Kekerasan terhadap tenaga kesehatan sering terjadi, dan merupakan sumber keprihatinan dalam sistem kesehatan. Literatur ilmiah menyoroti hasil perilaku, emosi, kognitif dan fisik yang negatif. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk memeriksa dampak yang dapat dihasilkan oleh paparan kekerasan di tempat kerja terhadap tenaga kesehatan profesional, untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan profesional tentang konsekuensi kekerasan di tempat kerja, dan untuk memandu penelitian di masa depan dalam mengidentifikasi strategi yang secara efektif dapat mengurangi insiden kekerasan di tempat kerja. Peneliti telah melakukan, sesuai dengan pedoman PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses), pencarian literatur secara sistematis di PubMed. Menurut literatur yang ditelaah, kekerasan di tempat kerja sebagian besar terjadi di bagian psikiatri, layanan darurat, poliklinik/ruang tunggu, dan unit geriatri. Faktor-faktor negatif seperti kurangnya informasi, kurangnya personil dan peralatan, serta gangguan komunikasi meningkatkan risiko perilaku kekerasan dalam layanan kesehatan. Sebagian besar kekerasan di institusi kesehatan dilakukan oleh pasien dan keluarganya dalam bentuk pelecehan verbal, kekerasan psikologis, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual. Kekerasan di tempat kerja dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan psikologis dan fisik petugas kesehatan, seperti peningkatan tingkat stres dan kecemasan; perasaan marah, bersalah, tidak aman, kelelahan.