Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH BENTUK PERKOTAAN TERHADAP KONSUMSI ENERGI TRANSPORTASI DI KABUPATEN MAJENE Rahmiyatal munaja Hatta; Ade Mulawarman; Astinawaty; Nurfitriani Maskur
BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol 5 No 1 (2023): Bandar: Journal of Civil Engineering
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bjce.v5i1.2178

Abstract

Saat ini perkembangan perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan bentuk yang sama yaitu urban sprawl (Kustiwan et al., 2012; Chen et al., 2013, Giasi, et.al., 2017). Penelitian terkait bentuk perkotan dan konsumsi energi transportasi telah dilakukan di beberapa negara, seperti di Cina (Huang et al., 2022; Shunping et al., 2010), di USA (Kaza, 2020), termasuk di Indonesia (Kustiwan et al., 2012). Kawasan perkotaan di Kab. Majene juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Selama empat tahun, peningkatan jumlah penduduk di Kab. Majene pada tahun 2020 (176.393 jiwa) dari tahun 2016 (166.397 jiwa) adalah sebesar 0,27% (BPS Kab. Majene, 2016-2020) dan terjadi peningkatan populasi kendaraan bermotor pada tahun 2011-2014 mencapai 6.747unit kendaraan atau sebesar 45,75% (Dispenda Kab. Majene, 2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Penyebaran luas kawasan terbangun di Kab. Majene belum terjadi di kawasan pinggiran, hal ini terlihat dari belum adanya perumahan formal di Kecamatan Sendana dan Kecamatan Malunda di Kab. Majene. Urban sprawl yang dideskripsikan sebagai pembangunan tidak terencana, menyebar, berkepadatan rendah, dan tidak terstruktur di pinggiran kota tidak terjadi di lokasi penelitian ini. Secara rinci, salah satu bentuk nyata dari proses sprawl adalah meningkatnya jumlah pembangunan perumahan yang tersebar di kawasan pinggiran perkotaan yang menambah panjang jaringan jalan dan memunculkan aktivitas ekonomi lainnya di kawasan tersebut. Dari uraian tersebut, karakteristik bentuk perkotaan di Kabupaten Majene belum tergolong sprawl. 2) Keterkaitan antara bentuk perkotaan pada skala perumahan dan karaktristik sosial ekonomi diidentifikasi melalui karakteristik pola perjalanan perumahan. Karakteristik konsumsi energi transportasi diperoleh melalui jenis dan harga bahan bakar minyak (BBM) per hari berdasarkan tujuan perjalanan responden. Konsumsi energi transportasi di enam perumahan tertinggi oleh moda pribadi berupa mobil di perumahan Al Ikhlas Regency yaitu 3,2 ltr/hr dan terendah di perumahan Mutiara Adzalina yaitu 1,5 ltr/hr.