Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Macroalgae Community Structure in the Waters of Temajo Island, Mempawah Regency, West Kalimantan Putri Dahyu Susrini; Syarif Irwan Nurdiansyah; Mega Sari Juane Sofiana; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Ikha Safitri
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 11 No. 1 (2023): ISSUE JANUARY-JUNE 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Macroalgae are thallus plants that do not have organs in the form of roots, stems, and leaves that are not true. The existence of macroalgae as producer organisms contributes to the life of aquatic biota, especially herbivorous organisms in the waters of Temajo Island, Mempawah Regency, West Kalimantan. This study aims to determine the abundance, relative abundance, relative frequency, diversity index, uniformity index, and dominance index in the waters of Temajo Island. This research was conducted in August 2022, the sampling locations were three stations and were determined using the exploratory method based on the presence of macroalgae found. Macroalgae sampling was carried out using a quadratic transect of 10x10 m and based on the research results obtained 5 families, 3 classes, 4 orders, and 6 genera consisting of Sargassum, Turbinaria, Padina, Halimeda, Codium, and Amphiroa. The results of the analysis found that the genus Sargassum had abundance, relative abundance, and relative frequency (K = 0.72-2.35 ind/m2, KR = 49.99%, F = 0.83) of macroalgae communities in the waters of Temajo Island, Mempawah Regency, Kalimantan West, has a low-medium diversity value, low-high uniformity index and low-high dominance index. Keywords: Community Structure, Macroalga, Temajo Island, Mempawah Abstrak Makroalga merupakan tumbuhan thallus yang tidak memiliki organ-organ berupa akar, batang dan daun tidak sejati. Keberadaan makroalga sebagai organisme produsen memberikan sumbangan bagi kehidupan biota akuatik, terutama organisme-organisme herbivor di perairan Pulau Temajo Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kelimpahan, kelimpahan relatif, frekuensi relative, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi di perairan Pulau Temajo. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2022, lokasi pengambilan sampel sebanyak tiga stasiun dan ditentukan menggunakan metode Eksploratif berdasarkan keberadaan makroalga yang ditemukan. Sampling makroalga dilakukan menggunakan transek kuadrat dengan ukuran 10x10 m. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 5 famili, 3 kelas, 4 ordo, dan 6 genera yang terdiri dari Sargassum, Turbinaria, Padina, Halimeda, Codium dan Amphiroa. Hasil Analisa mendapatkan Genus Sargassum memiliki kelimpahan, kelimpahan relatif, dan frekuensi relatif (K = 0,72-2,35 ind/m2, KR = 49,99%, F = 0,83) komunitas makroalga di perairan Pulau Temajo Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, memiliki nilai keanekaragaman rendah-sedang, indeks keseragaman rendah-tinggi dan indeks dominansi rendah-tinggi. Kata kunci: Struktur Komunitas; makroalga; Pulau Temajo; Mempawah
Struktur Komunitas Kepiting Bakau di Kawasan Mangrove Desa Sungai Nibung, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Rafaela Thasya; Syarif Irwan Nurdiansyah; Yusuf Arief Nurrahman
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2023): July 2023
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v6i2.64637

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas kepiting bakau dan parameter kualitas perairan yang terdapat di kawasan hutan mangrove Desa Sungai Nibung, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Catch Per Unit Effort (CPUE). Metode dilakukan dengan menghitung jumlah sampel kepiting bakau yang tertangkap dalam setiap upaya penangkapan. Penangkapan dilakukan sebanyak 4 kali dalam rentang waktu seminggu sekali selama sebulan. Hasil yang di dapat menunjukkan terdapat tiga jenis kepiting bakau yang berada pada kawasan mangrove Desa Sungai Nibung yaitu S. serrata, S. tranquebarica, dan S. olivacea. Hasil kepadatan relatif kepiting bakau yaitu 19,59% untuk jenis S. serrata, 75,71 % untuk jenis S. tranquebarica, dan 4,69% untuk jenis S. olivacea. Nilai indeks komunitas adalah indeks keeanekaragaman 0,674, indeks keseragaman 0,613, dan indeks dominansi 0,614. Keseluruhan indeks komunitas masuk ke dalam kategori sedang. Kualitas perairan kawasan mangrove Desa Sungai Nibung masuk ke dalam kategori sedang dan layak untuk menjadi habitat tempat kepiting bakau melakukan perkembangbiakan.
PENGARUH PERBEDAAN JARAK TANAM TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN Eucheuma cottonii DENGAN METODE KJA DI TELUK CINA PULAU LEMUKUTAN Adinda Yunivah; Syarif Irwan Nurdiansyah; Warsidah Warsidah
Oseanologia Vol 2, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v2i2.64387

Abstract

Pulau Lemukutan merupakan pulau terbesar di Kalimantan Barat yang berpotensi sebagai lokasi budidaya. Salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan yaitu Eucheuma cottonii. Kondisi rumput laut yang diproduksi di Indonesia belum maksimal disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan rumput laut. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan rumput laut yaitu jarak tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jarak tanam terhadap pertumbuhan Eucheuma cottonii dengan menggunakan metode KJA. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 3 kelompok percobaan, yaitu jarak tanam 20 cm, 30 cm dan 40 cm masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian memperoleh bahwa perbedaan jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii. Pertumbuhan rumput laut paling tinggi terdapat pada jarak tanam 30 cm dengan nilai rata-rata 5,05 g/hari. Kondisi parameter fisika dan kimia suhu, salinitas, pH, DO, kecerahan, kedalaman, nitrat dan fosfat dikatakan optimal. Sedangkan kecepatan arus mendapatkan nilai rata-rata kurang optimal. 
DAYA DUKUNG KAWASAN EKOWISATA MANGROVE EQUATOR PARK DESA JERUJU BESAR KECAMATAN SUNGAI KAKAP KUBU RAYA Martien Anyim; Syarif Irwan Nurdiansyah; Yusuf Arief Nurrahman
Oseanologia Vol 2, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v2i2.64580

Abstract

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang mengedepankan aspek lingkungan. Ekosistem yang berpotensi utuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata adalah ekosistem mangrove, salah satunya kawasan ekowisata Equator Park Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Daya Dukung Kawasan (DDK) ekowisata Equator Park Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya. Penelitian dilakukan di kawasan ekowisata Equator Park Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya. Data primer diambil menggunakan kuesioner pada 95 orang responden yang ditentukan berdasarkan metode sampling jenuh. Data sekunder diperoleh melalui wawancara langsung kepada pengelola kawasan ekowisata. Hasil penelitian mendapatkan bahwa kunjungan harian pada kawasan ekowisata Equator Park sejumlah 16 orang/hari, yang sebagian besar berasal dari Kota Pontianak (53%), dengan rentang umur 20 - 23 tahun (40%), jenis kelamin laki - laki (52%) dan jumlah kunjungan rata-rata 1-3 jam. Unit area yang disediakan pada kawasan ekowisata tersebut antara lain pendopo (120,12 m2), tracking dari beton (65 m), area photografi (15,12 m2) dan waktu pelayanan selama 8 jam. Hasil analisa mendapatkan Daya Dukung Kawasan (DDK) Equator Park adalah 103 orang/hari. Nilai tersebut masih mencukupi untuk mendukung kunjungan harian pada saat (16 orang/hari) sehingga aktivitas wisata di kawasan tersebut belum beresiko bagi ekosistem mangrove.
Tingkat Eksploitasi Kerang Darah (Tegillarca granosa) di Desa Pemangkat Kabupaten Sambas Ribuan Ribuan; Muliadi Muliadi; Syarif Irwan Nurdiansyah
Oseanologia Vol 2, No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v2i1.60511

Abstract

Kerang darah (Tegillarca granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang berpotensi dan bernilai ekonomis tinggi untuk dikembangkan sebagai mineral dan sumber protein untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat eksploitasi kerang darah. Pengambilan sampel dilakukan di dua stasiun, masing-masing stasiun terdiri dari dua transek garis, dan jarak antar transek garis adalah 10 m. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat berukuran 5 x 5 m2 dengan 5 plot. Hasil pengukuran laju eksploitasi T. granosa di perairan Desa Pemangkat adalah -0,43 dan 3,8. Status eksploitasi pada stasiun 1 (-0,43) dikategorikan sebagai rendah (<0,5) sedangkan status eksploitasi pada stasiun 2 (3,81) dikategorikan sebagai tinggi (>0,5). Eksploitasi kerang darah pada stasiun 2 menunjukkan adanya overfishing.
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Etanol Teripang Acaudina molpadioides Perairan Paloh Sambas Haiwatus Sakina; Mega Sari Juane Sofiana; Syarif Irwan Nurdiansyah; Warsidah Warsidah; Ikha Safitri; Shifa Helena
Oseanologia Vol 2, No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v2i1.59168

Abstract

Acaudina molpadioides pernah ditemukan terdampar di Paloh, Sambas pada Juli dan September 2021. Teripang ini diketahui memiliki potensi sebagai aktivitas antioksidan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis metabolit sekunder, aktivitas antioksidan dan toksisitas dari ekstrak etanol teripang A. molpadioides asal Paloh, Sambas. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazi). Senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol A. molpadioides mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin. Ekstrak memiliki aktivitas antioksidan dengan  inhibisi sebesar 32,55% pada konsentrasi 300 ppm. Toksisitas (LC50) ekstrak sebesar 171,22 ppm, yang tergolong dalam kategori sebagai toksik sedang dan dapat berpotensi sebagai antibakteri.
Inventarisasi Jenis Mangrove di Wilayah Pesisir Desa Sungai Nibung, Kalimantan Barat Ikha Safitri; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Syarif Irwan Nurdiansyah; Mega Sari Juane Sofiana; Andreani Andreani
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.109-124

Abstract

Desa Sungai Nibung merupakan salah satu wilayah pesisir di Kabupaten Kubu Raya, yang telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan konservasi di Kubu Raya. Pesisir Desa Sungai Nibung memiliki potensi sumberdaya alam dengan tingkat keanekaragaman tinggi, salah satunya mangrove. Mangrove memiliki peran penting secara ekologi dan ekonomi. Namun, pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan akan dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem, dan berdampak negatif pada keberadaan dan kelimpahan organisme. Keterbatasan data dan informasi mengenai potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan merupakan kendala utama dalam menentukan pola pengelolaan yang tepat untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis mangrove di wilayah pesisir Desa Sungai Nibung, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2022. Pengambilan data keanekaragaman jenis mangrove dilakukan menggunakan metode eksploratif dengan mencatat semua jenis mangrove yang ditemui di lokasi penelitian. Sampel mangrove diambil bagian akar, batang, daun, bunga, dan buah untuk selanjutnya dilakukan identifikasi. Hasil penelitian menemukan delapan belas spesies mangrove di wilayah pesisir Desa Sungai Nibung, dimana jenis yang paling dominan adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Sonneratia, dan Nypa. Berdasarkan kriteria Red List IUCN, B. hainesii masuk dalam status Critically Endangered (CR) atau terancam punah, sehingga masuk ke dalam prioritas konservasi. Inventarisasi potensi bioekologi dapat dijadikan baseline data dalam mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (ICZM) dan mendukung rencana pengelolaan dan zonasi KKP3K Kubu Raya.
Pendataan Potensi Bioekologi di Pesisir Desa Sungai Nibung dalam Mendukung Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Syarif Irwan Nurdiansyah; Ikha Safitri; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Mega Sari Juane Sofiana
Abdimas Galuh Vol 6, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i1.13668

Abstract

Desa Sungai Nibung sebagai salah satu kawasan pesisir di Kabupaten Kubu Raya memiliki potensi sumberdaya alam hayati dengan tingkat keanekaragaman tinggi. Potensi tersebut membuat Desa Sungai Nibung ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) di Kalimantan barat dengan target konservasi yaitu mangrove. Ekosistem mangrove memegang peran penting secara ekologis dan ekonomis sebagai habitat berbagai jenis organisme akuatik, serta potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk mendapatkan data inventarisasi potensi kawasan di pesisir Desa Sungai Nibung, Kalimantan Barat. Pendataan potensi sumberdaya hayati dapat dijadikan sebagai informasi dasar dalam mendukung rencana dan optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi. Kegiatan dilaksanakan pada Desember 2022 – Februari 2023. Pelaksanaan kegiatan meliputi pendataan keanekaragaman jenis mangrove, kepiting bakau, kerang, keong yang dilakukan secara eksploratif. Sedangkan, pengamatan kondisi kualitas perairan dilakukan secara in situ. Hasil Pendataan menunjukkan bahwa vegetasi mangrove memiliki tingkat keanekaragaman jenis tinggi dengan ditemukannya delapan belas spesies mangrove sejati. Terdapat tiga spesies kepiting bakau yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kerang dan keong juga merupakan komoditas perikanan penting di Desa Sungai Nibung yang dapat mendukung pendapatan masyarakat. Selain itu, beberapa jenis keong mangrove dapat dikonsumsi dan dijadikan alternatif sumber protein hewani dengan kandungan tinggi protein, rendah lemak, dan beberapa makro mineral esensial. Data kualitas perairan dapat digunakan sebagai dasar dalam mendukung peruntukan wilayah, misalnya untuk budidaya perikanan, aktivitas pelayaran, maupun pengembangan ekowisata.