Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK SEBAGAI BAHAN PUPUK ORGANIK GUNA MENINGKATKAN KUALITAS LAHAN PERTANIAN DESA TOYA, KECAMATAN AIKMEL, KABUPATEN LOMBOK TIMUR Yulya Rahmayanti; Baiq Hizanatul Ummah; I Nyoman Merdana; M. Rasyid Al Ziddan; Lulu Jumkhairatul; Rahma Nabilla; Puspa Indah Rizkika Usman; Syumiarti Syumiarti; Alifiana Rahmasari; Nurmalasari Nurmalasari; Bambang Putra Akbar
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): Mei
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppm.v6i2.5030

Abstract

Keberadaan hewan ternak di Desa Toya memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dimanfaatkan. Kotoran ternak dapat berupa feses atau urin yang berasal dari hewan, seperti ayam, kambing, dan sapi. Kotoran tidak dikelola lebih lanjut oleh masyarakat, melainkan hanya sekadar ditimbun dan dibuang yang menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan.Potensi kotoran ternak yang melimpah tersebut dapat menjadi peluang bagi masyarakat dalam meningkatkan pendapatan dengan mengolahnya menjadi pupuk organik. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dimulai dengan membuat kesepakatan sesama anggota kelompok untuk melakukan kegiatan pembuatan pupuk organik dengan manfaatkan lahan sempit serta sosialisasi agar kelompok tani dapat berperan secara aktif. Pada program pengabdian ini dibagi menjadi dua program kerja utama yaitu pembuatan pupuk organik dan sosialisasi pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik. Pembuatan pupuk organik didasarkan pada metode fermentasi dan Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan turut melibatkan pemateri yang merupakan bagian dari UPT PP Kecamatan Aikmel. Dengan adanya sosialisasi mengenai pembuatan pupuk organik ini diharapkan mampu menerapkan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia.
How do Local Revenue, Revenue Sharing, General Allocation, and Special Allocation Funds impact Regional Spending in West Nusa Tenggara? Lulu jumkhairatul; Hadi Mahmudi; Siti Sriningsih; Leonard K. Cheng; Alexander Kalb; Ermawati Ermawati
Journal of Social and Humanities Vol. 1 No. 2 (2023): April-September
Publisher : Tinta Emas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59535/jsh.v1i2.94

Abstract

Regional own-source revenue serves as a vital funding source for local government operations. The more revenue a region generates locally, the greater its capacity to meet regional expenditure requirements. Regional revenue and expenditure are also funded through the regional budget, which includes profit-sharing funds, general allocation funds, and special allocation funds. This study aims to analyze the impact of Regional Own-Source Revenue, Production Sharing Fund, General Allocation, and Special Allocation Fund on Regional Expenditures in West Nusa Tenggara Province during the 2017-2021 period. The research is quantitative-descriptive in nature, utilizing secondary data from the West Nusa Tenggara Province Regional Financial and Asset Management Agency (BPKAD). Data collection is conducted through documentation, and data analysis employs panel data regression with the EViews 10 analysis tool. The findings indicate that local own-source income, general allocation funds, and special allocation funds positively and significantly influence regional expenditures in West Nusa Tenggara Province. However, profit-sharing funds have a negative and significant impact on regional expenditures. The determinant test (R2) reveals an R-Squared value of 0.9888, indicating that 98.88% of the variation in regional spending in West Nusa Tenggara Province can be explained by the independent variables, while the remaining 2.22% is influenced by external factors not included in this study's model.