Kurnia Wahyudi, Kurnia
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Burden of Pediatric Cancer Treatment: Results of Online Pediatric Cancer Registry Prototype 1 at A Third Referral Hospital in Indonesia Sari, Nur Melani; Reniarti, Lelani; Suryawan, Nur; Susanah, Susi; Wahyudi, Kurnia
Althea Medical Journal Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Althea Medical Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.214 KB) | DOI: 10.15850/amj.v4n3.1204

Abstract

Background: Despite the impressive progress of high-income countries, childhood cancer survival remains low in low and middle-income countries. Cancer is yet to be considered as a significant public health issue which has implicate only few pediatric cancer registry has been well established. The study aimed to describe the burden of pediatric cancer treatment in a third referral hospital in Indonesia through pediatric cancer registry.Methods: A-three-year retrospective analysis of 15 pediatric cancer diagnosed in children aged under 14 years was conducted at Dr Hasan Sadikin General Hospital, Bandung.  Data were extracted from Online Bandung Pediatric Cancer Registry Prototype 1 and analyzed for age, gender, type of cancer. The outcomes were classified as treatment abandonment, treatment refusal, interrupted treatment, death during treatment, and completed treatment.Results: Seven-hundred and seventy-three children, 452 males and 321 females, were diagnosed with 15 types of malignancies.  Peak incidence for each malignancy was different: at a young age was found in retinoblastoma and hepatoblastoma (mean; 3yo) while at adolescence in bone tumor and chronic myelocytic leukemia (9.1; 10 yo respectively). Distribution of the foremost malignancies recorded was: acute lymphoblastic leukemia (44.5%), retinoblastoma (15.2%), and non-Hodgkin lymphoma (8.9%). The cancer cure rate was very low (9.5%), treatment abandonment was still high (41.7%) and most patients died (27.8%) in the course of therapy either from advanced disease, infection, or late presentation. Meanwhile, 167 patients still continued the interrupted treatment.Conclusions: Cancer management is the burden for hospital, however the general outcome is very poor. 
Determinan Kepemilikan Sumber Air Minum Rumah Tangga di Jawa Barat (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012) Herawati, Pipit; Wahyudi, Kurnia; Afriandi, Irvan
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3 Maret 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.064 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i3.16988

Abstract

Kekurangan air bersih merupakan salah satu faktor munculnya penyakit diare yang menjadi penyebab terbesar kedua terhadap kematian anak di bawah usia lima tahun. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi kepemilikan sumber air bersih yang digunakan. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 di wilayah Provinsi Jawa Barat (n= 2.264) yang diperoleh secara umum melalui situs resmi DHS. Data yang digunakan merupakan data nominal dan ordinal, Beberapa variabel dikategorisasi ulang, kemudian seluruh variabel dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil yang didapatkan, variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kepemilikan SAM yang aman adalah jenis permukiman, jenis fasilitas sanitasi, pendidikan terakhir KK dan indeks kekayaan keluarga. Disamping itu, masih ditemukan disparitas antara rumah tangga yang tinggal di perkotaan dan pedesaan, di perkotaan masyarakat lebih mudah mengakses sumber air minum (SAM) yang aman sebesar 2 kali dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan [AOR=1,97(IK 95% 1,53;2,53)]. Hasil penelitian ini mendapatkan informasi bahwa Indeks kekayaan keluarga dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dengan kepemilikan SAM. Semakin tinggi indeks kekayaan keluarga semakin dapat mengakses SAM yang aman.Kata Kunci : Air Minum, Diare, Sanitasi, SDKI.
Persepsi Mahasiswa Profesi Kesehatan Universitas Padjadjaran Terhadap Interprofessionalism Education Wahyudi, Kurnia; hakiman, assica permata; Dewi, Sari Puspa; Sayusman, Chevi
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 4 (2016): Volume 1 Nomor 4 Juni 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.226 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i4.10382

Abstract

Interprofessional Collaboration (IPC) yang buruk menjadi faktor penting dalam kesalahan medis. IPC dapat ditingkatkan sejak masa pendidikan melalui Interprofessionalism Education (IPE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa program studi rumpun ilmu kesehatan Universitas Padjadjaran (Unpad) terhadap IPE. Metode Penelitian analitik komparatif menggunakan kuesioner Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) yang diterjemahkan dan divalidasi dibagikan kepada mahasiswa Program Studi Kedokteran, Pendidikan Kedokteran Gigi, Farmasi, Keperawatan, Diploma Kebidanan, serta Profesi Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, dan Ners Unpad sejumlah 252 mahasiswa meliputi 28 mahasiswa dari setiap program studi. Persepsi mahasiswa dikategorikan menjadi baik, cukup baik, dan kurang baik. Uji t independen dilakukan untuk membandingkan kelompok sarjana dan diploma dengan profesi, sedangkan One way Anova dan Post Hoc Tukey digunakan untuk membandingkan antar program studi pada kelompok sarjana dan diploma serta profesi. Hasil Persepsi 98% responden masuk ke dalam kategori baik. Uji Anova menunjukkan perbedaan signifikan antar program studi pada kelompok sarjana dan diploma (p = 0,004) serta pada kelompok profesi (p < 0,001). Komponen IPE “Kebutuhan yang dirasakan untuk kerjasama profesional” memiliki persepsi baik yang lebih rendah dibandingkan dengan komponen “Kompetensi dan otonomi” dan “Persepsi kerjasama aktual”. Diskusi Mahasiswa sudah memahami mengenai peran dan kompetensi masing-masing profesi. Namun, pemahaman mengenai profesi tenaga kesehatan lain dan pentingnya kerjasama antar profesi masih kurang, sehingga perlu diadakan IPE di Unpad.Kata Kunci: Interprofessional collaboration, interprofessional education, mahasiswa, persepsi
PERSPEKTIF TENAGA KESEHATAN: BUDAYA KESELAMATAN PASIEN PADA PUSKESMAS PONED DI KOTA BANDUNG Brahmana, Reisia Palmina; Wahyudi, Kurnia; Hilfi, Lukman
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3 Maret 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.993 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i3.16985

Abstract

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang paling umum terjadi saat persalinan adalah infeksi. Hal ini seringkali disebabkan oleh faktor pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien pada Puskesmas PONED di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain potong lintang yaitu dengan menggunakan data primer dari kuesioner. Penelitian dilakukan di Puskesmas Ibrahim Adjie dan Puskesmas Garuda pada bulan April hingga Juni 2017. Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan di Puskesmas PONED, yaitu 53 responden. Kriteria inklusi adalah tenaga kesehatan  Puskesmas PONED yaitu, dokter umum; dokter gigi; perawat; perawat gigi; bidan; apoteker; kepala puskesmas; dan nutrisionis yang bersedia mengisi kuesioner dan pegawai yang berada di puskesmas tersebut ketika kuisioner dibagikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga indikator budaya keselamatan pasien dalam kategori kuat, enam indikator dalam kategori sedang dan tiga indikator yang dalam kategori lemah. Simpulan penelitian adalah budaya keselamatan pasien pada Puskesmas PONED di Kota Bandung ada dalam kategori sedang. Perlu dibuat alat ukur untuk menilai budaya keselamatan pasien di Puskesmas PONED.Kata kunci : Budaya keselamatan pasien, PONED, Puskesmas