Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA CECENDET (Physalis angulata L.) PADA KADAR PROTEINURIA HEWAN MODEL LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK Vikasari, Suci Nar; Sutjiatmo, Afifah Bambang; Sukandar, Elin Yulinah; Suryani, Suryani; Perdana, Puput Ayu
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.312 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.7

Abstract

Penderita lupus eritematosus sistemik menggunakan imunosupresan untuk mengurangi manifestasi klinik yang timbul, diantaranya adalah proteinuria.  Penelitian sebelumnya menunjukkan herba cecendet (Physalis angulata L.) mempunyai efek imunosupresan. Pristana merupakan senyawa yang dapat menginduksi lupus pada tikus. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek ekstrak etanol herba cecendet terhadap proteinuria pada tikus Wistar yang diinduksi pristana.Pembuatan ekstrak etanol herba cecendet dilakukan menggunakan seperangkat alat Soxhlet. Pemodelan Lupus Eritematosus Sistemik dilakukan dengan induksi 0,5 mL pristana ip. Empat minggu setelah induksi pristana, ekstrak etanol herba cecendet dosis 50 dan 100 mg/kg bb diberikan selama6 minggu, dan sebagai pembanding digunakan Metilprednisolon1,4 mg/kg bb serta siklofosfamid35 mg/kg bb. Kadar protein dalam urin diukur pada setiap 3 minggu.Hasil uji proteinuria menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba cecendet dosis 50 mg/kg bb selama 6 minggu dapat menghambat kenaikan protein dalam urin dan berbeda jika dibandingkan kontrol (p<0,1), sedangkan ekstrak etanol herba cecendet dosis 100 mg/kg bb dapat menghambat kenaikan protein dalam urin meskipun tidak berbeda bermakna jika dibandingkan kontrol (p>0,1).Dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik ekstrak etanol herba cecendet untuk menurunkan kadar proteinuria adalah 50 mg/kg bb.
EFEK ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN CERME (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) PADA TIKUS WISTAR BETINA Sutjiatmo, Afifah Bambang; Sukandar, Elin Yulinah; Sinaga, Ririn; Hernawati, Redya; Vikasari, Suci Nar
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.365 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v1i1.1

Abstract

Cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) merupakan salah satu tumbuhan yang oleh sebagian masyarakat Indonesia digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan kadar kolesterol tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antikolesterol ekstrak etanol daun cerme pada tikus Wistar betina, dan menguji salah satu mekanisme kerjanya melalui uji efek penghambatan penyerapan kolesterol di saluran cerna. Ekstrak etanol dibuat dengan menggunakan seperangkat alat Soxhlet. Induksi kolesterol pada hewan uji dilakukan dengan pemberian kolesterol murni 400 mg/kg bb per oral dan 0,01% propiltiourasil dalam air minum ad libitum. Ekstrak etanol daun cerme diberikan pada dosis 22,5 dan 45 mg/kg bb, dan sebagai pembanding digunakan ezetimibe 0,9 mg/kg bb. Parameter yang diukur adalah bobot badan, kadar kolesterol dalam serum dan kadar kolesterol dalam feses. Hasil pengujian dianalisis statistik menggunakan Uji-t. Hasil uji persen relatif kadar kolesterol dalam serum menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5 da n 45 mg/kg bb mampu menghambat pembentukkan kolesterol jika dibandingkan terhadap kontrol pada hari ke-14, dimana efek penghambatan pembentukkan kolesterol terbaik ditunjukkan oleh ekstrak etanol dosis 45 mg/kg bb. Hasil uji persen relatif kadar kolesterol dalam feses menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5 dan 45 mg/kg bb memiliki efek penghambatan penyerapan kolesterol jika dibandingkan terhadap kontrol mulai hari ke 3 sampai hari ke 14. Hasil pengujian bobot badan hewan yang diberi sediaan uji ekstrak etanol cerme dan pembanding ezetimibe tidak menunjukkan peningkatan mulai hari ke 3 sampai hari ke 14. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa efek antikolesterol dari ekstrak etanol daun cerme berkaitan dengan kemampuannya menghambat penyerapan kolesterol di saluran cerna.
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK AIR HERBA PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis (L) VAHL) PADA MENCIT SWISS WEBSTER Sutjiatmo, Afifah Bambang; Sukandar, Elin Yulinah; Candra, Candra; Vikasari, Suci Nar
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.037 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v3i2.103

Abstract

ABSTRAK Herba pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl) secara tradisional dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti infeksi dan batu saluran kencing, diuretik, rheumatik, sakit tenggorokan (faringitis), pembersih darah, datang haid tidak teratur, keputihan, hepatitis A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan penggunaan herba pecut kuda pada hewan uji. Ekstrak air herba pecut kuda dibuat dengan metode perebusan dalam air suling selama 30 menit. Pengujian toksisitas akut dilakukan mengacu pada pedoman BPOM. Pengujian toksisitas akut dilakukan pada mencit Swiss Webster jantan dan betina dengan pemberian tunggal ekstrak air herba pecut kuda pada dosis 100, 500, 2.000, 5.000 dan 10.000 mg/kg bb. Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Hasil menunjukkan bahwa selama 14 hari setelah pemberian tunggal ekstrak air herba pecut kuda, tidak ada kematian pada seluruh hewan uji. Dapat disimpulkan bahwa LD50 ekstrak air herba pecut kuda lebih besar dari 5.000 mg/kg bb. Kata kunci: pecut kuda, Stachytarpheta jamaicensis, toksisitas akut, ekstrak air, LD50 ABSTRACT Traditionally, Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L.)Vahl) is used to treat various diseases such diuretic and rheumatic. The research objective was to determine safety of water extract S. jamaicensis herbas in mice. Water extract of S. jamaicensis were made using boiled water for 30 minutes. Acute toxicity test was done according to BPOM. Acute toxicity test was performed on Swiss Webster mice with a single administration of the water extract at doses of 100, 500, 2.000, 5.000 and 10.000 mg/kg bw. Observations of animal were done for a total of 14 days. The results showed that during 14 days of observation after single oral administration of water extract of S. jamaicensis up to 10000 mg/kg bw showed no toxicity of all experimental animals. It can be conclude that LD50 of water extract of S. jamaicensis is greater than 5.000 mg/kg bw. Keywords: pecut kuda, Stachytarpheta jamaicensis, acute toxicity, water extract, LD50
EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK AIR DAUN KENCANA UNGU Rahmi, Ayu Nurfitiria; Sutjiatmo, Afifah Bambang; Vikasari, Suci Nar
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.283 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v2i2.17

Abstract

Kencana ungu (Ruellia tuberosa L.) merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk mengobati diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hipoglikemik ekstrak air daun kencana ungu dengan menggunakan metode toleransi glukosa pada tikus Wistar jantan. Ekstrak air daun kencana ungu dibuat dengan metode perebusan, pengeringan menggunakan freeze dry. Dosis ekstrak air daun kencana ungu yang digunakan adalah  30, 60 dan 90 mg/kg bb, dengan pembanding klorpropamid dosis 22,5 mg/kg bb. Parameter yang diukur adalah kadar glukosa darah pada menit ke-0, 30, 60, 90, 120, 150, dan 180. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia daun kencana ungu mengandung flavonoid, alkaloid, polifenonl, tanin, steroid, triterpenoid, kuinon, monoterpernoid, seskuiterpenoid; sedangkan ekstrak air daun kencana ungu mengandung flavonoid,  alkaloid, polifenol, tanin, kuinon, monoterpernoid, seskuiterpenoid. Hasil uji toleransi glukosa menunjukkan bahwa dosis uji ekstrak air kencana ungu dosis 30, 60, dan 90 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Ekstrak air daun kencana ungu dosis 60 mg/kg bb memiliki efek hipoglikemic terbaik dan setara denga pembanding klorpropamid dosis 22,5 mg/kg bb.
UJI EFEK ANTITUKAK LAMBUNG EKSTRAK AIR HERBA BAYAM MERAH(Amaranthus tricolor L.)TERHADAP TIKUS WISTAR BETINA Hanafi, Novia Anggraeni; Sutjiatmo, Afifah Bambang; Vikasari, Suci Nar
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.282 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.11

Abstract

Herba bayam merah (Amaranthus tricolor Linn) dilaporkan dapat mengatasi gangguan lambung yang disebabkan asam berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antitukak lambung ekstrak air herba bayam merah. Ekstrak air herba bayam merah dibuat dengan cara perendaman pada air dingin selama 2 jam, selanjutnya disaring dan filtrat dikeringkan menggunakan freeze dry. Dosis ekstrak air herba bayam merah yang digunakan adalah 47,5; 95, dan 190 mg/kg bb, dan digunakan simetidin72 mg/kg bb sebagai pembanding. Induksi tukak lambung dilakukan dengan pemberian asetosal500 mg/kg bb dan pengikatan pilorus. Parameter yang diukur adalah keasaman lambung, jumlah tukak, diameter tukak, indeks tukak. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air dosis 47,5; 95, dan 190 mg/kg bb mampu menurunkan keasaman lambung, menurunkan jumlah tukak lambung dan memperkecil diameter tukak lambung jika dibandingkan kelompok kontrol. Dosis ekstrak air herba bayam merah yang paling efektif sebagai anti tukak lambung adalah 190 mg/kg bb dan setara dengan pembanding simetidin 72 mg/kg bb (p>0,05).
Efek Antihipertensi Ekstrak Etanol Daun Sembung (Blumea balsamifera) pada Model Hewan Uji Induksi Epinefrin Sutjiatmo, Afifah Bambang; Bintussolihah, Falna; Vikasari, Suci Nar
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.17 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v11i1.592

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease that has a high prevalence. Blumea balsamifera(Asteraceae) is one of the plants that has traditionally been used to treat high blood pressure. The aim of this study is to evaluate antihypertensive effect of ethanol extract of Blumea balsamiferaleaves on animal models induced epinephrine. The extract was made in 50% ethanol. Extraction was done using a set of Soxhlet tools. The antihypertensive effect test was carried out on male Wistar rats using epinephrine 0.25 mg/kg bwas inductor and blood pressure was measured indirectly through the tail using Kent Scientific's CODA system. The dose of extract was 8.75; 17.5 and 35 mg/kg bw, while propranolol at dose dose 1.8 mg/kg bw was used as comparator. The parameters were diastolic and systolic blood pressure. The results showed that the ethanol extract at doses of 8.75; 17.5 and 35mg/kg bw can prevent the increase in diastolic and systolic blood pressure in animals model induced epinephrine when compared to controls (p <0.05), where the best results is shown by the ethanol extract at dose of 17.5 mg/kg bw. The ability of the ethanol extract is equivalent to propranolol (p> 0.05). It can be concluded that Blumea balsamiferaleaves can be developed and have the potential to be antihypertensive.
EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK ETANOL HERBA CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA L) SEBAGAI SUPLEMEN TERAPI PADA RHEUMATOID ARTRITIS Vikasari, Suci Nar; Sujiatmo, Afifah Bambang; Sukandar, Elin Yulinah; Wahyuningsih, Sri; Solihah, Puspa Sari Dewi; Suryani, Suryani; Aisyah, Salmanda; Kuatrina, Kuatrina; Astuti, Niken Juni; Siftiani, Nindy Dwi
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v11i2.667

Abstract

Rheumatoid arthritis is an autoimmune disease characterized with chronic joint inflammation. Chronic inflammation leads to liver function abnormality. Previous study showed that Physalis angulata L. had antiinflammatory, hepatoprotector, and immunosupressan effect. This research aims was to evaluate the effect of ethanol extract of P.angulata as adjuvant on liver function of RA animals model. Animals was induced with 0.1 mL complete freund adjuvant (CFA) intraplantar. The dose of P.angulata extract was 50 mg/kg bw po. The extract was given for 10 days as adjuvant of 0.1125 mg/kg bw methotrexate. Evaluation of liver function consisted of measurement of aminotransferase (AST and ALT), alanine phosphatase (ALP), organ index, and histology. The result showed that CFA could increase the level of AST and ALP and decrease the level of ALT and organ index of control group. The extract of P.angulata as adjuvant of methotrexate could decrease the level of AST and ALP and increase the level of ALT and organ index compare to control group, but could not reach its normal value. Histology showed that the extract also could improve liver regeneration. The extract of P.angulata at dose of 50 mg/kg bw used as adjuvant could improve liver function of RA animals model. 
Combination Effect of Cecendet (Physalisangulata L.) Extract and Methylprednisolone in Reducing Inflammation and Improving Renal Functions in Pristane-induced Lupus Rat Models Sheba, Shiane Hanako; Setiani, Nur Asni; Sutjiatmo, Afifah B.; Vikasari, Suci Nar; Sukandar, Elin Yulinah
Majalah Kedokteran Bandung Vol 51, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v51n1.1599

Abstract

Cecendet (Physalis angulata L.) is a herbal plant commonly used for traditional remedies in Indonesia to prevent inflammation in rheumatic disease. Several studies have determined that cecendet has an immunosuppressant activity towards pristane-induced lupus animal model. A preliminary study has proven that its use is safe in animals based on acute and sub-chronic toxicity tests. In management of lupus, methylprednisolone is used for primary immunosuppressant agent. This study aimed to investigate the effect of cecendet ethanolic extract in combination with methylprednisolone on inflammation, urinalysis, and serum creatinine level of rats as pristane-induced lupus animal models. This study was conducted at the Pharmacology Laboratory of Pharmacy Faculty of Jenderal Ahmad Yani University in January 2016. Four groups of female rats were used i.e. normal group, control group, 62.5 mg/kg body weight (BW) cecendet ethanolic extract group, and group receiving 62.5 mg/kg bw cecendet ethanolic extract combined with 0.36 mg/kg body weight methylprednisolone for six weeks, followed by thirty days of 0.5 mL pristine-induced. Examinations on anti-inflammation effect, urinalysis, and serum creatinine level  were performed in week 3 and 6 during the intervention. The results showed that the administration of cecendet ethanolic extract alone and in combination with methylprednisolone could inhibit inflammation and reduce proteinuria and serum creatinine level when compared to the control group.Key words: Anti-inflammation, cecendet, creatinine, methylprednisolone, Physalis angulata L. Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Cecendet (Physalisangulata L.) dan Metilprednisolon terhadap Penurunan Radang dan Perbaikan Fungsi Ginjal Pada Model Tikus Lupus yang Diinduksi PristanaTanaman cecendet (Physalis angulata L.) sering digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia, antara lain sebagai antiradang untuk mengobati reumatik. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa cecendet memiliki aktivitas imunosupresan pada hewan model lupus yang diinduksi pristana dan aman berdasar s ata uji toksisitas akut dan subkronis. Pada penanganan lupus, metilprednisolon digunakan sebagai obat utama imunosupresan. Penelitian ini bertujuan menguji khasiat ekstrak etanol herba cecendet dalam penggunaan tunggal dan kombinasi dengan metilprednisolon terhadap radang, urinalisis, dan kadar kreatinin serum pada tikus yang diinduksi pristana sebagai model hewan lupus. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Ahmad Yani pada bulan Januari 2016.  Tikus betina sebagai hewan uji dibagi menjadi 4 grup, yaitu: grup normal, grupkontrol, grup diberi sediaan ekstrak etanol herba cecendet 62,5 mg/kg BB tunggal, dan grup hewan uji diberi sediaan ekstrak etanol herba cecendet 62,5 mg/kg BB kombinasi dengan metilprednisolon 0,36 mg/kg BB selama enam minggu, setelah tiga puluh hari diinduksi 0,5mL pristana. Tiga dan enam minggu setelah pemberian sediaan uji, dilakukan uji efek antiradang, pemeriksaan urin, dan pengukuran kadar kreatinin serum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba cecendet tunggal maupun sebagai komplemen dengan metilprednisolon selama enam minggu memperlihatkan pengaruh penghambatan pembentukan radang, menurunkan proteinuria dan menurunkan kadar kreatinin serum jika dibanding dengan kelompok kontrol.Kata kunci: Anti-radang, Cecendet, kreatinin, metilprednisolon, Physalis angulata L.
Potential of Ginger (Zingiber officinale), as anti-hypercholesterolemia to prevent metabolic syndrome: Systematic Literature Review Melani, Beta; Vikasari, Suci Nar
Journal of Science and Technology Research for Pharmacy Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jstrp.v1i2.49573

Abstract

Abstract Background: One of the symptoms of metabolic syndrome is an increase in cholesterol levels in the blood. Ginger (Zingiber officinale) is a herbal plant that has several active compounds that can help improve lipid levels in the blood. Aim: This systematic study was conducted to examine the potential of ginger as an anti-hypercholesterolemia to prevent metabolic syndrome. Methods: The study was conducted on Indonesian-language articles through the Google Scholar Indonesia database. The inclusion criteria used were articles in Indonesian, preclinical and clinical experimental research, and complete articles that were accessible free of charge. Results: The results of the study show that the anti-cholesterol effect of ginger has been proven both preclinically and clinically. To reduce blood cholesterol levels, ginger can be used combined with other herbs. Some of the active ingredients in ginger are phenolic compounds, including gingerols and shogaols. The suspected mechanism of action is to affect the HMG-CoA reductase enzyme by inhibiting the oxidation pathway and as antiinflammation. Conclusion: Ginger has the potential to prevent metabolic syndrome by reducing cholesterol levels in the blood Keywords: Ginger, Zingiber officinale, hypercholesterolemia, metabolic syndrome