Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Uji Daya Hambat Lendir Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Aktivitas Bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Staphylococcus aureus Muhammad Nizar; Kirana Aling
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i2.1695

Abstract

Pemukiman dengan kondisi tidak memenuhi syarat kesehatan dapat memicu penularan penyakit Tuberkulosis. Peningkatan kasus Tuberkulosis dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri individu dan kepadatan hunian lingkungan. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Maka dari itu, pengobatan Tuberkulosis dengan bahan alam sangat dicari sebagai alternatif antibiotik. Masyarakat Dinoyo Malang menggunakan Bekicot (Achatina fulica) sebagai obat penyakit pernapasan. Bekicot (Achatina fulica) digunakan sebagai pengobatan Tuberkulosis namun penggunaannya masih menggunakan cara tradisional dan belum terdapat penelitian untuk memastikan kebenarannya. Selain itu, lendir Bekicot (Achatina fulica) juga digunakan sebagai alternatif pengobatan jerawat yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan mengetahui lendir Bekicot (Achatina fulica) pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dapat menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat pada sekeliling cawan petri yang telah ditanam pengenceran lendir Bekicot (Achatina fulica). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir Bekicot (Achatina fulica) tidak dapat menghambat aktivitas bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun lendir Bekicot (Achatina fulica) konsentrasi 80% dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. Hal tersebut ditandai dengan adanya zona hambat yang terbentuk pada sekeliling cawan petri. Dapat diambil kesimpulan bahwa, lendir Bekicot (Achatina fulica) tidak dapat digunakan sebagai alternatif untuk penyakit Tuberkulosis dan dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus.