Sonya Simanjuntak
PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Etika Kristen Pengambilan Keputusan Secara Situasional Rafi Marthin Hutapea; Rencan C. Marbun; Lenny M. Hutauruk; Nugra H.C.N Sipahutar; Juliber Arman Simanjuntak; Sonya Simanjuntak; Togi Sarmauli Siahaan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.1152

Abstract

Etika Kristen adalah etika hidup orang-orang Kristen yang berlandaskan firman Tuhan. Landasan Firman Tuhan adalah Alkitab sebagai pedoman hidup orang-orang Kristen yang tinggal dalam tatanan Kerajaan Allah. pengambilan keputusan aspek situasional kepentingan diungkapkan dalam kebijaksanaan, yang mengukur situasi berdasarkan pengalaman dan situasi tertentu. Kebijaksanaan dapat disampaikan dalam peribahasa, perumpamaan, narasi melayani sebagai contoh, dan objek pelajaran yang hanya berlaku dalam kasus normal. Untuk mencari, menerapkan, menguji, mengenali, mempelajari, bertanya, mendengarkan, menjadi bijak, menasihati serta gagasan serupa dalam Alkitab semuanya menggambarkan secara berulang kali liku-liku baru jalan untuk membuat keputusan yang paling bijak. Kebijaksanaan terutama memberikan nasihat umum, yang hanya dapat dipraktikkan dalam situasi tertentu. Dalam situasi yang sama sekali berbeda, penggunaannya justru akan menghasilkan kebalikannya. Apa yang kita hadapi di sini adalah 'etika situasional' yang sehat. Jika etika situasional mengakui perintah Tuhan dan membatasi diri pada situasi itu tidak diatur dengan jelas oleh mandat Tuhan, etika situasional “dengan hikmat alkitabiah” dapat menjadi suplemen penting dan komponen harian dari keputusan etis. Demikianlah dalam kitab Amsal “dosa” (Ibrani paesa) digunakan dua belas kali, tetapi dosa terhadap Allah tidak pernah disebutkan secara langsung. Dari sini orang tidak dapat menyimpulkan bahwa hikmat mengungkapkan pertimbangan murni manusia, sementara hukum menyatakan perintah ilahi yang diwahyukan. Kebijaksanaan mengandaikan iman kepada Tuhan yang mengungkapkan dirinya dan memandang ini sebagai firman Tuhan. Kata Kunci: Etika Situasional, Kebijaksanaan,Normatif Abstract Christian ethics is the living ethics of Christians based on the word of God. The foundation of God's Word is the Bible as a life guide for Christians who live in the order of God's Kingdom. decision making situational aspects of interest expressed in wisdom, which measures the situation based on experience and specific situations. Wisdom can be conveyed in proverbs, parables, narratives serving as examples, and object lessons that apply only in normal cases. To seek, apply, test, recognize, learn, ask, listen, be wise, exhort and similar ideas in the Bible all forge new ways to make the wisest decisions. Wisdom mainly gives general advice, which can only be applied in certain situations. In a completely different situation, using it would actually do the opposite. What we are dealing with here is sound 'situational ethics'. If situational ethics recognizes God's commandments and limits oneself to those situations not clearly governed by God's mandate, situational ethics “with biblical wisdom” can become an important supplement and a daily component of ethical decisions. Thus in the book of Proverbs "sin" (Hebrew paesa) is used twelve times, but sin against God is never directly mentioned. From this one cannot conclude that wisdom expresses purely human judgment, while law expresses revealed divine commandments. Wisdom presupposes faith in God who reveals Himself and views these as the words of God. Keywords: Situational Ethics, Wisdom, Normative
Strategi Pembelajaran Penggabungan Jelajah Teka Teki Silang (TTS) Dengan Musik Dan Lagu Di SMA N 2 Balige Kabupaten Toba Lenny M. Hutauruk; Nugra H.C.N Sipahutar; Sonya Simanjuntak; Togi Sarmauli Siahaan; Pardomuan Simanullang
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.1192

Abstract

Guru adalah ujung tombak terlaksananya pembelajaran di kelas. Baik tidaknya pembelajaran di kelas akan ditentukan oleh cara seorang guru dalam menyajikaan materinya di depan peserta didik. Suatu materi yang tidak menyenangkan dapat menjadi menyenangkan apabila seorang guru mempunyai kreativitas dalam membawakan materi tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu anak didik adalah dengan merancang pembelajaran yang menyelaraskan pemakaian fungsi otak kiri dan otak kanan, yaitu pembelajaran menggunnakan logika, imajinasi, emosi, rasa, gambar, analisis, sintesis, perbedaan, kesamaan, dan mengejutkan. Penelitian ini menggunakan instrument tes hasil belajar mata kuliah kurikulum dan pembelajaran, dan refleksi di akhir pembelajaran. Tes dihitung menggunakan nilai rata-rata, dan motivasi dilihat dari hasi refleksi pembelajaran dengan menganalisis jawaban-jawaban siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Balige pada Mei tahun 2023. Nilai siswa meningkat secara signifikan. Tadinya siswa hanya memperoleh nilai rata – rata sekitar 64 setelah adanya dengan pembelajaran teka teki silang dengan music dan lagu maka rata – rata nilai siswa naik sekitar 30% menjadi 93.
Mendesain Dialog Antar Siswa Tentang Agama Maydelin Purnama Yuda Perangin-angin; Sonya Simanjuntak; Togi Sarmauli Siahaan; Arip surpi sitompul
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2004

Abstract

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan, terpanggil mengelola adanya keberagaman agama agar dapat belajar hidup bersama di masyarakat yang pluralistik. Tulisan ini menjelaskan tentang pentingnya melakukan dialog dalam upaya membangun relasi kedamian antar umat beragama dan intern umat beragama dalam lingkungan sekolah. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran bagaimana membangun ruang dialog agama-agama yang mutuality-acceptance di sekolah. Pembahasan dalam tulisan ini menggambarkan monolog atau sikap siswa dalam berdialog tentang agama, mengingat sekolah adalah komunitas yang beraenakaragam. Dialog sangat dibutuhkan di sekolah sehingga perlu sikap saling belajar dan saling menerima keberagaman untuk memperkaya dalam rangka belajar hidup bersama. Dialog di sekolah dapat dibangun melalui aspek humanitas yang mengedepankan nilai kemanusiaan dan persoalan tanggung jawab bersama. Saran kepada organisasi, sekolah dan guru agar memberikan ruang dialog sebagai wadah dalam belajar hidup bersama. Penulis berharap bahwa dialog yang dibangun atas dasar kesimbangan pemahaman secara utuh baik terhadap ajaran agama yang diyakininya maupun ajaran agama orang lain antar siswa sehingga mampu diamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu mendialogkan agama dengan baik. Kata kunci: keberagaman, dialog di sekolah, dialog antar siswa tentang agama Abstract Schools as an educational institution are called to manage the diversity of religions in order to learn to live together in a pluralistic society. This paper explains the importance of conducting dialogue in an effort to build peaceful relations between religious communities and within religious communities within the school environment. This paper aims to provide an overview of how to build a space for dialogue between religions that is mutuality-acceptance in schools. The discussion in this paper describes the monologue or attitude of students in dialogue about religion, considering that schools are diverse communities. Dialogue is very much needed in schools, so it needs an attitude of mutual learning and mutual acceptance of diversity to enrich it in the context of learning to live together. Dialogue in schools can be built through aspects of humanity that prioritize human values and issues of shared responsibility. Suggestions to organizations, schools and teachers to provide dialogue space as a forum for learning to live together. The author hopes that the dialogue will be built on the basis of a balance of complete understanding of both the religious teachings he believes in and the teachings of other people's religions between students so that they can practice them in everyday life, and are able to carry out religious dialogues well. Keywords: diversity, dialogue in schools, dialogue between students about religion