Ahyar
Institut Agama Islam Al Qur’an al -Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Akulturasi Islam dalam Peradaban dan Budaya Ani Nafisah; Ris’an Rusli; Anisatul Mardiah; Ahyar; Ahmad Abdul Qiso
TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam Vol 3 No 2 (2021): TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Institut Agama Islam Al-quran Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.285 KB) | DOI: 10.53649/taujih.v3i2.101

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memahami akulturasi Islam dalam peradaban dan budaya, jenis penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library research), dengan pendekatan penelitiannya adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian bahwa akulturasi Islam dinusantara begitu unik diawali dengan sejarah Islam masuk Indonesia melalui proses sejarah yang panjang, Pada awalnya, Indonesia/ Nusantara misalnya pulau Jawa telah dimasuki kebudayaan Hindu yang lebih dahulu berkembang di masyarakat dengan memiliki tradisi tatanan hidup pada masa itu, aksi damai sebagai strategi dakwah dalam penyebaran Islam sehingga ada yang respon memeluk ajaran Islam, berbagai macam yang disunting/disaring dari agama non Islam sebagai strategi menyebarkan agama Islam, misalnya melalui seni tari, musik dan lain-lain. Dalam upacara-upacara keagamaan seperti mauludan atau rajaban sering dipertunjukkan seni tari dan musik tradisional misalnya sekatenan di Jogjakarta dan wayang. Strategi dakwah tersebut menunjukkan adanya hubungan antara agama dan kebudayaan, dengan adanya korelasi tersebut menyebabkan adanya perbedaan kultur keagamaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kehidupan sosial budaya selalu dinamis, terus mengalami adanya perubahan, hubungan antara agama dan kebudayaan inilah yang menyebabkan adanya atau terjadinya proses akulturasi. Akulturasi merupakan culture contact yang memiliki proses dua arah (two way process), saling mempengaruhi antara dua kelompok yang mengadakan hubungan, atau oleh Ortiz disebut transculturation untuk menunjuk suatu hubungan timbal balik (reciprocal) antar aspek kebudayaan. Maka, Perlu ada dialog kreatif dan dinamis antara keduanya hingga akhirnya Islam dapat diterima sebagai agama baru tanpa harus menggantikan budaya lokal yang ada. Dalam hal ini, budaya lokal yang terkandung dalam tradisi dan adat istiadat masyarakat setempat tetap dapat dijalankan tanpa merusak ajaran Islam. Maka, diperlukan dialektika antara Islam dan budaya, Islam memberikan warna dan semangat pada budaya dan peradaban, dan budaya serta peradaban memberikan kekayaan pada Islam. Inilah yang terjadi dalam dinamika Islam di Indonesia, yang kaya akan tradisi dan budaya.