Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Senam Prolanis terhadap Tekanan Darah Lansia Hieronimous Amandus; Susito Susito; Yuliana Ninik; M. Ibraar Ayatullah
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 4 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v4i2.60

Abstract

Elderly is a part in the process of human development. Elderly is not a disease, but an advanced stage of the life process was characterized by a decrease in the body's ability to adapt to environmental stress. Increased incidence of chronic diseases in the elderly include heart disease, blood vessels, high blood pressure, diabetes mellitus, rheumatism and so on due to poor and sedentary lifestyles so that the morbidity rate in the elderly increases. Non-pharmacological treatment for the elderly one of them is by doing activities related to physical activities such as exercise in the elderly. Prolanis gymnastics is one of the government programs carried out on the elderly with the aim of reducing morbidity due to degenerative diseases experienced by the elderly such as hypertension. Prolanis gymnastics is light and easy to do and does not burden the elderly. The aim of the study was to determined the effect of prolanis gymnastics on blood pressure reduction. The method in this study is quasi experimental pre-post test with one experimental group. Samples from 12 people used purposive sampling. Data analysis was used Paired Sample t-test to find out different tests. Results: There is a significant difference between blood pressure before and after prolanis exercise with P Value = 0,000 or p < 0.05. Conclusions in this study indicate that prolanis gymnastics is effective in reducing blood pressure in elderly people with hypertension. Physical activity carried out regularly in the elderly can make a positive contribution in reducing blood pressure, so as to improve the quality of life and productivity of the elderly.
The Education Effect of AADE7TM Model on Self-Care Activities in Type 2 Diabetes Mellitus Patients Zulkibli Zulkibli; Dedi Damhudi; Susito Susito
Media Karya Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v6i2.50166

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels due to a lack or ineffective use of the hormone insulin. If not treated properly, it will result in complications, even amputation and death. However, many patients still do not understand their disease, lack motivation, and have poor self-care activities. Therefore, it is important to provide education on the AADE7TM model, namely 7 tips for self-care habits, which have become a trademark of AADE, an organization consisting of multidisciplinary health professionals who are experts in diabetes education and diabetes self-care management. An organization comprises multidisciplinary health professionals who are experts in diabetes education and diabetes self-care management. The Seven tips include (1) eating healthy, (2) being active, (3) monitoring, (4) taking medication, (5) problem solving, (6) healthy coping, and (7) reducing risks so that there will be increased self-care activities.  Objective to determine the effect of AADE7TM model education on self-care activities in type 2 diabetes mellitus patients. Research methods: Quantitative research type with quasi-experiment method, nonrandomized control group pre-test and post-test design. With purposive sampling on 30 patients, 15 patients in the experimental group and 15 in the control group. The experimental group was given AADE7TM model education, and the control group received conventional education. Data analysis techniques t-test. There was a difference in mean self-care in the experimental group in the pre-test, with a score of 19,800, and in the post-test, 33,066, with a p-value of 0.001.There was no difference in mean self-care in the control group at the initial and final measurements, with a p-value of 0.060. There was a difference in self-care activities after the AADE7TM model education in the experimental group compared to the final measurement in the control group, with a p-value of 0.001.Conclusion: there was an influence of AADE7TM model education on self-care activities in type 2 diabetes mellitus patients. Keywords: AADE7TM, self-care activities, diabetes mellitus.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN LATIHAN MOBILISASI DINI PASIEN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANG BEDAH RSUD dr. ABDUL AZIZ SINGKAWANG TAHUN 2021 Delsy Cantika Sari; Susito Susito; Leonatus Limson
SCIENTIFIC JOURNAL OF NURSING RESARCH Vol 3, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/sjnr.v3i2.1291

Abstract

ABSTRAK Operasi usus buntu atau operasi pengangkatan usus buntu adalah operasi perut darurat yang sering dilakukan di berbagai negara di dunia. Latihan mobilisasi pada pasien pasca operasi dapat mempertahankan keadaan homeostasis dan komplikasi yang timbul akibat imobilisasi dapat dikurangi seminimal mungkin. Ketakutan akan mengendur atau robeknya luka pasca operasi menyebabkan informan menjadi malas untuk melakukan mobilisasi dini. Suatu latihan gerak memerlukan motivasi atau rangsangan dorongan serta daya pembangkitan yang dimiliki oleh seseorang agar orang tersebut menunjukkan perilakunya terhadap latihan gerak. Semakin kuat motivasi seseorang maka akan semakin cepat mencapai tujuan dan kepuasan. Mengetahui hubungan motivasi dengan latihan mobilisasi dini pada pasien post operasi apendektomi di Ruang Operasi RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang pada tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain korelasional prediktif. Metode pendekatan menggunakan studi penelitian cross sectional. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi chi square. Teknik pengambilan sampel berupa non probability sampling pada pasien post operasi usus buntu dengan jumlah sampel 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket tahapan motivasi dan observasi latihan mobilisasi. Operasi usus buntu atau operasi pengangkatan usus buntu adalah operasi perut darurat yang sering dilakukan di berbagai negara di dunia. Latihan mobilisasi pada pasien pasca operasi dapat mempertahankan keadaan homeostasis dan komplikasi yang timbul akibat imobilisasi dapat dikurangi seminimal mungkin. Ketakutan akan mengendur atau robeknya luka pasca operasi menyebabkan informan menjadi malas untuk melakukan mobilisasi dini. Suatu latihan gerak memerlukan motivasi atau rangsangan dorongan serta daya pembangkitan yang dimiliki oleh seseorang agar orang tersebut menunjukkan perilakunya terhadap latihan gerak. Semakin kuat motivasi seseorang maka akan semakin cepat mencapai tujuan dan kepuasan. Mengetahui hubungan motivasi dengan latihan mobilisasi dini pada pasien post operasi apendektomi di Ruang Operasi RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang pada tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain korelasional prediktif. Metode pendekatan menggunakan studi penelitian cross sectional. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi chi square. Teknik pengambilan sampel berupa non probability sampling pada pasien post operasi usus buntu dengan jumlah sampel 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket tahapan motivasi dan observasi latihan mobilisasi.
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT NYERI PASIEN POST OPERASI APPENDIKTOMY: LITERATURE REVIEW Rizca Nurfazatie; Susito Susito; Nurbani Nurbani
SCIENTIFIC JOURNAL OF NURSING RESARCH Vol 2, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/sjnr.v2i2.1183

Abstract

Tindakan appendiktomi merupakan peristiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual pada integritas seseorang baik biopsikososial spiritual yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, baik sensori maupun emosional yang merupakan akibat dari kerusakan jaringan aktual atau potensial dan merupakan suatu hal yang dapat mengganggu dan menyulitkan bagi sebagian besar orang yang mengalami hal ini. Rasa nyeri dapat dikurangi secara farmakologis seperti obat-obatan analgesia dan nonfarmakologis salah satunya adalah melakukan mobilisasi dini untuk mengalihkan perhatian klien dari nyeri menuju aktivitas gerak yang dilakukan sesuai panduan. Mobilisasi dini adalah tindakan yang dilakukan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah ada pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan tingkat nyeri. Metode penelitian menggunakan penelitian kepustakaan atau kajian literatur yang bersumber dari artikel maupun jurnal dengan menggunakan 6 kajian literatur. Didapatkan hasil yaitu mobilisasi selalu dilakukan setelah 24 jam pertama post operasi. Dapat disimpulkan bahwa Adanya pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan tingkat nyeri.