p-Index From 2019 - 2024
1.556
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Arsitektur
Nurhidayah .
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH SUHU PERMUKAAN RUANG LUAR TERHADAP KECEPATAN DAN ARAH ANGIN DI KAWASAN JATIWANGI SQUARE Eka Widiyananto; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1490.151 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i1.12

Abstract

Kenyamanan Suhu didapat bukan hanya menurunkan temperatur udara ruang tetapi dengan pendinginan terhadap suhu ruang. Pendinginan yang diinginkan di wilayah iklim tropis lembab adalah dengan ventilasi silang, salah satu faktor keberhasilan ventilasi silang adalah adanya gerakan udara yang memadai sehingga pendinginan dapat tercapai. Kecepatan angin rata-rata pada kawasan Jatiwangi Square adalah 1.9 m/dtk pada siang hari sedangkan kondisi suhu udara luar yang cenderung tinggi yaitu rata-rata suhu udara 33-34°C, kecepatan angin selalu berubah setiap saat terkadang sangat tinggi tapi juga suatu saat tidak ada angin. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan membuktikan bahwa suhu permukaan setiap jenis material penutup permukaan pada suatu kawasan ruang luar dapat mempengaruhi kecepatan dan arah angin sehingga kita dapat memodifikasi iklim mikro untuk mengoptimalkan pendinginan, penelitian juga dapat bermanfaat bagi Pengembang Jatiwangi Square dalam perencanaan dan pengembangan kawasan pada masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian adalah causal-comparative yaitu mencari korelasi atau hubungan antara suhu permukaan dan kecepatan serta arah angin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan data logger ,analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS 23 untuk mengetahui hubungan pengaruh antar variable penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi suhu permukaan maka semakin tinggi pula kecepatan angin sedangkan jika melihat signifikasi hasil angka korelasi maka hubungan antara suhu permukaan dengan kecepatan angin adalah tidak signifikan.
IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK PERKOTAAN PADA JALAN BUYUT TRUSMI KABUPATEN CIREBON Wisamullah .; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1601.43 KB) | DOI: 10.59970/jas.v13i2.28

Abstract

Jalan Buyut Trusmi merupakan salah satu jalan yang menarik karena memiliki potensi lahan dengan adanya Situs Kabuyutan Trusmi sebagai daya tari pariwisata dan salah satu pusat pengerajin batik sebagai pengerak ekonomi yang ada di Trusmi, dan dari situ akan menumbuhkan elemen –elemen perkotaan yang ada di jalan buyut Trusmi. Dengan tumbuhnya perkembangan suatu daerah maka daerah tersebut harus diteliti pada tahap identifikasi,proses indentifikasi elemen-elemen Perkotaan menggunakan teori Hamid Shivany yaitu 8 Elemen Pembentuk Perkotaan yaitu Land use (tata guna lahan), Building form and massing (bentuk dan massa bangunan), Circulation and parking (sirkulasi dan parkir), Open space (ruang terbuka), Pedestrian ways (jalan pejalan kaki), Signages (papan penanda), Activity Support (kegiatan pendukung) dan preservation (perlindungan). Maksud dari penelitian ini untuk mengidentifikasi elemen perkotaan apa saja yang ada di jalan Buyut Trusmi secara deskriptif
STRUKTUR SEBAGAI ESTETIKA PADA BANGUNAN GEREJA SANTO YUSUF CIREBON Mona Fitria Nur’Annisa; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1627.568 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i1.43

Abstract

Cirebon merupakan salah satu Kota di Jawa Barat yang banyak memiliki peninggalan bangunan pada era zaman kolonial Belanda. Salah satu bangunan yang masih berdiri hingga saat ini adalah Gereja Santo Yusuf dimana bangunan tersebut juga masih berfungsi dengan baik. Saat ini bangunan tersebut merupakan bangunan yang dilestarikan dan masuk dalam daftar bangunan cagar budaya. Tujuan penelitian ini adalah mencari informasi dan gambaran mengenai bentukstruktur yang ada di bangunan Gereja Santo Yusuf Cirebon. Metode penelitian yang di gunakan pada studi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif, menggunakan analisa, proses dan makna serta teori yang ada. Hasil penelitian yang telah melalui tahap analisa, data terhadap landasan teori menghasilkan gambaran bentuk struktur yang di gunakan pada bangunan tersebut serta menemukan adanya estetika pada bentuk struktur bangunan Gereja Santo Yusuf Cirebon. Hasil penelitian diaharapkan memberikan manfaat mengenai bentukan arsitektural bangunan kolonial Gereja Santo Yusuf Cirebon
TRANSFORMMASI BENTUK DAN FUNGSI ALUN-ALUN KEJAKSAN SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK Syiva Miftahul Jannah; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1672.488 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i2.76

Abstract

Ruang terbuka publik merupakan suatu ruang yang dapat diakses secara bebas oleh seluruh masyarakat. Salah satu nya adalah alun-alun. Alun-alun merupakan salah satu ruang publik bersejarah yang terus mengalami perubahan seiring waktu dan kebudayaan manusia yang terus berkembang. Sebagai bentuk dari ruang publik, perubahan yang terjadi pada alun-alun tak dapat dilepaskan dari peran institusi pemerintahan dan kebijakan yang diambilnya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kontrol terhadap kota dan ruang-ruang publiknya. Alun-alun Kejaksan berada di jalan Kartini, Kecamatan Kejaksa, Kebon Baru, Cirebon. Alun-alun Kejaksan sebagai ruang terbuka publik telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk dan fungsi sejak dibangun tahun 1918. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan bentuk meliputi elemen pembentuk ruang terbuka yang terdiri dari lapangan, taman, jalur pedestrian, serta aspek fungsi yang meliputi fungsi administrasi dan sosial budaya..Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan observasi lapangan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bagaimana transformasi bentuk yang terjadi di Alun-alun Kejaksan
IDENTIFIKASI PEMANFAATAN RUANG ALUN ALUN KOTA MAJALENGKA Deby Bunga P.W; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2454.211 KB) | DOI: 10.59970/jas.v15i1.97

Abstract

Alun alun merupakan salah satu bentuk ruang terbuka yang berada di setiap pusat kota seluruh Indonesia. Di pusat kota majalengka sendiri, alun alun Memiliki fungsi ruang sebagai fasilitas public dan arena taman terbuka yang bisa dinikmati semua orang. Sudah tebentuk sejak lama, alun alun majalengka mengalami perubahan fisik dan pemanfaatan ruang dari waktu ke waktu. Tentunya perubahan ini tidak lepas dari peran pemerintah kota setempat yang bertanggung jawab terhadap alun alun tersebut. Pembangunan kembali alun alun majalengka ini, sedikit mengalami perubahan pada awal tahun alun alun ini terbentuk. Dengan adanya penambahan fasilitas dan bentuk ruang baru, membuat pemanfaatan alun alun majalengka menjadi lebih banyak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan ruang yang berada di alun alun majalengka sedangkan metode penelitian adalah metode dedukatif dan kualitatif dengan mneggunakan referensi teori mengenai elemen fisik pembentuk kota. Hasil penelitian menunjukan adanya kesesuaian dan kekurangan pada desain alun – alun Kota Majalengka.
IDENTIFIKASI SISTEM KONTRUKSI PADA BANGUNAN KOLONIAL DI KOTA CIREBON: STUDI KASUS : GEDUNG SMPN 14 KOTA CIREBON Ayu Lestari; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1772.885 KB) | DOI: 10.59970/jas.v12i2.107

Abstract

SMP 14 Kota Cirebon merupakan bangunan yang berada di Jl. Kebumen, Kota Cirebon. Gedung ini dibangun pada tahun 1933, yang berfungsi sebagai taman kanak-kanak penduduk Belanda (Frobelschool). Setelah merdeka pada tahun 1949 gedung tersebut difungsikan sebagai gedung STP (Sekolah Teknik Pertama) 2 STP betahan dari tahun 1958-1992. Pada tahun 1992 bangunan ini di alih fungsikan menjadi SMP 14 Kota Cirebon hingga sekarang. Bentuk struktur dari bangunan ini diterapkan dengan menyesuaikan iklim tropis yang ada di kota cirebon, bentuk atap perisai dan selasar pada bangunan ini diterapkan sesuai fungsi bangunan, selain itu bahwabangunan yang memiliki selasar sebagai pelindung bsangunan, cenderung lebih sejuk dari pada bangunan yang langsung menerima panas matahari pada dinding facadenya. Elemen pada atap bangunan memiliki peran menahan panas matahari dan hujan, dimana atap merupakan elemen yang paling penting pada suatu bangunan terutama didaerah iklim tropis.
KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL PADA GEDUNG BALAIKOTA CIREBON Dava Ramandika Kuswantoro; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59970/jas.v13i1.112

Abstract

Pengaruh kependudukan kolonial di Indonesia membawa dampak bagi Bangsa Indonesia di berbagai sendi kehidupan, salah satunya yaitu gaya atau langgam bangunannya. Gaya arsitektur kolonial di Indonesia sangat erat kaitannya dengan sejarah perkembangan pembangunan negara ini. Bangunan-bangunan peninggalan kolonial banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan macam fungsi yang berbeda-beda. Salah satunya Gedung Balai Kota Cirebon. Gedung yang digunakan sebagai kantor Walikota Cirebon ini berada di Jalan Siliwangi No.24, Kampung Tanda Barat, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Gedung ini dirancang oleh Arsitek H.P. Handl dan C.F.H. Koll yang memadu padankan gaya arsitektur modern barat dengan gaya arsitektur lokal. Gedung Balai Kota Cirebon sudah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya, sebagaimana dalam Surat Keputusan Walikota Cirebon Nomor 19 tahun 2001. Elemen arsitektural pada fasade Gedung Balaikota Cirebon ini menjadi fokus yang akan dikaji lebih dalam, terutama kaitannya dengan bangunan Balaikota Cirebon sebagai salah satu bangunan bergaya kolonial. Menurut Fajarwati (2011), karakter dari sebuah objek arsitektur merupakan keberagaman atau kekhasan yang tersusun menjadi ciri-ciri objek arsitektural atau susunan elemen dasar yang terangkai sehingga membuat objek tersebut mempunyai kualitas atau kekhasan yang membedakan dengan objek lain. Mengacu pada aspek tersebut maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif guna mengetahui makna dari elemen visual fasade. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi mengenai ciri-ciri karakter visual fasade bangunan kolonial Gedung Balai Kota Cirebon, khususnya pada elemen arsitektural pada fasade.
KOMPOSISI FASADE PEMBENTUK KARAKTER VISUAL PADA BANGUNAN BANK INDONESIA CIREBON Suryadi .; Nour Dikha Oktapian; Nurhidayah .
Jurnal Arsitektur Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59970/jas.v13i1.114

Abstract

Pada masa colonial Cirebon merupakan Kota dengan tingkat perekonomian yang pesat, ketika dalam kekuasaan VOC dibuat bangunan De Javasche Bank dan setelah dinasionalisasikan dibuatlah bangunan baru bersebelahan dengan bangunan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konstektualisasi citra ornamen luar gedung bank bank indonesia cirebon baru terhadap gedung bank indonesia cirebon lama. Analisis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan batasan yaitu terbatas hanya pada ornamen luar gedung Bank Indonesia saja. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gedung Bank Indonesia Cirebon adalah gaya imperialisme atau kolonialisme dimana memiliki unsur garis vertikal, ornamen, dan warna utama putih