Ardiyaningsih Puji Lestari
Jambi University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Teknologi Pengupas Kulit Kopi Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Bisnis Cascara Liberika Di Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Tanjung Jabung Barat Ardiyaningsih Puji Lestari; Dede Martino; Linda Handayani; Mapegau Mapegau; Islah Hayati
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i2.7989

Abstract

Salah satu daerah penghasil kopi di kabupaten Tanjung Jabung barat adalah Kelurahan Parit Lapis Kecamatan Betara. Berdasarkan wawancara dengan Camat Betara, sebagian besar masyarakat memang bertani kopi. Persoalan utama yang dihadapi oleh mitra yang memproduksi teh Cascara Liberika adalah sulitnya mengupas kulit kopi yang secara fisik memang tebal dan besar. Masyarakat harus merendam kopi dalam waktu 12 jam dan melucuti kulit satu persatu menggunakan tangan kosong. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan produktivitas cascara Liberika sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan untuk mitra. Metode yang dilakukan adalah  membuat suatu teknologi tepat guna untuk pengupas kulit kopi sehingga masyarakat dapat mengupas kulit kopi dalam jumlah banyak per hari. Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian yaitu bulan Mei–November 2021. Objek Pengabdian pada program ini adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Karang Taruna Sukarejo Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah peserta 20 orang. Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini menggunakan pendekatan Particippatory Rural Appraisal (PRA). Proses pengabdian ini dilaksanakan baik secara daring ataupun luring. Mitra sangat menyambut baik teknologi tersebut dan merasakan manfaat akan teknologi tersebut. Kegiatan ini efektif meningkatkan produktivitas teh cascara Liberika di Kelurahan  Mekar Jaya Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ke depannya, kegiatan ini akan terus berlanjut dan ditargetkan menambah alat pengupas kulit kopi pada mitra.One of the coffee-producing areas in West Tanjung Jabung district is Parit Lapis Village, Betara District. Based on interviews with the Head of the Betara Sub-District, most people are coffee farmers. The main problem faced by partners who produce Cascara Liberika tea is the difficulty in peeling the coffee skin, which is physically thick and large. People must soak the coffee within 12 hours and strip the skin one by one using their bare hands. This service activity aims to increase the productivity of Liberika's cascara so that it can have a significant economic impact on partners. The method used is to create an appropriate technology for coffee peeling so that people can peel coffee in large quantities daily. The time for carrying out community service activities is May - November 2021. The object of service in this program is the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) and Sukarejo Youth Organization, Betara District, West Tanjung Jabung Regency, with 20 participants. The implementation of this community service program uses a Participatory Rural Appraisal (PRA) approach. This dedication process is carried out both online and offline. Partners welcome this technology and feel the benefits of this technology. This activity effectively increased the productivity of Liberika cascara tea in the Mekar Jaya Village, West Tanjung Jabung Regency. This activity will continue in the future, and it is targeted to add coffee peelers to partners. 
Pendampingan Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi dalam Mengolah Sampah Menggunakan Bioreaktor Pengolah Pupuk Cair (BPPC) Ramah Lingkungan Ardiyaningsih Puji Lestari; Dede Martino; Wilyus Wilyus; Buhaira Buhaira; Yulia Alia; Linda Handayani; Sri Novianti; Siti Hodijah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i3.7988

Abstract

Belakangan ini, persoalan sampah menjadi semakin kompleks. Sejauh ini belum ada gerakan dari mahasiswa dalam pemanfaatan sampah, khususnya sampah organik. Mahasiswa punya potensi dan kreativitas yang mampu mengelola sampah namun keterbatasan pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, aktivitas positif pada sampah ini dapat menjadi nilai yang positif saat penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tim melaksanakan kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membina mitra dalam pengolahan sampah organik dengan menerapkan teknologi BPPC. Teknologi BPPC ini telah terbukti dapat mengubah sampah organik menjadi pupuk cair ramah lingkungan. Mitra dalam kegiatan ini adalah Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi. Pemilihan mitra didasarkan pada keinginan tim untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa mengolah sampah juga meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan. Kegiatan pengabdian ini berlangsung selama 8 bulan dari bulan April sampai November 2021, dengan jumlah peserta kegiatan 25 orang. Langkah-langkah yang dilakukan yang pertama adalah sosialisasi ke mahasiswa, kemudian membimbing mahasiswa untuk melakukan pengolahan sampah organik dengan baik, dan timpun akan membina mahasiswa dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan. Kegiatan dilakukan secara daring dan luring. Setelah kegiatan pendampingan, mahasiswa telah mampu menghasilkan produk pupuk cair yang siap dipasarkan dan juga telah dimanfaatkan pada usaha hidroponik yang dilakukan oleh mahasiswa.The problem of waste is getting increasingly complex day by day; so far, there has been no movement from students in utilizing waste. Students have the potential and creativity to manage waste but have limited knowledge and skills. In addition, positive activity on this waste can be a positive value when implementing the Merdeka Learning Campus Merdeka (MBKM). The team conducting this service activity aims to foster partners in organic waste processing by applying BPPC technology. This BPPC technology has been proven to convert organic waste into environmentally friendly liquid fertilizer. Partners in this activity are agroecotechnology student associations. The selection of partners was based on the team's desire to improve students' skills in processing waste and increase student awareness of the environment. This service activity lasts eight months, from April to November 2021, with 25 participants. The first steps taken are socialization with students, then guiding students to process organic waste properly, and Timpun will guide students in developing an entrepreneurial spirit. The dedication team has performed organic waste processing activities within the Faculty of Agriculture. Activities are carried out online and offline. So far, liquid fertilizer products have been produced, ready to be marketed, and used for the hydroponic plant.