Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konflik Sosial dalam Novel Rumpa’na Bone Karya Andi Makmur Makka (Pendekatan Sosiologi Sastra) Andi Fatwa Anugerah; Johar Amir; Suarni Syam Saguni
Indonesian Journal of Pedagogical and Social Sciences Vol 2, No 2 (2023): Indonesian Journal of Pedagogical and Social Studies
Publisher : Indonesian Journal of Pedagogical and Social Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.509 KB) | DOI: 10.26858/.v2i2.46712

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik sosial yang berupa wujud konflik sosial, penyebab, dan penyelesaian konflik sosial dalam novel Rumpa’na Bone Karya Andi Makmur Makka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik dokumentasi, baca markah, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman melalui langkah-langkah yaitu tahap identifikasi, tahap klasifikasi, tahap penganalisaan data, dan penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tiga wujud konflik sosial yaitu bersitegang, pertempuran, penyerangan. Penyebab terjadinya yaitu adanya perbedaan kebudayaan, yaitu utusan Belanda yang membawa surat perjanjian, Kerajaan Bone menjawab surat ancaman Belanda, Arung Pitue menolak penghinaan, penjaga pantai Bajoe menyelamatkan anggota pasukan yang terluka, pendaratan dinyatakan gagal. Adanya perbedaan kepentingan atau tujuan, yaitu sekoci Belanda menuju pantai, Pasukan inlander diturunkan, pengejaran Arumpone ke Bone Utara. Adanya perubahan sosial yang relatif cepat, yaitu Arumpone menolak ultimatum, pasukan eskader Belanda tiba di pelabuhan Bajoe, pasukan Belanda melancarkan strategi baru, perintah Petta Ponggawae, adanya pergerakan pasukan Belanda, Petta Sele’ terjatuh, dihadang dua orang pengamuk, Pasukan Belanda menuju desa Compong. Penyelesaian konflik sosial yaitu arbitrasi, yaitu mengirim kembali surat balasan, Arumpone memberikan titah, Arumpone menenangkan diri, Petta Sele memerintahkan penjaga pantai mundur, C.A. Van Loenen memerintahkan serangan dibatalkan. Détente, yaitu pendaratan Belanda gagal, Petta Ponggawae memberi perintah mundur, Kolonel C.A. Van Loenen tidak menggubris laporan dari Bone Selatan. Paksaan, yaitu penyerangan segera dilakukan, tembakan di hentikan, Petta Ponggawae memberi perintah mundur, Bajoe terpaksa ditinggalkan, pasukan musuh berlari mundur, pasukan musuh telah tersungkur, kedua pengamuk dibunuh, Panggulu Loppona Joe’ tertawan. Kata Kunci: Konflik Sosial, Novel, Sosiologi Sastra.