Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN USIA PENGENALAN SAYUR DAN BUAH DENGAN TINGKAT KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN Damayanti, Tri; Murbawani, Etisa Adi; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 7, No 1 (2018): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.643 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v7i1.20770

Abstract

Latar Belakang : Tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah dibawah dari angka yang direkomendasikan. Pengenalan sayur dan buah pada anak oleh orang tua sangat penting dalam pengembangan awal penerimaan dan pola makan sayur dan buah yang akan diterapkan sampai anak tersebut dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia pengenalan sayur dan buah dengan tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah usia 3-5 tahun.Metode : Desain penelitian cross-sectional dengan 53 anak prasekolah usia 3-5 tahun dipilih secara Consecutive Sampling. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Wonotingal dan Kelurahan Candisari (wilayah kerja Pukesmas Kagok), Semarang. Data usia pengenalan sayur dan buah diperoleh melalui wawancara kuesioner. Data tingkat konsumsi sayur dan buah dipeoleh melalui SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Quesioner. Analisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman.Hasil : Median usia pengenalan sayur 8,17 bulan dan buah usia 7,6 bulan. Median tingkat konsumsi sayur pada anak sebesar 84,78 gr/hari dan buah sebesar 98,94 gr/hari. Usia pengenalan sayur tidak berhubungan dengan tingkat konsumsi sayur (p=0,193) dan usia pengenalan buah berhubungan dengan tingkat konsumsi buah (p=0,045). Analisis multivariat menunjukkan bahwa sebesar 20,5% ketersediaan buah berpengaruh terhadap tingkat konsumsi buah.Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara usia pengenalan sayur dengan tingkat konsumsi sayur, sedangkan usia pengenalan buah berhubungan negatif dengan tingkat konsumsi buah pada anak prasekolah usia 3-5 tahun.
LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezi) DENGAN BOBOT BIBIT AWAL BERBEDA MENGGUNAKAN METODE RAKIT APUNG DAN LONG LINE DI PERAIRAN TELUK HURUN, LAMPUNG Damayanti, Tri; Aryawaty, Riris; Fauziyah, Fauziyah
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 11, No 1 (2019): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.863 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v11i1.8582

Abstract

Rumput laut Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezi) merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Teknik budidaya dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain metode rakit apung dan long line. Tujuan penelitian ini untuk megetahui pengaruh laju pertumbuhan rumput laut E.cottonii dengan bobot bibit berbeda (50 gr, 100 gr, dan 150 gr) dengan menggunakan metode rakit apung dan long line. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2017 di Teluk Hurun Lampung. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang dilanjutkan dengan one way ANOVA. Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap satu minggu sekali selama 42 hari. Parameter perairan yang diukur antara lain DO, pH, salinitas, kecerahan, nitrat, fosfat, suhu dan kecepatan arus. Hasil penelitian menunjukkan bobot bibit 50 gr memiliki pertumbuhan tertinggi dengan rata-rata pertumbuhan harian 2,15 %, pertumbuhan mingguan 72 gr dan pertumbuhan mutlak 72 gr. Sedangkan untuk metode pananaman, metode rakit apung memberikan hasil lebih baik dibanding long line.
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU Damayanti, Tri; Yanti, Sari; Amrullah, Hindi
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat antibiotik adalah salah satu yang paling sering diresepkan, dijual dan digunakan di seluruh dunia. Penggunaan antibiotic yang sesuai atau tidak sesuai, telah dijelaskan sebagai pendorong utama bagi munculnya, peningkatan dan penyebaran resistan antibiotik.Kegiatan penelitian dilakukan di Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu yang dilakukan pada bulan Desember 2017-Februari 2018.Sampel dalam penelitian ini adalah non random (non probality) sampling yaitu pengambilan sampel bukan acak atau random sampling dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Dari hasil penelitian didapatlah tingkat pengetahuan masyarakat terhadap antibiotik di Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu berpengetahuan rendah yaitu 55 %. Berdasarkan tingkatan pendidikan terakhir rata-rata berpengetahuan rendah yaitu 57,08 %. Berdasarkan tingkatan pekerjaan rata-rata berpengetahuan rendah yaitu 69,98 % dan Berdasarkan tingkatan umurrata-rata berpengetahuan rendah yaitu 62,90 %.
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT INJEKSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD M.YUNUS BENGKULU PERIODE 2018 Damayanti, Tri
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan obat sangat penting dilakukan oleh pemerintah terutama pengelolaan obat di rumah sakit pemerintah, karena ketidakefisiensi pengelolaan akan memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medis maupun ekonomis. Pengelolaan tidak hanya mencakup aspek logistik saja tetapi juga mencakup aspek informasi obat, supervise dan pengendalian obat yang rasional. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemakaian obat  hemapo injeksi, dan rinoper injeksi pada pasien gagal ginjal di RSUD M.Yunus Bengkulu. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemikiran bagi pengambilan kebijakan bidang farmasi. Penelitian dilaksanakan di RSUD M.Yunus Bengkulu, pertimbangannya karena merupakan rumah sakit terbesar di Propinsi Bengkulu. Populasinya  pasien yang berobat Juli-Desember 2018. Sampelnya 110 orang. Pengambilan sampel dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa penggunaan obat injeksi pada pasien gagal ginjal  rata-rata perbulan yaitu obat hemapo injeksi dan rinoper injeksi masing-masing (1811) dan (249) ampul. Jumlah dan persentase tingkat pemakaian dua jenis obat cuci darah adalah obat hemapo injeksi  87,91%  ampul, dan obat rinoper injeksi 12,09%  ampul.