Agus Santoso
Sekolah Tinggi Teologi Moriah – Tangerang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

The Urgency of Applying Enculturation to the Existence of Batak and Christianity in Indonesia Marudut Bernadtua Simanjuntak; Sutrisno Sutrisno; Marthin Steven Lumingkewas; Amos Neolaka; Agus Santoso
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.944

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pentingnya menjaga dan menghargai budaya Batak dan kekristenan di era globalisasi yang berdampak pada homogenisasi budaya. Dalam konteks globalisasi, budaya Batak dan Kristen dihadapkan pada tantangan yang cukup signifikan. Pengaruh globalisasi seperti arus informasi, perubahan sosial ekonomi, dan masuknya budaya asing dapat mengancam eksistensi budaya dan agama lokal. Oleh karena itu, enkulturasi menjadi penting untuk diterapkan sebagai strategi dalam menjaga keutuhan budaya Batak dan kekristenan. Enkulturasi adalah upaya mengintegrasikan nilai-nilai budaya Batak dan Kristiani ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk pendidikan, religi, seni, dan kehidupan sosial. Hal ini tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan identitas budaya dan agama, tetapi juga mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara generasi muda Batak dan masyarakat global yang semakin terhubung. Dalam publikasi ini, kami menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi partisipatif untuk mendapatkan data yang akurat dan holistik. Analisis data dilakukan melalui pendekatan interpretatif untuk menggali pemahaman mendalam tentang urgensi implementasi enkulturasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan enkulturasi sangat penting untuk mempertahankan eksistensi budaya Batak dan kekristenan di tengah arus globalisasi. Melalui enkulturasi, masyarakat Batak dapat memperkuat identitas budaya dan agamanya, serta membangun jembatan kesepahaman dengan masyarakat global. Selain itu, enkulturasi juga dapat meningkatkan toleransi, rasa hormat, dan kerjasama antar budaya. Kesimpulannya, publikasi ini menekankan urgensi penerapan enkulturasi sebagai jawaban atas tantangan globalisasi terhadap budaya Batak dan Kristen. Di era yang semakin terkoneksi ini, penerapan enkulturasi bukan hanya sekedar pilihan, melainkan sebuah keharusan dalam menjaga keragaman budaya dan agama di Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berkontribusi pada upaya pelestarian budaya Batak dan kekristenan, serta menginspirasi upaya serupa di komunitas lain yang menghadapi tantangan serupa.