Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI TUBBI abd hamid; muhammad ali P.; reskiah reskiah
Journal Peqguruang: Conference Series Vol 5, No 1 (2023): Vol 5, No 1 (2023): Peqguruang, Volume 5, No.1, Mei 2023
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jp.v5i1.3354

Abstract

Model Pembelajaran Scaffolding yang tidak terstruktur, sehingga Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit berakibat pada rendahnya hasilabelajar matematika. Penelitian ini adalah penelitian eksperime,yang bertujuan untuk melihat Pengaruh ModelmPembelajaran Scaffoldingmterhadap Kemampuan PemecahanmMasalah Pesertaddidik Kelas VII SMPnNegeri Tubbi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Tubbi. Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi barat. Dengan populasi siswa kelas VII Tahun Pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 3 kelas paralel dan sampelnya dipilih 2 kelas dengan cara random yaitu kelas  VIIa dan kelas VIIb. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester genap Tahun Pelajaran 2020/2021 yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan untuk tiap kelas eksperimen dan dua kali pertemuan untuk tes hasil belajar .Dari hasil Penelitian menunjukan bahwa : rata rata hasil belajar pre test yang menerapkan Model Pembelajaran Scaffolding adalah 30, 63 dengan standar deviasi 14,797. Skor maksimumnya adalah 60 dan skor minimumnya adalah 10. Sedangkan pada post test rata-ratasskor tes hasilbbelajar adalah 65,78 dengannstandar deviasia13,020. Skor maksimum nya 85 dan skor minimumnya 40. Setelah diajarkan pokok bahasan segi empat termasuk criteria tidak tuntas karna tidak mencapai kentuntasan secara klasikal. Sedangkan hasil belajar matematika siswa melalui Pembelajaran langsung pada pre test dengan rata-rata skor 29,66, standar deviasi 14,99, skor maksimumnya adlah 50 dan minimumnya 10. Padapost test di peroleh rata-rata 74,14 dengan standar deviasi 11,334, skor maksimumnya 95 dan minimumnya 45, setelah di ajarkan pokok bahasan segi empat termasuk kriteria tuntas. Dari hasil analisis data terdapatpperbedaan secara signifikan antaraTtingkat hasilbbelajar matematika siswa terhadap ModelpPembelajaran Scaffolding dan Pembelajaran langsung. Secara umum Model Pembelajaran Scaffolding lebih baik dalam hal meningkatkan hasil belajar matematika siswa dibandingkan dengan Pembelajaran langsung.