Kusnarto Kusnarto
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DINAMIKA KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG LARANGAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA MASJID (ANALISIS FRAMING PADA KOMPAS.COM DAN DETIK.COM) Fildzah Izzah Billah; Roziana Febrianita; Kusnarto Kusnarto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 3 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i3.2023.1010-1016

Abstract

Framing portal berita online merupakan salah satu usaha monitoring kebijakan pemerintah dan tanggapan masyarakat atas tindak lanjut kebijakan tersebut pada khalayak. Dalam hal ini, pemberitaan kebijakan larangan penggunaan pengeras suara di masjid memicu polemik pro dan kontra di tengah masyarakat, terlebih Indonesia sebagai negara dengan mayoritas umat muslim terbanyak di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembingkaian berita tentang kebijakan larangan penggunaan pengeras suara di masjid pada Kompas.com dan Detik.com. Metode penelitian ini ialah metode pendekatan kualitatif dengan analisis framing model Robert Entman yang berfokus pada konstruksi pemberitaan kebijakan pengeras suara azan di masjid pada Kompas.com dan Detik.com. Berita yang dianalisis yakni masing-masing 2 (dua) berita dari Kompas.com dan Detik.com dengan periode publikasi pada bulan Februari 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada elemen define of problems, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation bahwa Kompas.com dan Detik.com memiliki pandangan dan frame yang berbeda. Framing pemberitaan Kompas.com terkait kebijakan Kementerian Agama tidak hanya mengatur urusan soal pengaturan pengeras suara, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas para takmir masjid. Sementara framing pemberitaan Detik.com menyimpulkan bahwa kebijakan Kemenag RI perlu pengkajian yang mendalam dan diselaraskan dengan kearifan lokal di setiap daerah. Selain itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendapat banyak kritikan dari banyak pihak karena memberikan perumpamaan gonggongan anjing dengan toa masjid.