p-Index From 2019 - 2024
1.829
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Arsitektur
Eka Widiyananto
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH POLA BAYANGAN TERHADAP SUHU RUANG LUAR DI KAMPUS STT CIREBON Februar Suryadi Muntur; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1525.189 KB) | DOI: 10.59970/jas.v10i2.7

Abstract

Faktor suhu udara luar sangat penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan suhu ruang luar tersebut dapat mempengaruhi suhu ruang dalam bangunan. Sebaran radiasi matahari akan meningkatkan suhu udara ruang luar, salah satu cara meminimalisasi perolehan panas adalah dengan pembayangan. Penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh pola bayangan terhadap suhu udara ruang luar. Ruang lingkup spatial penelitian adalah pada ruang luar kampus, sedangkan lingkup substantial penelitian adalah pola bayangan dan suhu permukaan ruang luar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif sedangkan pendekatan penelitian adalah causal-comparative atau membandingkan dan mencari hubungan antara variable yang ada yaitu pola bayangan yang terjadi terhadap suhu ruang luar. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa suhu ruang luar pada daerah yang terbayangi bangunan lebih kecil dari suhu ruang luar di daerah yang terbayangi pohon, hal ini dikarenakan pola bayangan bangunan lebih masif atau padat jika dibanding dengan pola bayangan pohon yang menyebar.
PENGARUH SUHU PERMUKAAN RUANG LUAR TERHADAP KECEPATAN DAN ARAH ANGIN DI KAWASAN JATIWANGI SQUARE Eka Widiyananto; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1490.151 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i1.12

Abstract

Kenyamanan Suhu didapat bukan hanya menurunkan temperatur udara ruang tetapi dengan pendinginan terhadap suhu ruang. Pendinginan yang diinginkan di wilayah iklim tropis lembab adalah dengan ventilasi silang, salah satu faktor keberhasilan ventilasi silang adalah adanya gerakan udara yang memadai sehingga pendinginan dapat tercapai. Kecepatan angin rata-rata pada kawasan Jatiwangi Square adalah 1.9 m/dtk pada siang hari sedangkan kondisi suhu udara luar yang cenderung tinggi yaitu rata-rata suhu udara 33-34°C, kecepatan angin selalu berubah setiap saat terkadang sangat tinggi tapi juga suatu saat tidak ada angin. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan membuktikan bahwa suhu permukaan setiap jenis material penutup permukaan pada suatu kawasan ruang luar dapat mempengaruhi kecepatan dan arah angin sehingga kita dapat memodifikasi iklim mikro untuk mengoptimalkan pendinginan, penelitian juga dapat bermanfaat bagi Pengembang Jatiwangi Square dalam perencanaan dan pengembangan kawasan pada masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian adalah causal-comparative yaitu mencari korelasi atau hubungan antara suhu permukaan dan kecepatan serta arah angin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan data logger ,analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS 23 untuk mengetahui hubungan pengaruh antar variable penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi suhu permukaan maka semakin tinggi pula kecepatan angin sedangkan jika melihat signifikasi hasil angka korelasi maka hubungan antara suhu permukaan dengan kecepatan angin adalah tidak signifikan.
IDENTIFIKASI KENYAMANAN TERMAL DI RUANG STUDIO R.401 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON Rizko Nuzul Pasa Ramadhan; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1322.553 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.18

Abstract

Kenyamanan termal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam perancangan sehingga kenyamanan tinggal yang diharapkan dapat tercapai. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan termal adalah suhu udara, kecepatan angin, kelembaban, suhu permukaan ruang rata-rata, serta faktor manusia yaitu pakaian dan metabolism. Kota Cirebon yang berada pada daerah iklim tropis lembab memiliki karakteristik diantaranya radiasi matahari yang tinggi dan berlangsung hingga 12 jam dalam satu hari, suhu udara yang tinggi dengan perbedaan yang tipis antara suhu udara siang hari dan malam hari, kelembaban udara yang juga tinggi serta rata-rata kecepatan angin yang rendah sehingga dalam perencanaan dan perancangan arsitektur haruslah adaftif terhadap karakteristik iklim tropis lembab tersebut agar kenyamanan termal dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kenyamanan termal pada ruang dalam di R.401 selain itu juga dengan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemilik/pengelola Kampus STTC untuk memperhatikan kondisi Ruang studio agar kenyamanan termal pada ruang R.401 dapat tercapai sehingga tidak mengganggu aktifiatas mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan cara mengukur faktor-faktor kenyamanan untuk mengidentifikasi kenyamanan termal pada ruang studio R.401.
IDENTIFIKASI KENYAMANAN TERMAL PADA RUANG LOBBY KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON Gilang Bintang Fihannum; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.838 KB) | DOI: 10.59970/jas.v13i2.35

Abstract

Kampus merupakan bangunan gedung yang digunakan pada perguruan tinggi. Pada setiap kampus memiliki lobby sebagai ruangan yang ditempatkan di dekat pintu masuk yang biasanya berfungsi untuk ruang tunggu sementara untuk para tamu. Kenyamanan Thermal pada ruang lobby Kampus STTC perlu diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas didalamnya. Faktor kenyamanan yang diukur dalam penelitian ini adalah factor lingkungan yaitu suhu, kecepatan angin dan kelembaban. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian yang bersifat kuantitatif dengan melakukan pengukuran variable penelitian di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kenyamanan thermal pada ruang lobby Kampus STTC walaupun secara kuantitatif menunjukan hasil diatas syarat maksimal kenyamanan thermal tetapi secara psikologis masih dapat diterima oleh pengguna walaupun memang harus dibuktikan lagi dengan penelitian lebuh lanjut mengenai hal ini.
IDENTIFIKASI PENCAHAYAAN ALAMI DI KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON: Studi Kasus : Ruang Kelas 202, 301 dan 303 Maulana Hasanudin; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1620.95 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i1.41

Abstract

Ruang Kelas pada Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon merupakan salah satu ruang yang sangat penting bagi mahasiswa untuk melaksanakan pembelajaran. Kenyamanan secara visual sangatlah penting agar mahasiswa dapat melakukan aktivitas dengan baik tanpa terganggu baik oleh silau ataupun kekurangan intensitas cahaya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat intensitas cahaya alami pada ruang kelas gedung kampus Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melakukan pengukuran tingkat intensitas cahaya alami pada ruang kelas 202, 301 dan 303 menggunakan alat ukur lightmeter. Hasil pengukuran dapat menggambarkan tingkat intensitas cahaya alami bervariasi untuk setiap ruang kelas yang diukur sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap intensitas cahaya alami pada ruang kelas di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC).
IDENTIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN KENYAMANAN TERMAL PADA RUANG AULA DI GEDUNG RUANG KREATIF AHMAD DJUHARA CIREBON Deris Risdiyana; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2580.455 KB) | DOI: 10.59970/jas.v15i1.49

Abstract

Ruang Kreatif Ahmad Djuhara merupakan gedung pre-fungsi dari bangunan rumah dinas Keresidenan Cirebon, dan sekarang menjadi gedung kreatif untuk berkumpulnya generasi muda di wilayah Ciayumajakuning sebagai tempat penghasil karya. Gedung ini berlokasi di JL.Siliwangi Kota Cirebon. Kota Cirebon berada pada daerah iklim tropis lembab dan memiliki karakteristik suhu udara dan kelembaban udara yang tinggi, serta kecepatan angin yang rendah sehingga dalam perencanaan dan perancangan arsitektur haruslah adaftif terhadap karakteristik iklim tropis lembab tersebut agar kenyamanan termal dapat tercapai. Kenyamanan termal ditujukanuntuk memaksimalkan kenyamanan manusia sebagai penggunanya. Faktor-faktor lingkungan yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan termal adalah suhu udara, kecepatan angin, kelembaban, suhu permukaan ruang rata-rata, serta faktor manusia yaitu pakaian dan metabolisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan kenyamanan termal pada ruang aula di gedung Ruang Kreatif Ahmad Djuhara. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola Ruang Kreatif untuk memperhatikan kondisi Ruang aula agar kenyamanan termal pada ruang aula ini dapat tercapai sehingga tidak mengganggu aktifiatas penggunanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan cara mengukur faktor- faktor lingkungan kenyamanan termal untuk mengidentifikasi kenyamanan termal pada ruang aula di Gedung Ruang Kreatif Ahmad Djuhara. Hasil penelitian menunjukan bahwa kenyamanan termal pada Ruang Aula di Gedung Ruang Kreatif Ahmad Djuhara belum optimal sehingga perlu dilakukan upaya agar aktifitas di dalam ruang dapat mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
IDENTIFIKASI PENCAHAYAAN ALAMI DI RUANG KREATIF AHMAD DJUHARA CIREBON Friegi Eka Diansyah; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2468.651 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i2.51

Abstract

Cahaya sangat diperlukan bagi manusia untuk melihat objek disekitarnya secara visual. Namun cahaya yang berlebihan akan mengganggu mata dan secara visual akan mengakibatkan silau sedangkan intensitas cahaya yang kurang akan mengakibatkan kelelahan pada mata. Ruang kreatif Ahmad Djuharadi Kota Cirebon adalah bangunan baru untuk kepentingan seni ataupun kebutuhan akan ruang pameran seni ,sehingga diperlukan pencahayaan yang memadai agar aktivitas selama kegiatan tidak terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ruangan yang banyak memiliki bukaan tersebut memiliki intensitas cahaya alami yang cukup. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu melakukan pengukuran terkait dengan pencahayaan alami yang berada di Aula tengah serta ruangan samping dengan menggunakan alat ukur light meter. Hasil pengukuran dilapangan menunjukan bahwa intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan tidak cukup walaupun banyaknya bukaan-bukaan pada ruang kreatif tersebut.
PENGARUH LEBAR TRITISAN TERHADAP INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA RUMAH TINGGAL: Studi Kasus : Perumahan Griya Damai Lestari 2 dan 3 di Kota Cirebon Nuriyani .; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1870.536 KB) | DOI: 10.59970/jas.v12i1.72

Abstract

Salah satu karakteristik pada iklim tropis lembab adalah sinar matahari yang berlimpah, hal ini dapat mempengaruhi bangunan atau ruang-ruang dalam bangunan tersebut. Sinar matahari tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pencahayaan alami pada bangunan sehingga dapat mengoptimalkan penerangan agar aktifitas manusia tidak terganggu. Tritisan yang ada di bukaan jendela pada rumah-rumah yang berada di iklim tropis adalah merupakan bagian dari sistem pembayangan sebagai bentuk respon terhadap sinar matahari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bahwa lebar tritisan pada bukaan dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk kedalam sebuah ruangan pada bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah causal-comparative yaitu mencari korelasi atau hubungan antara lebar tritisan dengan besarnya intensitas cahaya dengan menggunakan analisis korelasi bivariate. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur tingkat intensitas matahari dengan alat ukur light meter pada ruang dengan ukuran tritisan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh signifikan antara lebar tritisan dengan intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan dan menunjukan bahwa semakin kecil lebar tritisan maka semakin besar tingkat pencahayaan alami pada sebuah ruangan.
PENGARUH SUHU UDARA TERHADAP SUHU PERMUKAAN RUANG LUAR: Studi kasus : Ruang Luar Kampus STTC Muhammad Aries Syaifullah; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2208.643 KB) | DOI: 10.59970/jas.v12i2.101

Abstract

Suhu udara ruang luar sangat mempengaruhi kenyamanan suhu pada ruang dalam, suhu udara luar hendaknya tidak terlalu tinggi sehingga pergerakan angin dari ruang luar ke ruang dalam dapat terjadi. Salah satu cara untuk mendapatkan suhu udara ruang luar tidak tinggi adalah dengan pemilihan material pada permukaan ruang luar. Area luar kampus STTC saat ini terdiri dari ruang-ruang luar dengan berbagai macam jenis material permukaan diantaranya tertutup paving blok, rumput dan tanah. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui dan membuktikan bahwa suhu udara ruang luar dapat mempengaruhi suhu permukaan ruang luar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan causal-comparative dengan mencari hubungan antara suhu permukaan dan suhu udara ruang luar.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan data logger. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu penutup permukaan ruang luar berbeda untuk setiap jenis material yang digunakan. Suhu permukaan pada paving lebih besar dari material penutup permukaan dari tanah atau rumput, suhu permukaan untuk setiap jenis material lebih besar dari suhu udara ruang luar hal ini dikarenakan pada ruang luar yang diukur di area ruang luar kampus STTC terhalangi oleh pepohonan dan tidak langsung tersinari oleh radisi matahari.
IDENTIFIKASI KECEPATAN ANGIN PADA SETIAP MATERIAL PERMUKAAN RUANG LUAR KAMPUS STTC Ahmad Saefudin; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59970/jas.v13i1.111

Abstract

Salah satu cara untuk mendapatkan kenyamanan Suhu di wilayah iklim tropis lembab adalah dengan pendinginan. Pendinginan diperoleh dengan adanya angin yang bergerak dengan kecepatan memadai. Kecepatan angin rata-rata pada Kampus STTC adalah 0,8 m/dtk pada siang hari sedangkan kondisi suhu udara luar cenderung tinggi yaitu rata-rata suhu udara 32-330C, perubahan kecepatan angin selalu terjadi setiap saat sehingga pada titik tertentu pendinginan yang diharapkan tidak tercapai karena tidak adanya aliran udara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kecepatan angin yang terjadi diatas setiap material penutup permukaan ruang luar yang ada di area Kampus STTC, penelitian juga diharapkan dapat bermanfaat bagi Pengelola STTC dalam upaya penataan ruang luar yang selama ini belum terbentuk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan pendekatan pengukuran langsung di lapangan pada titik-titik yang sudah ditentukan dengan menggunakan data loger. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada material tanah dan rumput kecepatan angin tinggi sedangkan pada material beton dan keramik kecepatan angin rendah