Ade Tutty Rossa Rochayati
Universitas Islam Nusantara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MANAJEMEN MUTU SEKOLAH KESETARAAN PAKET C SEBAGAI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN LULUSAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR (STUDI KASUS PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PROGRAM PAKET C DI KABUPATEN KUTAI TIMUR) Ade Tutty Rossa Rochayati; Deti Rostini; Rembang Supu
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.15769

Abstract

Latar Belakang, rendahnya kualitas pendidikan dipercaya sebagai penyebab rendahnya kualitas sumber daya manuisa. Tuntutan peningkatan kualitas pendidikan tidak saja terletak pada perbaikan mutu input dan outpun. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memiliki posisi yang strategis dalam penyelenggaraan program pendidikan non formal atau dulu dikenal dengan pendidikan luar sekolah. Hal ini ditunjukkan pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menetapkan PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan non formal. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, "Menata Kutai Timur Sejahtera Untuk Semua,” Kemendiknas Kabupaten Kutai Timur mengimplementasikan, dengan menetapkan visinya: Terwujudnya Insan Yang Bertakwa, Cerdas, Kompetitif, dan Berprestasi Gemilang di Tingkat Nasional maupun Internasional. Tujuan penelitian, meningkatkan kualitas pendidikan, manajemen mutu. Penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian tindakan, metode penelitian ini melibatkan pengumpulan data, analisis, dan tindakan perbaikan yang dilakukan oleh para praktisi pendidikan sendiri dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam konteks sekolah kesetaraan Paket C, penelitian tindakan dapat melibatkan pengamatan langsung, refleksi, dan implementasi perubahan dalam proses pembelajaran dan manajemen mutu, Hasil Penelitian, perencanaan manajemen mutu Sekolah Kesetaraan Paket C, mencakup kegiatan yang akan dilakukan, sumber daya yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaan, dan tanggung jawab pihak-pihak terkait. Pelaksanaan rencana tindakan perlu dilakukan secara konsisten dengan melibatkan semua pihak terkait, seperti guru, staf sekolah, siswa, dan orang tua. Partisipasi masyarakat memainkan peran penting dalam meningkatkan lulusan sekolah kesetaraan Paket C di Kabupaten Kutai Timur. Simpulan melalui keterlibatan orang tua, kolaborasi dengan komunitas, dukungan sosial, dan penyediaan sumber daya, masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik Rekomendasi, rekomendasi, diperlukan pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan untuk memastikan pengajar memiliki pemahaman mendalam tentang kurikulum, metode pengajaran yang efektif, dan penilaian yang akurat.
PERAN PENGAWAS PAI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Ade Tutty Rossa Rochayati; Deti Rostini; Khalifaturrahmah Khalifaturrahmah; Ahkmad Maki; Bidin Bidin; Sulaiman Sulaiman
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.16334

Abstract

Kurikulum Merdeka merupakan sebuah pendekatan dalam pendidikan yang diperkenalkan di Indonesia untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum mereka sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa peran Pengawas PAI dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Mengevaluasi efektivitas bimbingan teknis yang diberikan oleh Pengawas PAI kepada guru-guru PAI dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum PAI yang efektif. Metode penelitian yang digunakan dalam pebelitian ini deskriptif naratif untuk memberikan fleksibilitas dalam menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang kompleks. Hasil penelitian, Pengawas PAI memiliki peran penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dalam mata pelajaran PAI. Mereka dapat memberikan bimbingan teknis kepada sekolah terkait implementasi Kurikulum Merdeka dalam mata pelajaran PAI. Pengawas PAI juga dapat mengadakan pelatihan bagi guru-guru PAI untuk membantu mereka memahami konsep dan tujuan Kurikulum Merdeka serta memberikan pedoman dalam mengembangkan kurikulum PAI yang sesuai. Implementasi penguatan pendidikan karakter mengarah pada pembentukan budaya sekolah yang religius, nasionalis, mandiri disiplin gotong royong dan integritas nilai-nilai itu melandasi prilaku, tradisi kebiasaan kesehariaan, dan simbol-simbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah. Sekolah mengembangkan proses pendidikan karakter melalui proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat dalam pengembangannya. Peran pengawas PAI dalam pemantauan, evaluasi, dan dukungan terhadap implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan sangat penting. Dengan peran aktif ini, diharapkan pendidikan agama Islam di Kecamatan Sungai Tabuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Rekomendasi. PAI, sekolah dapat mengimplementasikan pendekatan ini dalam kurikulum mereka. Kepada KKG PAI agar melakukan peningkatan kualitas pembelajaran PAI, dengan memanfaatkan temuan penelitian, sekolah dapat melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kualitas pembelajaran PAI secara keseluruhan. Lakukan kolaborasi dan pertukaran pengetahuan sebagai sarana untuk berkolaborasi dan melakukan pertukaran pengetahuan antar sekolah, guru.
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMAN 3 SUKABUMI Ade Tutty Rossa Rochayati; Deti Rostini; Caca Danuwijaya; Dian Anggraeni; Budi Setia Negara
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.16339

Abstract

Latar Belakang, adanya Perpres No 87 Tahun 2017 model implementasi penguatan pendidikan karakter terdapat juga lima dimensi nilai-nilai karakter Nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong dan religius. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai strategi penguatan pendidikan karakter dalam rangka membangun sekolah yang berkarakter dan menghasilkan lulusan yang memiliki karakter yang baik yaitu berakhlak mulia, sebagai upaya perbaikan dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah, sehingga penerapan pendidikan karakter pada sekolah kejuruan menjadi efektif dan lebih langgeng (sustainable). Penelitian ini menggunakan metode deskriftif sebab sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu mendeskripsikan keadaan fenomena-fenomena yang berkenaan dengan penguatan pendidikan karakter di sekolah menengah kejuruan, tepatnya di SMAN 3 Sukabumi Jawa Barat. Hasil penelitian Implementasi penguatan pendidikan karakter mengarah pada pembentukan budaya sekolah yang religius, nasionalis, mandiri disiplin gotong royong dan integritas nilai-nilai itu melandasi prilaku, tradisi kebiasaan kesehariaan, dan simbol-simbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah. Kesimpulan, pendidikan karakter merupakan suatu keniscayaan dalam upaya menghadapi berbagai tantangan pergeseran karakter yang dihadapi saat ini, peran sekolah sebagai communities of character dalam pendidikan karakter sangat penting. Sekolah mengembangkan proses pendidikan karakter melalui proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat dalam pengembangannya. Rekomendasi, karena semakin terdegeradasinya karakter generasi muda dan kian lunturnya budaya nasional dan rasa nasionalisme maka dari itu di sekolah perlu di optimalkan langkah-langkah strategik dalam melakukan penguatan pendidikan karakter yang dapat mengakomodir pendidikan karakter religius dan nasionalisme atau kebangsaan.