Pemakaian petidin dan fentanil sebagai obat anestesi intravena saat ini makinbanyak digunakan. Beberapakeuntungan menggunakan kedua obat iniadalah mempunyai batas keamanan yang lebih besar karena dapatmencapai efek opioid yang diinginkan pada Sistem Saraf Pusat tanpa mendatangkan efeksamping. Sedangkankerugian anestesi intravena pada petidin dan fentanil, yaituterjadinya hipoventilasi atau penurunan volumetidal serta hipotensi tetapi tidak terlalu banyak. Pada fentanil hipoventilasi dan hipotensi yang terjadi tidakseberapa dibandingkan petidin, serta efek analgesiknya yang lebih kuat dibandingkan petidin. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan penganbilan data secara retrospektif. Subyek penelitianadalah pasien yang menjalani operasi elektif di instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Bhakti Asih Tangerangdan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian dianalisa menggunakan uji-t untuk mengetahuiada tidaknya perbedaan yang bermakna. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok secara random sederhana, yaitu15 orang pasien dimasukkan dalam kelompok petidin dan 15 orang pasien dimasukkan dalam kelompokfentanil. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu anestesi intravena dengan menggunakan fentanilmempunyai efek hipotensi lebih sedikit dibanding dengan menggunakan petidin Berdasarkan hasil analisisdidapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan petidin dan fentanil pada tekanandarah sistole, tekanan darah diastolik, tekanan darah MAP sebagai anestesi intravena pada menit ke 0 hingga5 menit ke III.