Lita Puspita Rizka Perdana
1Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang 65145

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN FREKUENSI PENGGETARAN TERHADAP KERUSAKAN MEKANIS BUAH APEL MANALAGI (Malus sylvestris) Lita Puspita Rizka Perdana; Gunomo Djoyowasito; Elka Musyarofatunnisa; Sandra Sandra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.788 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i1.102

Abstract

Permasalahan yang sering dijumpai pada buah apel Manalagi adalah kerusakan mekanis. Salah satu yang harus diperhatikan selama penanganan pasca panen adalah transportasi. Penanganan yang tidak optimal selama transportasi menyebabkan buah yang sampai ke konsumen tidak sesegar buah aslinya bahkan kehilangan kualitas akibat benturan dan memar pada permukaan buah. Kerusakan secara mekanis akan mempercepat laju respirasi buah sehingga otomatis akan mempengaruhi kandungan secara kimiawi. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan cara pengemasan yang optimal. Pengemasan menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah industri pangan nasional. Bahan yang sering dimanfaatkan dalam pengemasan buah apel adalah styrofoam. Namun, seiring bertambahnya pemanfaatan styrofoam untuk mengemas buah-buahan maka meningkat pula limbah yang dihasilkan. Bahaya dari dampak styrofoam sangat buruk bagi lingkungan karena limbah kemasan styrofoam sampai saat ini masih belum dapat diatasi pemusnahannya. Sehingga, diperlukan sebuah kemasan alternatif yang bersifat organik yang mampu mengurangi kerusakan mekanis dan tidak mencemari lingkungan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kemasan organik adalah batang eceng gondok, pelepah pisang, dan gliserol sebagai plasticizer. Dalam proses penggetarannya digunakan frekuensi sebesar 2,667 Hz, 3,1 Hz, dan 3,933 Hz. Penggunaan kemasan organik dapat menjaga nilai susut bobot buah apel 0,8% lebih baik jika dibandingkan dengan buah yang dikemas styrofoam. Pada frekuensi 2,667 Hz buah apel yang dikemas kemasan organik menghasilkan nilai kerusakan rata-rata 65 mm. Berbeda halnya dengan styrofoam pada frekuensi yang sama, yaitu 2,667 Hz menghasilkan kerusakan rata-rata 64,1 mm.