereka memiliki rasa ketidakpedulian. Dan persepsi terakhir adalah sebagian masyarakat tidak percaya pada unsur-unsur magis tersebut karena bertentangan dengan ajaran Islam dan itu termasuk kemusyrikan. Hal ini ditunjukkan oleh dukun jalur saat mengucapkan mantra dalam proses pembuatan jalur dengan meminta kepada mambang (semacam roh halus) dalam membantu proses pembuatan jalur tersebut sampai proses perlombaan jalur. Perbuatan ini bertolak belakang dengan ajaran Islam, dan itu merupakan hal syirik karena percaya pada selain Allah. Ini adalah kesalahan besar dalam Islam.